Mastitis bisa menghentikan proses menyusui. Ibu sebaiknya mengetahui cara mencegahnya sebelum telanjur!
Proses menyusui bisa berlangsung lancar, tapi ada pula yang terkendala, salah satunya disebabkan oleh mastitis. Walau himbauan WHO proses menyusui eksklusif diberikan sampai bayi berusia 6 bulan, kenyataannya mastitis jadi penyebab ibu tak berhasil melakukannya.
Mastitis seperti apa?
Mastitis biasanya terjadi di 12 minggu setelah melahirkan. Mastitis merupakan radang dan infeksi yang terjadi di seputar payudara. Dari sejumlah penelitian tentang mastistis menunjukkan bahwa awal mula munculnya gangguan ini dapat dipicu oleh adanya stres.
Stres yang terjadi pada ibu menyusui dapat meningkatkan hormon katekolamin yang mengganggu keluarnya hormon oksitosin dan mengurangi kelancaran proses menyusui. Kondisi sebaliknya terjadi pada hormon prolaktin yang akan terus bertambah akibat stres sehingga menyebabkan proses pengosongan ASI terganggu. Mastitis akan semakin memburuk bila sel darah putih terganggu sehingga mempermudah terjadinya infeksi.
Berat ringannya mastitis memang tak terlepas dari kondisi stres yang dialami ibu menyusui. Hanya yang perlu ibu pahami jangan sampai permasalahan mastitis menjadi alasan berhenti menyusui. Sebelum telanjur mengalaminya, ada baiknya ibu mengetahui gejala yang mengawali munculnya mastitis.
- Munculnya lecet pada area puting yang diakibatkan proses pengisapan.
- Munculnya rasa nyeri yang menyebabkan proses menyusui terganggu dan pengosongan ASI menjadi kurang tuntas.
- Terjadi bendungan susu di kelenjar susu.
- Bendungan pada payudara menyebabkan nyeri dan tekanan dari dalam kelenjar susu meningkat.
- Hubungan antara sel susu terbuka dan ASI berpindah ke jaringan ikat menyebabkan peradangan steril.
- Terjadi infeksi bakteri sekunder.
- Bila berat, infeksi ini bisa menyebabkan pembengkakan yang mungkin memerlukan tindakan bedah.
Mencegah mastitis
- Berpikir positif sejak kehamilan. Persepsi ibu tentang stres dan manajemen stres yang baik sejak kehamilan ternyata melancarkan produksi dan proses menyusui.
- Memompa ASI. Bila bayi belum ingin menyusu tapi payudara sudah terasa penuh, memompa ASI dapat menjadi solusi untuk mencegah bendungan (stasis) susu. Pemompaan dengan jari-jari tangan memiliki keunggulan karena ibu dapat merasakan kelenjar susu yang penuh dan dengan gerakan tertentu dapat memijat bendungan susu di area kelenjar. (lihat boks pijat bisa mencegah stasis susu)
- Mengoles puting dengan ASI sebelum menyusui. ASI mengandung zat antibodi yang melindungi bayi juga melindungi puting dari infeksi. ASI juga mengandung zat-zat yang melunakkan area puting yang keras atau retak. Biasakan mengoleskan ASI di sekitar puting sebelum bayi menyusu.
- Menyusui bayi on demand.
Pijat dapat mencegah bendungan ASI
Selain melakukan beberapa hal yang dapat mencegah, ada baiknya ibu juga mempelajari teknik memijat untuk mengurangi risiko mastitis.
- Cuci bersih kedua tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir.
- Gunakan telapak tangan kiri untuk menyangga payudara.
- Dengan ujung jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan, rabalah bagian-bagian payudara yang terkesan penuh.
- Pijat dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dengan posisi ibu jari di atas.
- Lakukan pijatan mulai dari area yang mudah dan paling tidak nyeri, jangan memijat terlalu dekat dengan aerola karena dapat menambah rasa nyeri.
- Kompres dengan air hangat untuk mengurangi nyeri.
- Hindari memberikan susu bila payudara sangat tegang dan penuh dengan ASI. Kurangi sedikit ASI dengan memompanya agar tidak nyeri saat disusukan. Rasa nyeri justru membuat ASI tidak keluar saat diisap si kecil.
- Anti nyeri boleh menjadi pilihan bila nyeri memang tak tertahankan.
Setelah mengetahui tentang mastitis berikut pencegahannya, pastikan proses menyusui berjalan dengan baik agar terhindar dari mastitis!
Referensi:
- Ockel, AW, Abou-Dakn, M, Beggel, A, Arck P. Inflammatory Breast Diseases during lactation: health effects on the newborn – a literature review. Mediatros of inflammation 2008.