[pullquote]Makanan terbaik bayi ya ASI, namun pada kondisi tertentu sebagian ibu tak bisa memberikan ASI. Apa saja pilihannya?[/pullquote]
Usai pemberian ASI eksklusif biasanya ibu mulai memilah milih susu untuk buah hatinya. Seandainya jumlah ASI masih melimpah sih tidak masalah, namun bagi yang ASI-nya semakin berkurang tentu sudah mempersiapkan penggantinya.
Susu bisa menyumbang kebutuhan kalori hingga 40 persen dari kebutuhan sehari-hari selama masa pertumbuhan anak. Bisanya susu pertumbuhan diperkaya dengan zat besi (untuk mencegah anemia), vitamin D (untuk pertumbuhan tulang), dan berbagai zat gizi lainnya untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil.
Cermati kandungannya
Susu mengandung protein kasein dan whey, minyak sayur sebagai sumber lemak, laktosa sebagai sumber karbohidrat, dan biasanya dilengkapi dengan berbagai vitamin (seperti vitamin A dan D), serta nutrisi lainnya.
Rasio kasein dan whey bisa sangat bervariasi. Susu yang mengandung lebih banyak whey cenderung lebih mudah dicerna. Jumlah kasein yang lebih besar membuat susu agak lebih lama dicerna.
Sebagai orangtua, sebaiknya Anda:
- Membiasakan membaca label pada kemasan sebelum membelinya. Baca komposisi dan kandungan gizinya, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan anak.
- Pascapemberian susu, cermati reaksinya. Misalnya adanya perubahan pada pola buang air besar, tekstur, dan sebagainya.
- Perhatikan juga saran penyajian, agar tidak terlalu kental atau terlalu encer.
Tak terbantahkan bahwa ASI makanan terbaik untuk bayi. Akan tetapi karena satu dan lain hal, pemberian ASI bisa saja terkendala. Kondisi ini membuat ibu memberikan susu yang lain.
1. Susu hipoalergenik
Bagi Anda yang memiliki bayi yang alergi–terutama alergi susu sapi, sebaiknya berikan susu sapi dengan formula hipoalergenik atau hidrolisat. Susu hipoalergenik sendiri merupakan susu sapi yang kandungan proteinnya telah dihidrolisis sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah diolah oleh pencernaan bayi.
2. Susu formula soya
Susu yang terbuat dari sari kedelai ini umumnya diperuntukkan bagi bayi yang memiliki alergi terhadap protein susu sapi tetapi tidak alergi terhadap protein soya. Sebenarnya fungsi susu soya sendiri sama dengan susu sapi yang protein susunya telah terhidrolisis dengan sempurna. Tentu saja ini dapat digunakan sebagai pencegahan alergi tersier. Nah bagaimana jika bayi juga alergi terhadap susu kedelai? Untuk kasus ini sebaiknya Anda harus beralih ke susu formula dengan asam amino yang sudah terhidrolisis atau hipoalergenik.
3. Susu formula berasal dari susu sapi
Seperti kita tahu bahwa pada umunya susu formula yang beredar di pasaran merupakan jenis susu yang berasal dari susu sapi. Salah satu gejala yang ditimbukan jika anak alergi terhadap jenis susu ini yakni apabila mengalami gejala seperti diare. Nah, bagi bayi yang telah berusia di atas 6 bulan maka susu formulanya disarankan telah mendapatkan fortifikasi zat besi. Hal ini dikarenakan antara usia 4 – 6 bulan, persediaan zat besi pada tubuh bayi mulai berkurang sehingga perlu mendapatkan tambahan asupan dari luar.
4. Susu rendah laktosa
Jenis susu ini yakni susu sapi yang bebas dari kandungan laktosa atau biasa disebut low lactose atau free lactose. Sebagai penggantinya biasanya akan ditambahkan kandungan gula jagung. Jenis susu ini cocok untuk bayi yang tidak mampu mencerna laktosa atau biasa disebut dengan intoleransi laktosa. Hal ini dikarenakan si kecil dengan kondisi gula darahnya yang tidak memiliki enzim untuk mengolah laktosa.
5. Susu formula lanjutan
Biasanya dicantumkan keterangan “lanjutan” pada kemasannya. Pada umumnya susu formula jenis ini hanya diberikan kepada bayi di atas usia 6 bulan. Sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok dalam kandungan kalori dan nutrisinya. Jadi Anda tidak perlu buru-buru untuk segera mengganti ke jenis susu formula lanjutan jika stok di rumah Anda masih banyak dan bisa dimanfaatkan.
6. Susu formula khusus
Diperuntukan bagi bayi yang memiliki problem dengan saluran pencernaan. Karena dalam hal ini banyak bayi yang memiliki gangguan penyerapan karbohidrat, lemak, protein, atau zat gizi lainnya. Sehingga dengan pemberian susu formula khusus ini akan membantu dan menjaga kesehatan pencernaanya. Akan tetapi untuk susu formula jenis ini selain harganya mahal, juga tidak di jual sembarangan dan hanya bisa didapatkan di rumah sakit atau apotik saja.
Konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum memberikan susu formula.