[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]S[/dropcap]i Upik baru saja sembuh dari diare, tetapi ia tetap rewel terutama saat digantikan popok. Di lipatan paha dan area sekitar bokong tampak warna merah terang, berbintik-bintik, dan sebagian agak basah. Meskipun popok sudah sering diganti dan kulitnya sudah dioleskan krim, tetap saja keluhan itu tak berkurang. Akhirnya, setelah berkonsultasi ke dokter, barulah ibu tahu ini bukan ruam popok biasa.
Ruam popok umum terjadi saat bayi tetapi tidaklah mengkhawatirkan. Hanya sebagian kecil orang tua membawa anaknya ke dokter dan ruam popok biasanya akan hilang bila anak sudah toilet training. Namun, ada kalanya kita perlu waspada apalagi bila pengobatan tak benar dilakukan.
Ruam popok, dari ringan hingga berat
Ruam popok adalah istilah umum yang menggambarkan peradangan kulit yang terjadi di area popok. Bentuknya ada yang ringan dan bisa sembuh sendiri hingga membutuhkan pengobatan serius.
- Ruam yang memang disebabkan penggunaan popok, termasuk iritasi kulit, biang keringat, dan infeksi jamur.
- Ruam yang terjadi di area popok dan juga di tempat lain tetapi diperparah dengan penggunaan popok. Misalnya radang kulit akibat alergi (dermatitis atopi), dermatitis seboroik, psoriasis.
- Ruam yang terjadi di area popok tetapi tidak berkaitan dengan penggunaan popok. Termasuk infeksi kulit akibat bakteri, kelainan daya tahan tubuh, kekurangan zat seng, sifilis, skabies, hingga HIV.
- Ruam popok yang sebenarnya akan sembuh cukup dengan mengganti popok lebih sering dan menjaga kebersihan sekitar popok. Tetapi hati-hati jika jamur atau bakteri sudah hinggap karena itu saja tak cukup.
Mengapa ada ruam?
Kulit bayi begitu lembut dan peka. Area popok yang lembab membuat kulit bayi menjadi lebih sensitif terhadap zat yang ada di urin dan feses, selain itu pH kulit akan meningkat hingga lebih rentan terhadap iritasi.
Ruam popok sering mengikuti diare karena lebih banyak feses yang kontak dengan kulit. Bayi yang diberi ASI jarang yang menderita ruam popok karena ASI memiliki pH lebih rendah dan menambah keasaman yang dibutuhkan kulit.
Kapan harus diwaspadai?
Ruam popok yang berlanjut lebih dari tiga hari, 40-75%-nya disertai dengan infeksi jamur Candida albicans. Biasanya berasal dari feses sebab kulit area popok normalnya tidak mengandung jamur. Cirinya:
- Anak rewel saat digantikan popok atau saat buang air kecil dan besar.
- Bisa jadi sebelumnya anak minum antibiotik.
- Muncul bintik-bintik yang berkelompok, berwarna merah jelas yang nantinya bersatu membentuk area yang berbatas tegas dan ada beberapa bintik di luar area tersebut.
- Sering mengenai lipatan kulit dan kadang-kadang ada kerak-kerak putih.
Selain jamur, infeksi sekunder akibat bakteri juga perlu diwaspadai. Akan muncul tanda radang seperti bengkak, kemerahan, nyeri, bernanah atau muncul seperti bisul, hingga demam juga bisa terjadi. Penyebab lain perlu dipikirkan bila dengan pengobatan biasa, ruam tersebut tak menghilang.
Mencegah ruam popok
- Jagakah agar kulit area popok tetap kering dengan cara mengganti popok setiap kali anak buang air kecil dan besar
- Hindarkan kemungkinan air kencing dan feses bercampur dengan tidak menunda-nunda mengganti popok
- Bersihkan area popok (diaper) dengan sabun bayi dan air dan keringkan sebelum penggunaan popok selanjutnya.
- Gunakan popok dengan daya serap tinggi
Atasi ruam popok
Warna kemerahan merupakan tanda awal terjadinya ruam popok, cukup dengan melakukan langkah pencegahan, biasanya ruam popok dapat sembuh sendiri.
Dapat ditambahkan krim pelindung kulit khusus bayi yang mengandung zinc oxide atau petroleum untuk mencegah kontak dengan urin dan feses.
Gantilah popok dengan popok sekali pakai yang mengandung gel berdaya serap tinggi (superbasorbent gelling material) dan hindarkan penggunaan yang terlalu kencang
Untuk sementara, hindari penggunaan tisu basah (baby wipes) karena dapat menambah iritasi pada area popok, lebih baik gunakan air dan sabun.
Jika tidak sembuh juga, curigai kemungkinan adanya infeksi jamur atau bakteri dan penyakit lain.
Berbagai obat atasi ruam popok
1. Kategori obat: pelindung kulit.
Dalam kategori ini adalah obat-obat yang aman dan dijual bebas memiliki cara kerja melindungi kulit. Misalnya obat oles yang mengandung seng oksida (zinc oxide), bekerja sebagai antiseptik, menyejukkan kulit, dan mempercepat penyembuhan, juga petrolatum atau lanolin yang menahan air dalam kulit dan mencegah iritasi.
2. Kategori obat: Anti jamur
Dipakai bila dicurigai ada infeksi jamur atau telah terbukti dengan pemeriksaan laboratorium. Biasanya yang digunakan adalah krim atau salep nistatin, klotrimazol, atau econazole nitrat, bekerja mematikan dan mencegah pertumbuhan jamur lebih lanjut.
3. Kategori obat: steroid topikal (dioleskan di kulit)
Bekerja mengurangi peradangan. Misalnya obat yang mengandung hidrokortison. Penggunaannya perlu hati-hati karena efek sampingnya. Dapat diserap tubuh jika dipakai berlebihan dan justru dapat memperparah ruam popok jika ternyata disertai oleh infeksi jamur atau bakteri.
4. Kategori obat: antibiotika topikal
Digunakan untuk mengobati ruam popok yang terinfeksi bakteri.
Referensi :
- Conelly PK, Windle Mary L, Schwartzm RA, Editors. Agrawal R, Sammeta V. Diaper Dermatitis. Tersedia dalam: www. emedicine.com, 2004
- Balentine J, Wolfram W, Halamka, J, Editors. Kazzi AA, Nguyen K. Pediatrics, diaper rash. Tersedia dalam: www. emedicine.com, 2005
- Pray, SW. Diaper rash, the bottom line. U.S. Pharmacist. A Jobson Publication.