“Anak saya kulitnya sensitif. Pakai anting cupingnya jadi benyek. Dulu saat bayi, selain mengalami ruam popok, kulit punggungnya pernah mengelupas.”
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]B[/dropcap]egitu keluh bu Shinta. Secara umum kulit anak, khususnya bayi, memang relatif lebih sensitive dibanding kulit dewasa.
Sebetulnya apa yang dimaksud dengan kulit sensitif ?
Kulit sensitif ialah kulit yang mudah mengalami iritasi terhadap bahan yang relatif aman bagi individu lainnya. Anak berkulit sensitif cenderung lebih mudah mengalami masalah misalnya ruam popok, reaksi iritasi terhadap keringat, dll. Perawatan kulit sensitif bertujuan untuk menguatkan kulit agar bisa mengurangi sensitivitasnya dan meningkatkan toleransinya.
Secara umum, masalah ini lebih kerap terjadi pada individu yang berbakat alergi (atopi). Bakat alergi secara genetik bisa diturunkan dari salah seorang atau kedua orangtuanya. Namun bisa pula terjadi perubahan genetik spontan.
Apa sih atopi itu ?
- Atopi adalah kecenderungan seseorang untuk mengalami reaksi yang berbeda, bila berhadapan dengan sesuatu ‘bahan’ yang umum di jumpai.
- Semua ‘bahan’ yang dapat memicu reaksi alergi, disebut sebagai alergen. Untuk individu tertentu, maka tungau debu rumah, beberapa jenis makanan, partikel kulit binatang –misalnya kucing, anjing, dsb- yang dikenal sebagai dander, dll, dapat merupakan alergen. Reaksi yang terjadi dapat berupa asma, atau bersin-bersin sampai mata merah dan berair, sedangkan di kulit dapat berupa eksim dengan berbagai derajat berat ringannya.
- Individu atopik akan lebih mudah mengalami iritasi terhadap bahan yang memang pada dasarnya bersifat iritan. Misalnya deterjen, bahan-bahan tambahan pada berbagai sabun, beberapa bahan antiseptik, dsb.
Kasus makin banyak
Reaksi iritasi memang berbeda dari reaksi alergi. Munculnya kelainan alergi dipengaruhi faktor genetik, lingkungan, dan imunologi (gangguan respons imun). Pada masa mendatang, jumlah anak-anak alergis diperkirakan semakin besar. Hal ini karena semakin berkembang sebuah negara dan kejadian penyakit infeksi berkurang, justru membuat kasus alergi meningkat.
Tips
- Jaga kebersihan lingkungan. Debu rumah merupakan musuh besar bagi bayi karena dapat menimbulkan alergi berupa pilek, bersin-bersin, dan sesak napas. Hindarkan bayi dari paparan polutan, khususnya asap rokok.
- Bijaksana dalam memilih produk perawatan kulit. Bagi kulit yang sensitif ada baiknya menggunakan produk perawatan bayi. Karena sabun, bedak dan sampo bayi telah diuji keamanannya bagi bayi. Produk tersebut disyaratkan tidak mengandung bahan tambahan pewangi, pewarna atau antiseptik yang dapat memicu reaksi iritasi bagi kulit sensitif.
- Perhatikan kebersihan kulit. Hindari kontak dengan air seni apalagi tinja.
- Hati-hati menggunakan minyak penghangat tubuh karena akan mudah memicu iritasi pada kulit yang sensitif.
- Pilih jenis pakaian yang ringan, lembut dan menyerap keringat. Pastikan pakaian terbilas bersih saat dicuci sehingga terhindar dari iritasi akibat sisa deterjen atau pemakaian bahan kimiawi lainnya.
- Pastikan bayi mendapat ASI eksklusif. Bila perlu, jaga jenis makanan ibu menyusui. Perhatikan pemberian makanan padat pada usia yang tepat.
Referensi :
- Boediardja SA, Widaty S. Perawatan Kulit pada Bayi & Balita. Sehat di Millenium III. Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 2000.
- Caring for Children: Sensitive Skin or Eczema. Diunduh dari http://www.pedihc.com/health-resources/caring_children/eczema.php