[pullquote]Keinginan mengalihkan perhatian buah hatinya dari gadget, ternyata justru jadi titik awal bisnis boneka ber-omzet ratusan juta Rupiah. Selain rutin mengisi keramaian event Inacraft, kini Lovely Doll memiliki dua gerai di Bogor dan Bandung, dan mulai menapaki pasar internasional.[/pullquote]
Daripada gemas melihat anak menghabiskan waktunya dengan main gadget, ibu satu anak ini berpikir keras bagaimana cara mengalihkan perhatian puterinya Keisha dari gadget kesayangannya. Memorinya pun melayang ke masa kecilnya dimana anak-anak perempuan gemar bermain boneka.
Itulah yang melatari ‘lahirnya’ Lovelly Doll, boneka dengan aneka karakter kreasi Shavina K. Satijahardja–akrab disapa Vina. Hobi menjahit plus pengalaman mengikuti course membuat boneka di Korea, mengilhami Vina membuat boneka untuk puterinya. Ternyata Keisha menyukai hasil karya sang bunda.
Pasar pertama boneka Lovely Doll adalah bazaar sekolah Keisha. Laris manis, boneka buatan Vina. Uang hasil penjualan boneka sebesar 700 ribu Rupiah inilah modal awal Lovely Doll di awal 2012 menuju pasar yang lebih luas.
Perempuan berdarah Sunda ini merekrut orang-orang sekitar kediamannya di Perumahan Bogor Baru untuk membantunya membuat boneka. Pertama-tama ia memberi pelatihan, dan terpilih lah tujuh orang pegawai tetap hingga saat ini. “Kami sudah seperti sebuah keluarga,” kata Vina.
7 Karakter Lovely Doll
Untuk memberikan pilihan kepada konsumen, perempuan yang sempat bekerja di salah satu bank swasta ini membuat tujuh karakter Lovely Doll, yaitu si cute Amanda, si penyayang Jennifer, si manis Annabele, si ceria Chloe, si kutu buku Brenda, Grace si tomboi yang penyayang binatang, dan Lucy yang bawel. “Mewakili sifat anak yang bermacam-macam,” tukas Vina
Menurut Vina, dirinya sengaja membuat karakter boneka yang beragam agar konsumen bisa membeli boneka sesuai karakternya masing-masing. Uniknya, boneka ini juga dilengkapi sertifikat adopsi. Tujuannya agar si pemilik mau merawat dan menjaganya.
Uniknya lagi, selain boneka, Lovely Doll juga memproduksi pakaian, sepatu serta pernak pernik tambahan seperti jepit rambut, topi, sepatu, dan lain lain, yang dijual terpisah. “Di bulan puasa kami juga memproduksi tema hijab buat boneka boneka ini. Biasanya konsumen antusias menunggu koleksi hijab ala Lovely Dolls,” jelas Vina yang Anakku temui di workshop mungilnya di Bogor.
Dalam menjalankan bisnisnya, Vina memiliki keinginan untuk berbagi. Pengisian dakron ke badan boneka, ia melibatkan anak-anak yatim di sebuah panti asuhan di Ciomas. Bukan hanya itu, ia juga pernah membuka kelas membuat boneka bagi mereka yang mau belajar. Minimal peserta enam orang, dengan biaya per orang 200 ribu Rupiah. Namun kelas belajar ini akhirnya tak berlanjut karena kesibukan Vina.
Omzet Ratusan Juta Rupiah
Harga boneka kecil 65 ribu Rupiah, sedangkan yang ukuran besar 175 ribu Rupiah. Omzet Lovely Doll kini mencapai ratusan juta Rupiah per bulan. Porsi keuntungannya juga lumayan besar, berkisar 30 hingga 40 persen.
Garasi mungil Vina setiap hari berdenyut, seiring dengan ramainya penjualan Lovely Doll di dua gerainya, di Botani Square Mall lantai 1, Bogor dan Mall Istana Plaza lantai 2, Bandung. Dalam waktu dekat satu gerai rencananya akan dibuka di Jakarta.
Rencana ke depan? “Membuat Lovely Doll seri famili, memperbanyak koleksi pakaiannya, sepatu, pet, buku cerita. Pokoknya segala yang bersifat sehari-hari di rumah,” tutur Vina. Hingga saat ini produksi Lovely Doll per bulan mencapai 1500 boneka. Belum lagi pesanan untuk suvenir pernikahan dan pameran. Saat ini Shavina House of Design tengah ngebut, bersiap-siap mengikuti bazaar di London.
Sahabat Anak yang Aman
Boneka identik dengan barbie, yang banyak disukai anak-anak di seluruh dunia. Berbeda dengan barbie, yang berpostur kaku, boneka karya Shavina dibuat lentur dengan bahan lembut, kaki dan tangan bisa ditekuk dan tidak rusak atau sakit bila tertimpa anak saat tertidur. Ini sudah menjadi pertimbangan si pembuat, karena pengalaman masa kecilnya, boneka selalu dibawa saat tidur. Materi Lovely Doll terbilang aman, dengan materi pilihan. Misalnya saja untuk rambut, Vina memilih wol impor.