[pullquote]Siska panik mana kala mendapati hasil tes kehamilannya positif. “Aduh, bagaimana ini, Azka baru juga mau masuk tujuh bulan,” katanya.[/pullquote]
Apa yang dialami Siska, juga dialami oleh ibu muda lain. Banyak pertanyaan muncul, misalnya apakah proses menyusui harus segera dihentikan? Berbahayakah bagi rahim? Risikonya apa saja?
Benar bahwa rahim membutuhkan waktu untuk kembali pulih. Secara matematis begini, setelah bersalin, ibu mengalami masa nifas selama 40 hari. Bagi ibu yang bersalin melalui bedah sesar, membutuhkan pemulihan bekas operasi selama kurang lebih 12 minggu. Jadi, total pemulihan butuh waktu empat sampai lima bulan. Bayangkan, betapa singkatnya tubuh ibu ‘beristirahat’ pascakehamilan, bila dalam hitungan satu dua bulan ibu kembali hamil.
Stop ASI atau lanjut?
Mekanisme tubuh selalu menyesuaikan keadaan. Pada saat hamil maka yang berperan adalah hormon kehamilan, dan pada saat menyusui yang berperan adalah prolaktin. Keduanya saling bekerja berlawanan. Pada saat menyusui, maka kemungkinan untuk hamil menjadi kecil, sebaliknya juga begitu. Karenanya, saat ibu hamil kembali maka kualitas dan kuantitas ASI berkurang. Salah satu tandanya, bayi menjadi ‘malas’ menyusu. Sebab itu, lebih baik pemberian ASI dihentikan.
Hindari aktivitas berat
Yang harus diperhatikan oleh ibu adalah menjaga kehamilan sebaik mungkin, hindari aktivitas yang berat, misalnya mengangkat beban berlebih, berdiri dalam jangka waktu lama, dan melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur. Bila ada rasa iritasi atau nyeri yang tak biasa segera konsultasikan dengan dokter kandungan.
Apa risikonya?
Yang paling dikhawatirkan bila jarak kehamilan terlampau dekat adalah terjadinya robekan rahim. Kondisi rahim belum sepenuhnya kembali pulih, sudah ‘terisi’ janin kembali. Gejala yang dirasakan ibu hamil biasanya adalah rasa nyeri. Di sini ibu harus peka, bila terasa ada rasa nyeri segera konsultasikan kepada dokter.
Terjadinya robekan rahim dapat diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Bila terjadi di kehamilan tujuh bulan misalnya, maka bayi harus segera dilahirkan melalui bedah sesar.
Rencanakan kontrasepsi pascanifas
Agar ibu dapat mengasuh bayi lebih fokus, rencanakan jarak kehamilan dengan baik, yakni dengan segera berkontrasepsi setelah masa nifas usai. Menyusui tidak dapat seratus persen mencegah kehamilan.
Konsultasikan dengan dokter atau bidan tentang kontrasepsi apa yang sebaiknya ibu gunakan. Kontrasepsi akan membantu ibu merencanakan kehamilan dengan lebih baik.