[pullquote]Handal dalam berbisnis dan piawai dalam memasak. Demikianlah yang tergambar dari sosok Fatmah Bahalwan pemilik Natural Catering dan milis pecinta kuliner Natural Cooking Club (NCC). Di tengah kesibukannya mengajar di kelas memasak. Fatma masih sempat menyisipkan pesan kepada para ibu agar lebih memperhatikan bagaimana menyajikan menu-menu yang sehat dan kreatif berikut cara menumbuhkan rasa cinta kuliner nusantara pada anak-anak. [/pullquote]
Aroma sedap mengundang selera yang berasal dari sebuah rumah di kawasan Matraman, Jakarta Timur. Begitulah suasana sehari-hari, kediaman pendiri NCC ini yang selalu dipenuhi mereka yang menimba ilmu memasak dari berbagai kalangan. Setiap hari maksimal ada 30 orang belajar memasak dari Fatmah Bahalwan.
Kecintaan Fatmah pada dunia memasak berawal dari hobinya yang suka mengkreasikan bahan-bahan yang ia punya menjadi aneka kue dan masakan yang lezat. Awalnya, Fatmah membawa kue buatannya ke kantor. Mulai dari jumlah yang kecil hingga akhirnya pesanan berdatangan. Kemudian ia membuka kelas memasak Fatmah Cooking Class. Sampai pada suatu hari ia melepaskan jabatan sebagai sekretaris eksekutif di sebuah bank swasta pada 2004.
“Sejak tahun 1998 saya mulai memberanikan diri mempublikasikan resep-resep kue dan masakan di internet. Pada tahun 2002 mulai diminta dan diundang perkumpulan ibu-ibu untuk mengajar memasak. Saya memutuskan berhenti bekerja agar bisa lebih fokus pada 2004. Tahun 2005, Natural Cooking Club mulai berdiri dengan anggotanya waktu itu masih empat orang sementara anggota di internet 18 ribu netter. Seiring perjalanan waktu, member NCC terus meningkat dan saat ini kurang lebih dari 8000 member telah terdaftar di jejaring sosial seperti facebook,” tutur ibu tiga anak ini.
Mengenai kekhasan kuliner apa saja yang dipelajari di NCC. Fatma mengatakan bahwa ia tidak terfokus pada kuliner dari satu daerah saja melainkan mengikuti tren yang ada. Kuliner yang ia ajarkan bisa sangat beragam baik dari kuliner nusantara, Eropa maupun internasional lainnya. Hal lain yang biasa diajarkan belajar dari mulai penyediaan bahan baku, peralatan maupun cara pengemasan makanan.
Untuk menunjukkan eksistensinya di dunia kuliner NCC kerap mengadakan Homemade Culinary Festival yang biasa digelar setiap dua tahun sekali. Pada event ini kerap dihadirkan berbagai makanan nusantara dari Sabang hingga Merauke, misalnya bubur papeda dari Papua, cemilan Betawi seperti kue cincin dan kerak telor, aneka pepes dari Jawa Barat, dan sebagainya.
Menu sehat dan kreatif untuk anak
Fatma juga pemerhati menu sehat untuk anak-anak. Menurutnya banyak makanan yang bisa dibuat para ibu untuk anak-anak, mulai dari snack, bubur sampai main course. Juga makanan yang digemari anak-anak seperti nugget dan ekado. “Makanan homemade atau buatan rumah jauh lebih aman. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana membuat anak-anak lebih tertarik menyantap makanan yang disajikan di rumah,” tutur Fatma. Untuk itu ibu harus lebih kreatif terutama dalam menentukan bentuk dan warna makanan. Semisal saat membuat donat dan kue cubit para ibu perlu sedikit menghiasnya dengan membentuk menjadi karakter yang mereka sukai, memilih warna yang sesuai sehingga anak-anak merasa tertarik untuk mencicipinya.
Untuk anak yang tidak suka sayur dan buah, ibu bisa menyiasati dengan memasukkan aneka sayur dan buah dalam makanan dan kue seperti bolu kukus alpukat, puding sayuran, spaghetti saus wortel atau aneka sup. Namun dalam hal itu, ibu juga tetap harus mencoba memberikan sayuran dan buah yang nyata bagi anak-anaknya.
Memperkenalkan makanan nusantara pada anak-anak
Kuliner nusantara merupakan warisan budaya bangsa. Ini yang selalu Fatma tekankan kepada murid-muridnya. “Kita sebagai ibu harus tetap memperkenalkan dan menumbuhkan rasa cinta kuliner nusantara pada generasi muda termasuk pada anak-anak kita. Bagi anak ibu adalah sekolah pertama. Jadi supaya anak-anak lebih mencintai makanan nusantara, ibu harus memberikan contoh. Misalkan, menghidangkan setidaknya satu jenis kuliner nusantara dalam sehari di antara menu harian,” kata Fatma.
Cara lain, dengan sesekali mengajak keluarga makan di luar rumah, pilih tempat makanan yang menawarkan hidangan nusantara sebagai menu utama. “Suapaya rasa cinta dan bangga anak pada kuliner nusantara terus tergali dan tumbuh. Di banyak tempat seperti halnya di mal dan supermarket besar sudah banyak ditemui resto atau outlet yang menyajikan makanan nusantara,” katanya.
Meski telah sukses dan namanya melambung, Fatmah tidak merasa berpuas diri, ia masih merasa perlu terus belajar. Bahkan ia rela merogoh kantung untuk menimba ilmu sampai ke luar negeri. Begitulah Fatmah Bahalwan, sosok perempuan gigih yang tetap bersahaja.