[pullquote]Sudah berusia lima bulan si kecil belum bisa tengkurap? Apa yang salah ya?[/pullquote]
Sungguh unik mengamati tumbuh kembang anak, sejak mereka dilahirkan, belajar tengkurap, mengangkat kepala, belajar duduk dan seterusnya. Masa-masa inilah orangtua perlu cermat mengamati si kecil, terutama di masa emas pertumbuhannya (golden period), yakni di tiga tahun pertama kehidupan si kecil.
Salah satu yang patut diwaspadai adalah anak mengalami keterlambatan gerak (gross-motor)
Perkembangan gerak kasar normal
Usia | Gerak kasar |
2 bulan | Mengangkat kepala dan dada saat tengkurap. |
4 bulan | Berguling dari posisi tengkurap ke telentang. Bertumpu pada siku dan pergelangan tangan saat tengkurap. |
6 bulan | Berguling dari telentang ke tengkurap, bertahan duduk tanpa bantuan |
9 bulan | Menarik tubuh untuk berdiri, duduk sendiri dari posisi telentang,merangkak. |
1 tahun | Berdiri, berjalan. |
15 bulan | Berjalan mundur, berlari. |
18 bulan | Naik tangga sambil berpegangan |
2 tahun | Melompat, mengendarai sepeda roda tiga, tanpa mengayuh |
2,5 tahun | Naik tangga dengan melangkah bergantian |
3 tahun | Mengayuh sepeda, naik ke bangku, meja, tempat tidur, dan sebagainya |
4 tahun | Naik tangga tanpa bantuan, melompat dengan satu kaki |
Jika ada perkembangan gerak kasar yang tidak sesuai, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter anak Anda. Biasanya dokter akan menanyakan beberapa hal: riwayat kehamilan, kelahiran, riwayat penyakit, dan riwayat keluarga, bagaimana riwayat kelahiran (spontan, sesar, atau dengan alat alat bantu).
Pertanyaan lain adalah, apakah bayi menangis saat dilahirkan, apakah bayi sempat membutuhkan tindakan (oksigen atau ventilasi mekanik), kuning,dan lain sebagainya.
Pemeriksaan sistem saraf anak perlu dilakukan dengan teliti untuk membedakan apakah keterlambatan gerak kasar terjadi akibat gangguan motor sel saraf bagian bawah (lower motor neuron) atau motor sel saraf bagian bawah (lower motor neuron). Sesudah mendapatkan kesimpulan, dokter akan terus menelusuri penyebabnya. Bila anak diduga lower motor neuron, pemeriksaan lebih lanjut seperti; pemeriksaan kreatin kinase pada anak dengan dugaan Duchenne Muscular Distrophy (DMD), pemeriksaan elektromiografi dan kecepatan hantar saraf pada dugaan neuropati dan miopati, dan sebagainya. Sedangkan bila diduga kelumpuhan upper motor neuron, pemeriksaan yang paling penting adalah pencitraan kepala.