Dear Dr. Yoni,
Betapa gembiranya kami sekeluarga ketika putri pertama kami lahir. Beratnya 3,5 kilogram dengan panjang 48 cm, secara normal. Namun keinginan untuk membawanya pulang terpaksa tertunda karena putri kami didiagnosa kuning. Menurut dokter bilirubinnya tinggi, dan anak kami harus menjalani terapi sinar. Apakah penyebab bayi kuning Dok, dan mengapa tidak semua bayi mengalaminya? Mohon penjelasannya. Terima kasih.
Diana
Cempaka Putih, Jakarta Timur
Dear Diana,
Kuning pada bayi baru lahir disebut ikterus atau jaundice, yakni
timbunan bilirubin di bawah kulit, yang disebabkan melekatnya bilirubin
atau pigmen empedu yang berwarna kuning pada kulit dan mata.
Tinggi rendahnya kadar bilirubin tergantung banyaknya sel darah merah
yang pecah dan kemampuan hati memproses dan mengeluarkan bilirubin.
Kuning yang tidak berbahaya terjadi pada kadar bilirubin sekitar 5-6
mg/dl di hari ke-3 dan ke-4. kemudian menurun dan menghilang dalam 1
minggu. Kadar bilirubin sampai 17 mg/dl pada hari ke-4 dan ke-5 umumnya
juga masih dapat ditoleransi secara baik oleh bayi.
Penyebab tersering adalah darah ibu kurang cocok dengan darah bayi.
Bila ibu memiliki Rh – sedangkan bayi memiliki Rh + atau ibu memiliki
golongan darah O sedangkan bayi memiliki golongan darah A, B, atau AB,
maka darah bayi akan banyak yang pecah.
Penyebab lain yang sering ditemukan pada orang Asia adalah kurangnya
enzim Glucosa-6-Phosphate Dehydrogenase (G-6-PD), yaitu enzim yang
bertugas memperkuat dinding sel darah merah.
Dr. Hardiono D. Pusponegoro, SpA(K)