Setiap anak dapat terserang cacar air (Varicella). Meskipun tak berbahaya, kuman ini dapat merenggut keceriaan buah hati kita.
Di sekolah si kecil beberapa anak terkena cacar air dan guru meminta mereka beristirahat di rumah. Sebagai ibu tentu Anda merasa agak cemas, bagaimana bila si kecil tertular? Sudah memberinya perlindungan dengan memberinya vaksin sejak mereka masih kecil. Tapi benarkah vaksin mutlak menghindarkan anak dari penularan?
Proses penularan
Penyakit cacar air (Varicella) disebabkan virus bernama cantik, Varicella zoster. Virus ini mudah menular melalui udara atau kontak dengan kulit anak yang sedang cacar air dengan kulit berbintil-bintil yang mengandung virus Varicella. Proses penularan lainnya terjadi melalui percikan ludah yang dibatukkan oleh penderita cacar air.
Penularan cacar air dapat berlangsung dalam 24-48 jam sebelum gejalanya muncul. Masa paling berisiko dalam proses penularan adalah saat munculnya bintil-bintil yang akan terus meluas hingga 3-7 hari akibat perkembang biakan virus.
Daya tahan tubuh sangat berperan penting untuk melawan virus. Apabila anak memiliki ketahanan tubuh yang baik, maka dipastikan tak akan tertular. Sebaliknya, bila daya tahan buruk maka virus akan menyerang paru-paru, otak, hati, dan organ lain.
Penularan cacar air juga dapat dengan mudah terjadi dalam satu rumah. Orang dewasa yang terkena Herpes zoster alias cacar ular dapat menularkannya pada anak kecil yang daya tahan tubuhnya sedang lemah. Bintil-bintil Herpes zoster lebih bersifat setempat, tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya melainkan mengikuti garis persarafan kulit.
Gejala cacar air
Anak yang tertular virus tak langsung muncul bintil-bintil. Pada anak yang lebih besar, bisa juga muncul gejala seperti rasa tak enak badan, demam, lemas, tak nafsu makan, sakit kepala. Terkadang muncul sakit perut ringan 2-4 hari sesudah gejala kulit muncul.
Bintil-bintil cacar air mulai muncul pada kulit kepala, wajah, dada, punggung dan seterusnya hingga tangan dan kaki. Pada daerah mulut, tenggorokan, atau alat kelamin cacar air juga bisa muncul. Biasanya akan timbul bintil merah yang amat gatal yang segera berubah menjadi bintil berbentuk kubah berisi cairan jernih. Dalam satu sampai dua hari, bintil akan mengering diikuti munculnya bintil di tempat lain, begitu seterusnya.
Yang harus dilakukan
Mencegah cacar air dapat dilakukan dengan menghindari mereka yang sedang terinfeksi dan dengan memberi vaksin atau immunoglobulin varicella zoster (VZIG). Vaksin diberikan pada:
- anak yang tengah menderita penyakit yang bersifat menurunkan daya tahan tubuhnya
- ibu hamil dan bayi baru lahir (terpapar cacar air dari ibunya)
- anak usia diatas 1-12 tahun
Pada anak-anak yang sudah telanjur mengalami cacar air tak perlu risau karena penyakit yang disebabkan virus ini dapat sembuh dengan sendirinya. Namun pada beberapa kondisi, semisal pada anak yang sebelumnya memiliki kelainan kulit seperti eksim atau anak sehat yang gejala kulitnya baru muncul dalam 24 jam, maka anti-virus harus diberikan. Pada anak yang mengidap penyakit penurunan daya tahan tubuh, bayi yang lahir dari ibu yang sedang cacar air, dan yang mengalami komplikasi baiknya anti-virus diberikan melalui suntikan.
Dalam hal perawatan kebersihan selama anak sakit tetap perlu diperhatikan untuk menghindari infeksi pada saat bintil-bintil mulai pecah. Anak tetap harus mandi dan tidak dibenarkan mitos anak cacar tak boleh mandi. Hal yang perlu dilakukan adalah menghindarkan bintil-bintil dari gesekan dan jangan pula mengutak-ngatiknya agar tidak terjadi infeksi dan luka yang membekas.
Referensi:
- Arvin AN. Varicella Zoster virus. In: Behrman, Klegman, Arvin. Nelson Textbook of Pediatrics. WB Saunders USA. 2005
- www.cdc.com