Anak mulai sibuk dengan gadgetnya, tak peduli lingkungan sekitar. Bagaimana orangtua harus bersikap?
Awalnya dulu Anda tak keberatan anak memakai gadget. Anda pikir dengan gadget anak tak sekadar bermain game. Ia dapat memanfaatkan berbagai aplikasi yang ada seperti duolingo untuk belajar bahasa, camscanner, office lens dan lainnya. Tapi setelah sekian lama, anak menjadi berubah. Ia lebih sibuk dengan gadget-nya sendiri. Haruskah penggunaan gadget dihentikan ataukah perlu ada pembatasan waktu?
Sikap orangtua
Menyingkapi anak yang mulai lekat dengan gadget, orangtua sudah selayaknya bersikap tegas. Disini orangtua tidak bisa dengan serta merta memaksa anak untuk berhenti menggunakan gadget. Orangtua cukup memberikan batasan kapan anak bisa menggunakan gadget dengan beberapa ketentuan :
- Anak sebaiknya diberikan waktu maksimal hanya sekali dalam seminggu maksimal satu jam untuk menggunakan gadget. Hal ini bertujuan agar anak bisa menggunakan waktunya untuk kegiatan lain seperti aktivitas fisik, membaca buku dan bersosialisasi dengan teman-temannya.
- Pastikan gadget hanya untuk anak berusia 5 tahun ke atas. Di bawah usia tersebut, anak harusnya lebih banyak aktif bermain dan bergerak dengan mainan yang lebih nyata. Hal ini membuat anak mendapatkan stimulasi aktif bagi otak dan psikomotoriknya.
Efek buruk
Keberadaan gadget memang di satu sisi bisa memperluas pengetahuan anak dengan tanpa batas. Namun di luar itu ada pula sisi negatif yang perlu diwaspadai orangtua.
- Anak dapat mengalami penurunan konsentrasi belajar karena perhatian anak yang terbagi dengan keinginan untuk selalu bermain dengan gadget-nya.
- Anak cenderung menghindari hubungan sosial dan cenderung asyik dengan dirinya sendiri.
- Anak kemungkinan bisa bersikap melawan jika keinginannya tidak dipenuhi.
- Anak bisa jadi malas menulis dan membaca buku karena terbiasa menggunakan perangkat elektronik yang memudahkan.
- Anak yang punya bakat pendiam dan introvert akan menjadi lebih introvert karena menemukan sarana untuk menyendiri.
Trik agar tidak kecanduan
- Orang tua memberikan contoh untuk tidak terlalu banyak menggunakan perangkat smartphone/gadget di hadapan anak. Rasa ingin tahu anak yang besar bisa terpancing jika orang tua sendiri memperlihatkan bahwa gadget tersebut sangat menarik.
- Tidak membelikan gadget khusus untuk anak, sehingga anak tidak menumbuhkan rasa memiliki yang tinggi terhadap Anak harus tahu bahwa gadget bukanlah mainan anak-anak, tetapi milik orang tua yang hanya dipinjamkan dan boleh diminta kembali oleh orang tua.
- Membuat/merancang kegiatan untuk anak yang lebih membuat anak-anak aktif secara fisik dan bisa membantu anak bersosialisasi dengan anak-anak lainnya.
- Mengajak anak berdiskusi mengenai sisi baik dan buruk dari gadget dengan bahasa yang bisa dipahami oleh anak.
Jika sudah telanjur kecanduan
- Pada awalnya, anak pasti akan terus melakukan perlawanan jika dilarang, untuk itu lakukan upaya untuk menyetop pemakaian secara bertahap. Jika tadinya anak memakai gadget setiap hari selama berjam-jam, maka lakukan aturan sehari sejam dan dilakukan secara konsisten.
- Lakukan kontrol yang ketat terhadap jadwal penggunaan dan pemakaian gadget tetap harus di bawah pengawasan orang tua.
- Jika anak masih melakukan perlawanan, maka orang tua harus memberikan punishment yang jelas. Namun jika anak berhasil untuk mematuhi jadwal, maka orang tua harus pula memberikan Reward dan punishment ini harus diberikan secara konsisten dan orangtua harus memastikan anak mengetahui dan sepakat dengan aturan mainnya.