Tiga anak, tiga karakter dan tiga kemauan yang berbeda. Donna dan Darius menyikapi perbedaan ketiga putra-putrinya dengan mendidik mereka sesuai karakter dan membekali dengan kemandirian.
Ketika ketiga buah hati Donna dan Darius sedang berkumpul, suasana di rumah mereka pun selalu ramai. Ada yang bercanda, menangis, ada juga yang berteriak kencang ketika menonton bola dan melihat gawang lawan kebobolan. Namun ada juga saat-saat dimana Donna dan Darius sibuk berbagi tugas saat mengurus tiga anak yang sakit secara bersamaan.
Namun segala kerepotan mengasuh tiga bocah yang hanya berselisih usia dua tahun itu tak dianggap masalah yang berarti bagi Donna dan Darius. Keduanya justru menikmati peran menjadi orangtua bagi Lionel Nathan Sinathrya (10 tahun), Diego Andres Sinathrya (8 tahun) dan Sabrina Quinesha Sinathrya (6 tahun).
Beda anak, beda karakter
“Mengasuh tiga anak tentu membutuhkan ekstra kesabaran karena masing-masing anak memiliki sifat dan karakter yang berbeda,” ungkap Donna. Donna memahami betul bagaimana karakter masing-masing anaknya. Misalnya saja Si Sulung, Lionel, ia tergolong mudah beradaptasi dan mudah akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Itu sebabnya Donna dan Darius merasa lebih mudah ‘melepas’ Lionel untuk beraktivitas dan bergaul.
Berbeda dengan Diego, Donna merasa anak keduanya ini sedikit pendiam dan butuh dimotivasi untuk bersikap terbuka pada lingkungannya. Misalnya saat Donna mengantar Diego untuk masuk ke tempat kursus baru dan Diego agak enggan untuk berkenalan dengan teman-temannya. Donna terkadang perlu memberi sedikit iming-iming seperti membelikan Diego es krim apabila ia mau mengikuti kelas terlebih dulu.
Si Bungsu, Sabrina, yang juga satu-satunya anak perempuan Donna dan Darius, ternyata punya karakter yang lebih dewasa dari anak seusianya. Ia juga punya sifat yang terbuka seperti Sang Kakak, Lionel. Donna melihat bahwa Sabrina cukup mudah bergaul di lingkungan yang baru.
Tertarik pada berbagai kegiatan
“Di luar perbedaan karakter antara Lionel dan Diego, dua anak laki-laki ini ternyata punya ketertarikan yang sama di bidang olahraga. Sama-sama gemar dengan sepak bola. Sementara Sabrina lebih menyukai kegiatan memasak, dan saat ini ia sedang asyik dengan kegiatan barunya yaitu bergabung di sebuah cooking class,” tutur Donna.
Meski demikian, Donna tetap mendukung ketiga anaknya untuk belajar seni. Ia membebaskan anak-anaknya untuk memilih sendiri bidang seni apa yang ingin dipelajari, apakah itu menggambar, bermain alat musik atau pun yang lainnya. Donna menganggap seni memiliki manfaat yang besar dalam merangsang kecerdasan maupun kreativitas anak.
Berkomunikasi dwibahasa
Hal lainnya yang ingin ditanamkan oleh Donna dan Darius pada anak-anak mereka adalah mengasah kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing. Itu sebabnya mereka memasukkan Lionel, Diego dan Sabrina ke kelas-kelas Bahasa Inggris. Tujuannya agar anak bisa lebih luwes dalam menggunakan Bahasa Inggris seperti bahasa mereka sendiri.
“Dalam komunikasi sehari-hari, aku dan ayah mereka pasti menggunakan dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Saat ini, kalau diperhatikan, Lionel dan Diego sudah mulai intens saat harus berbahasa Inggris. Sedangkan Sabrina masih suka mencampurkan keduanya, misalnya ‘my name-nya aku Sabrina’,” ungkap Donna tergelak.
Melatih kemandirian
Hal yang terpenting bagi Donna adalah melatih kemandirian ketiga buah hatinya. “Anak-anak sejak usia prasekolah, sedikit demi sedikit sudah diajari untuk mampu mengurus diri sendiri, misalnya mandi, gosok gigi maupun berpakaian sendiri,“ tambah Donna. Jadi, dengan berbagai keterampilan itu, anak-anak pun mampu mengurus diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.
Kini kemandirian yang Donna dan Darius tanamkan mulai membuahkan hasil. Ini terlihat ketika pasangan tersebut melakukan perjalanan ke Maladewa untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-10. Donna dan Darius menitipkan anak-anak pada keluarga. “Saat berada dalam pengawasan paman Darius dan adik saya, anak-anak bisa bersikap kooperatif dan mandiri. Mereka tidak rewel dan bisa mempersiapkan keperluannya sendiri,” ujar Donna dengan nada bangga.