[quote type=”center”]Ketika kakek dan nenek memberikan hadiah untuk si kecil, ia menerima dengan tangan kirinya. Secara tidak sadar kita berkata ”Pakai tangan yang bagus..sayang..”[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]C[/dropcap]uplikan di atas sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tiba-tiba kita tersadar bahwa si kecil lebih sering menggunakan tangan kirinya saat beraktivitas—atau disebut kidal. Memang, kebanyakan orang (80-90%) menggunakan tangan kanan untuk melakukan sebagian besar aktivitas (makan, menulis, mengangkat barang, dan lain-lain). Namun menjadi kidal bukanlah suatu keanehan, keterbatasan, apalagi jika dianggap kecacatan.
Sejak dalam kandungan
Dominasi penggunaan tangan kanan atau kiri sudah terprogram sejak dalam kandungan. Kidal bersifat genetik yang diturunkan. Pada anak kembar, jika salah satunya kidal, maka 76% kemungkinan saudara kembarnya juga kidal. Namun, sebuah riset pada tahun 1998 oleh James McDevitt dari Universitas Oklahoma menemukan bahwa hanya 26% kemungkinan anak menjadi kidal dari kedua orang tua yang kidal. Hal ini menunjukkan bahwa genetik bukanlah satu-satunya penentu kekidalan seseorang.
Teori lain menyebutkan kidal disebabkan oleh proses persalinan yang bermasalah sehingga bayi mengalami kekurangan oksigen sebelum dilahirkan yang berakibat pada kerusakan beberapa bagian otak. Ada juga yang mengatakan posisi bayi di kandungan turut menentukan terjadinya kidal. Tekanan pada sisi kanan tubuh bayi mengakibatkan sisi kiri berkompensasi untuk lebih berkembang. Namun semua ini masih menjadi kontroversi.
Laki-laki lebih banyak
Kidal lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki dibanding perempuan. Proporsi orang kidal tidak jauh berbeda pada berbagai ras. Namun pada negara timur, jumlah kidal nampak lebih sedikit dibandingkan pada negara barat, dikarenakan norma pada orang timur yang mengatur penggunaan tangan mana yang lebih baik dalam melakukan sesuatu (seperti menggunakan tangan kanan jika bersalaman) sehingga orang yang kidal harus menyembunyikan kecenderungannya itu. Kecenderungan kidal sesorang pun bervariasi, ada kidal yang sangat kuat sampai dengan kidal yang lemah, yang juga terkadang masih menggunakan tangan kanannya.
Otak kita mempunyai dua bagian, yaitu otak kiri (hemisfer kiri) dan otak kanan (hemisfer kanan). Pergerakan bagian tubuh kita diatur oleh bagian otak pada sisi yang berlawanan. Otak bagian kiri mengatur pergerakan dominan dari bagian kanan tubuh kita, begitu pula sebaliknya.
Ada kelebihan dan kekurangan dengan adanya otak mana yang lebih dominan. Orang kebanyakan dengan dominasi otak kiri akan memiliki kemampuan bahasa (mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis), aljabar (berhitung), nalar sistematis yang lebih baik. Sedangkan orang dengan dominasi otak kanan akan memiliki kemampuan imajinasi menentukan letak ruang, kemampuan belajar melalui melihat (visual) dan mengerjakan (kinestetik), kemampuan abstrak dan ekspresi perasaan yang lebih baik.
Pada anak kidal, kemampuan bahasanya mungkin mengalami keterlambatan dibanding anak seusia, mengingat fungsi bahasa terletak pada otak kiri yang berarti dominasi tangan kanan. Seperti penelitian yang pernah dilakukan pada 270 anak usia sekolah, nilai kemampuan bahasa anak yang menggunakan tangan kanan lebih baik daripada anak yang menggunakan tangan kiri. Hal ini sebaiknya kita sadari sebagai orang tua jika kita memiliki anak yang kidal.
Baca Selanjutnya : Bila si Kecil Kidal #2