[box type=”info”]
Saya tengah hamil anak pertama (usia kehamilan sekarang memasuki 2 bulan). Dok, postur tubuh saya tidak tinggi (140cm) berat badan 40kg. Dokter kandungan saya pernah menyinggung soal kaitan antara tinggi badan dan kesulitan persalinan. Apakah memang demikian Dok? Benarkah ibu hamil berpostur pendek sulit melahirkan secara normal? Mohon penjelasan. Terima kasih.
(Hernita Tampubolon, Bandung)[/box]
Ibu Hernita yang baik,
Proses persalinan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu tenaga ibu (Power), jalan lahir (Passage), dan bayi (Passanger). Kombinasi ketiga faktor ini menentukan seorang ibu dapat melahirkan spontan per vaginam atau tidak.
Yang dimaksud sebagai power adalah kekuatan, regularitas, efektivitas dari kontraksi rahim (disebut his) dan tenaga mengedan ibu. Yang dimaksud dengan passage adalah ukuran dan bentuk tulang panggul serta ada tidaknya yang menghalangi jalan lahir, termasuk jaringan seperti otot dan kulit. Sedangkan passanger adalah besar, ukuran, letak, presentasi, dan posisi bayi yang akan melewati jalan lahir.
Secara sederhana dapat terjadi keadaan-keadaan sebagai berikut :
- Seorang ibu yang kapasitas panggulnya normal, taksiran berat bayinya tidak besar, tetapi kontraksinya dan tenaga mengedannya tidak kuat dapat menyebabkan persalinan tidak berlangsung lancar.
- Seorang ibu dengan kapasitas panggul yang normal, kontraksi yang adekuat, serta tenaga mengedannya baik, tetapi taksiran berat bayinya misalkan lebih dari 4000 g, dapat terjadi persalinan yang tidak berlangsung lancar juga.
- Seorang ibu dengan tenaga dan kontraksi yang adekuat, taksiran berat bayi hanya 2700 g, postur tubuhnya normal, tetapi pernah mengalami kecelakaaan sehingga bentuknya panggulnya tidak normal, mungkin juga tidak dapat melakukan persalinan spontan. Jadi faktor keberhasilan persalinan spontan per vaginam sangat banyak.
- Untuk kasus ibu yang menjadi pusat perhatian adalah kekhawatiran dengan postur tubuh yang kecil, kapasitas panggulnya juga kecil. Memang betul ada anggapan bahwa tinggi badan ibu berkorelasi dengan ukuran panggul. Bahkan tidak hanya ukuran tinggi badan, ukuran sepatu termasuk yang dipertimbangkan.
- Pada tahun 1980-an ada penelitian yang melaporkan bahwa apabila tinggi badan ibu kurang dari 152 cm dan ukuran sepatu kurang dari 5½, maka ibu tersebut tidak dapat melahirkan per vaginam. Namun demikian laporan ini kemudian banyak dikritisi, karena ternyata 80% ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 160 cm, dilaporkan dapat lahir spontan per vaginam. Tinggi ibu kemudian tetap menjadi faktor yang dipertimbangkan sedangkan ukuran sepatu tidak.
- Kapasitas panggul ibu dapat dinilai dengan pemeriksaan dalam oleh dokter atau pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan radiologis biasanya dilakukan di luar masa kehamilan. Untuk masa kehamilan, pengukuran panggul dilakukan setelah usia kehamilan mendekati aterm, karena pada saat itu otot-otot dan jaringan ikat panggul relatif melunak sehingga tidak senyeri pada usia kehamilan lebih muda.
- Disepakati bahwa ukuran bayi lebih dari 4000 g akan menyulitkan persalinan per vaginam. Namun di tahun 2000-an dengan kemajuan teknik diagnosis menggunakan USG, ukuran bayi dapat ditetapkan lebih akurat. Yang menjadi perhatian adalah diameter kepala bayi dan lingkar kepala bayi. Karena bukan hal yang jarang terjadi seorang bayi yang ditaksir beratnya masih kurang dari 4000 g ternyata tidak dapat lahir normal. Ternyata ada bayi yang walaupun beratnya kurang dari 4000 g tetapi lingkar kepala dan diameternya besar sehingga tidak cukup untuk masuk panggul ibu.
- Pada ibu hamil yang dicurigai ada ketidaksesuaian dengan ukuran bayi tetapi tetap ingin melakukan persalinan per vaginam, dan tidak cukup alat canggih untuk mendeteksinya, dapat dilakukan persalinan percobaan. Pada persalinan percobaan dengan observasi yang baik dinilai kemajuan persalinan, perubahan his dan turunnya kepala janin. Untuk waktu tertentu dokter akan menilai apakah persalinan maju atau tidak. Apabila tidak ada kemajuan yang memuaskan berarti persalinan percobaan gagal dan persalinan sebaiknya dengan bedah sesar.
Saran saya ibu diskusikan lebih lanjut dengan dokter ibu bagaimana cara terbaik untuk melahirkan bayi ibu. Tentu saja dengan meminta pada dokter untuk melakukan pemeriksaan selengkap mungkin.
Demikian jawaban saya mudah-mudahan bermanfaat.