Memang lucu melihat si buah hati gemuk, tapi hati-hati ancaman diabetes.
Dulu orang menganggap anak gemuk adalah anak yang bergizi cukup.
Anak gembil memang lucu dan menggemaskan tapi di luar itu ada banyak fakta yang perlu diwaspadai, salah satunya obesitas.
Obesitas pada anak
Obesitas atau kegemukan bisa terjadi di semua usia, tak terkecuali pada anak. Obesitas pada anak bisa terjadi karena ketidakseimbangan antara masukan energi dengan keluaran energi. Asupan energi yang tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan berlebih, sedangkan keluaran energi rendah disebabkan rendahnya metabolisme tubuh, aktifitas fisik dan efek termogenesis makanan.
Efek termogenesis biasanya dipengaruhi oleh komposisi makanan. Komposisi makanan memiliki efek thermogenesis yang berbeda. Lemak misalkan memiliki efek termogenesis (3% dari total energi yang dihasilkannya), karbohidrat (6-7% dari total energi yang dihasilkan) sedang protein (25% dari total energi yang dihasilkan protein).
Dari komposisi makanan yang mempengaruhi efek thermogenesis apabila rendah maka akan menimbulkan ketidakseimbangan yang pada akhirnya dapat memicu penimbunan dalam jaringan lemak yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Mengukur obesitas
Tiga cara pengukuran yang dapat dijadikan patokan untuk mengukur obesitas pada anak.
- Membandingkan berat badan dan tinggi badan. Disebut obesitas bila berat badan dibandingkan tinggi badan di atas persentil 90, atau 120% dibanding berat badan ideal. Cara ini lebih mencerminkan proporsi atau penampilan tetapi tidak mencerminkan massa lemak tubuh.
- Body Mass Index (BMI) atau Index Massa Tubuh (IMT) menentukan kelebihan berat badan berdasarkan indeks Quatelet (kg/m2). Interpretasi IMT tergantung pada umur dan jenis kelamin anak, karena anak lelaki dan perempuan memiliki lemak tubuh yang berbeda. Nilai batas IMT untuk kelebihan berat badan pada anak dan remaja adalah persentil 85 dan persentil 95.
- Pengukuran langsung lemak subkutan dengan mengukur tebal lipatan kulit (TLK).
Penatalaksanaan masalah obesitas
Obesitas pada anak dapat membawa dampak pada tumbuh kembang serta aspek psikososial anak. Obesitas anak yang berlanjut hingga usia dewasa juga bisa memunculkan bermacam gangguan seperti:
- Gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke
- Gangguan musculoskeletal seperti osteoarthritis
- Tipe kanker tertentu seperti kanker endometrium, kanker payudara dan kanker usus besar.
Sementara dari sisi psikologi, obesitas juga bisa menyebabkan masalah yang cukup serius bagi anak seperti :
- Anak bisa menjadi bahan candaan dan bully bagi teman-temannya
- Hal yang sebaliknya bisa terjadi, anak obesitas justru yang membully anak-anak lainnya
- Memiliki kepercayaan diri rendah dan merasa terisolasi di masyarakat
- Obesitas dapat meningkatkan risiko depresi pada diri anak
- Anak memiliki keterampilan sosial yang rendah
- Anak stres dan kegugupan yang cukup tinggi
Ayo lakukan evaluasi
Dengan beragam risiko tersebut diatas, sewajarnya dilakukan evaluasi sejak dini, meliputi; penilaian faktor risiko kardiovaskular, gangguan tidur, gangguan fungsi hati, masalah ortopedik yang berkaitan dengan kelebihan beban, kelainan kulit serta potensi gangguan psikiatri.
Pada prinsipnya tatalaksana obesitas pada anak dapat dilakukan dengan mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi. Caranya dengan pengaturan diet, peningkatan aktivitas fisik, merubah pola hidup dan keterlibatan keluarga dalam proses terapi.
Referensi :
- Childhood overweight and obesity, World Health Organization.
- Childhood obesity foundation