[pullquote]Dulu orang selalu beranggapan bahwa masalah perekonomian keluarga sepenuhnya merupakan tanggung jawab suami. Namun seiring perjalanan waktu dan perkembangan jaman segalanya berubah. Kini tak hanya suami yang bekerja, istri pun juga ikut bekerja.[/pullquote]
[dropcap]B[/dropcap]anyak pasangan memutuskan sama-sama berkarir demi memenuhi kebutuhan hidup yang terus meningkat. Dari sisi keuangan, keberadaan pasangan yang sama-sama bekerja akan sangat terbantu namun, di sisi lain kerap menimbulkan masalah baru.
Salah satu permasalahan adalah ketika istri memiliki penghasilan jauh lebih besar, kedudukan lebih tinggi, karir melesat dan jaringan kerja yang lebih luas dibanding suami. Menyikapi permasalahan tersebut, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pasangan agar kesuksesan istri tidak berpotensi menimbulkan konflik dalam rumah tangga.
Beda penghasilan tak harus konfilk
Sebenarnya istri memiliki penghasilan lebih besar tidak harus menjadi masalah. Bila dari kesepakatan awal istri memang berkomitmen bahwa dia bekerja sepenuhnya untuk membantu suami dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Permasalahan akan muncul bila suami mulai merasa terusik egonya. Pria dengan penghasilan lebih rendah cenderung merasa terancam identitasnya sebagai lelaki yang selama ini selalu dianggap sebagai pencari nafkah.
Memang pada umumnya suami akan merasa lebih bangga apabila ia bisa menghidupi keluarga. Tetapi perasaan bangga tersebut bisa memudar bila suami tidak mampu menjadi tulang punggung keluarga. Maka akan muncul perasaan minder, bersalah atau gagal pada diri suami.
Menyingkapi hal ini istri harus tetap menghargai dan respek terhadap suami agar suami tetap merasa keberadaannya dibutuhkan. Sebagai istri kita juga tidak boleh mengabaikan peran serta suami, sehingga suami tidak merasa rendah diri.
Berbagi tanggung jawab
Dalam mengatur pengeluaran rumah tangga perlu kesepakatan bersama. Misalnya penghasilan suami digunakan untuk menutupi kebutuhan utama seperti kebutuhan sehari-hari, pendidikan anak, pembayaran listrik, air, telepon, dan sebagainya.
Sedangkan penghasilan istri digunakan untuk kebutuhan lain, misalnya rekreasi, membayar cicilan mobil, dan yang lainnya. Bila menyangkut kebutuhan keluarga, komunikasi secara terbuka harus berjalan dengan baik. Sebagai istri jangan sampai membeli sesuatu yang tergolong mahal tanpa sepengetahuan suami, misalnya mobil. Sikap seperti itu bisa membuat suami merasa dipandang sebelah mata dan pendapatnya tidak diperlukan sehingga akhirnya bisa memicu konflik dalam rumah tangga.
Istri merasa super power karena berpenghasilan lebih
Penghasilan istri yang lebih besar dengan jabatan lebih tinggi dari suami tidak seharusnya membuat istri berubah sikap terhadap suaminya. Pada beberapa kasus, keberhasilan istri kerap memungkinkan timbulnya sikap arogan dan ingin menguasai pasangan. Namun hal tersebut haruslah disingkapi secara bijak dan penuh pertimbangan.
Coba ingat kembali akan peran dan hakikat sebagai seorang istri, Anda harus tetap menghormati suami sebagai kepala rumah tangga. Suami bukanlah orang yang harus kita kendalikan dan kita pandang sebelah mata hanya karena memiliki penghasilan lebih rendah dari istri.
Agar beda penghasilan tak memicu konflik
- Tetap ingat posisi Anda sebagai istri.
- Jangan jadikan faktor pemasukan sebagi faktor pencetus permasalahan.
- Jangan pernah ada rahasia, terutama saat ingin membeli suatu.
- Komunikasi harus berjalan dengan baik
Konsultan : Dessy Ilsanty, M.Psi – Dessyilsanty.com