[pullquote]Jejaring sosial dapat menghubungkan Anda dengan siapapun tak terkecuali dengan seseorang yang pernah dekat. Pahami rambu agar pertemanan tak menggangu hubungan yang telah ada.[/pullquote]
Dunia teknologi saat ini membukakan kemudahan untuk terhubung dengan siapapun. Melalui facebook, What’s App, Line, Path, Instagram ataupun Snapchat Anda bisa terhubung dengan banyak teman. Dan ketika suatu saat seseorang yang pernah dekat di hati menambahkan Anda sebagai teman. Anda pun mengkonfirmasikanya untuk menjadi teman.
Memang tetap membina pertemanan yang baik dengan mantan pacar bukanlah hal yang salah. Selama hubungan dalam koridor yang tepat serta tidak melukai perasaan pasangan dan mengganggu hubungan yang ada. Untuk itu ada beberapa poin yang harus diketahui.
Memberi kepercayaan dan menjaga komitmen
Kepercayaan dalam kehidupan pernikahan merupakan fondasi bagi keberlangsungan suatu pernikahan. Langgeng dan nyamannya suatu pernikahan tergantung bagaimana Anda dan pasangan menjaga kepercayaan tersebut. Anda dan pasangan mungkin masing-masing memiliki teman-teman dengan lingkup pergaulan yang berbeda. Disini Anda dan pasangan diharapkan untuk bersikap sebagai individu dewasa yang memiliki sikap dan tanggung jawab dalam bergaul. Hendaknya Anda dan pasangan tidak melupakan peran baik sebagai suami/istri maupun sebagai orang tua bagi anak.
Jangan pernah mengatur pasangan termasuk menentukan dengan siapa ia harus berteman. Berilah ia keleluasan untuk menentukan sendiri dengan siapa ia ingin berteman. Dengan demikian pasangan akan merasa dihargai dan lebih respek pada Anda. Selain itu juga akan berusaha menjaga perasaan Anda ketika ia Anda serahi suatu kepercayaan. Di luar itu keterbukaan dan komunikasi yang hangat juga perlu terus Anda pupuk bersama pasangan. Pahami apa yang menjadi kebutuhan pasangan demikian pun pasangan juga akan berusaha memahami anda.
Bila pasangan lupa waktu
Ada kalanya dalam pertemanan di media sosial khususnya dengan grup-grup teman sekolah atau komunitas akan berujung pada pertemuan fisik. Memang kelihatannnya menyenangkan apabila bisa berkumpul dengan teman-teman lama sekaligus bernostalgia akan masa-masa di sekolah. Tetapi inipun terkadang akan merampas waktu bersama keluarga.
Sekali, dua kali meminta waktu pada pasangan untuk berkumpul bersama teman tentu tidak memberatkannya. Tetapi ketika pertemuan-pertemuan kerap dilakukan tentunya akan mulai mengganggu kenyamanan pasangan maupun keluarga. Bila ini terjadi terhadap pasangan ada baiknya Anda mulai membicarakan ketidak-nyamanan Anda padanya. Ungkapkan tentang ketidak-nyamanan Anda pada kebiasaan pasangan yang sering berkumpul bersama teman-temannya.
Bicarakan masalah itu bersama secara baik-baik, tegas dan terus terang. Jangan bersikap agresif namun tetaplah tenang, sopan dan menaruh respect padanya karena bagaimanapun ia adalah masih pasangan hidup Anda saat ini.
Pergunakan kalimat- kalimat asertif yang tidak bersifat menghakimi saat menegurnya. Misalnya “Mas akhir-akhir ini sering sekali kumpul dengan teman-teman. Mas bisakah meluangkan lebih banyak waktu dengan saya dan anak-anak.”
Disini Anda tidak perlu secara tegas mendukung ataupun melarang, namun dilihat lebih pada situasi dan kasusnya. Kapan Anda harus mendukung dan melarang. Hal yang tepenting adalah membicarakan masalah secara baik dan penuh tanggung jawab.
Terhubung di medsos dengan mantan pacar
Suatu ketika saat Anda secara tak sengaja melihat laptopnya sedang menyala. Anda melihat ia sedang memberikan tanda like dan comment pada foto-foto yang diupload oleh mantan pacarnya. Anda tak perlu memasang wajah jutek ataupun cemberut menghadapi pasangan yang bersikap demikian.
Anda harus mencoba bersikap dewasa dan rileks. Pahami bahwa setiap orang memiliki masa lalu yang tidak dapat dihilangkan dari kehidupannya begitu saja. Bisa jadi hubungan pasangan dengan mantan pacar di medsos saat ini merupakan hubungan yang berbeda bentuknya dan bahkan bila memungkinkan bisa mengarah pada hubungan persaudaraan yang tidak perlu dicemaskan.
Bila Anda menganggap sikap pasangan sudah berlebihan. Anda bisa menegur secara sopan tanpa harus mengjudgenya. Berikan kesan pada pasangan tentang perasaan Anda yang sedang sedih ataupun kecewa. Hal ini penting karena kalau tidak mengekspresikannya ia akan menganggap semua oke-oke saja sehingga ia tidak pernah menyadari sikapnya.
Bila terjadi pelanggaran komitmen
Bila terlihat gejala ‘pelanggaran komitmen’ ini adalah hal yang perlu didiskusikan lebih lanjut dan dicari jalan keluarnya secara bersama. Barangkali dengan adanya pelanggaran merupakan indikasi dari adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Diskusikan dengan bahasa yang asertif dan penuh respek. Berusaha ingatkanlah ia tanpa membuatnya tersinggung. Barangkali dari sini ia mau menyadari bahwa ada seorang yang perhatian dan memahami dirinya. Siapapun orang pasti senang bila merasa dipahami dan dimengerti. Bila ia nyaman hidup bersama pasangan maka ia akan konsisten dengan komitmennya.
Konsultan: Dr. Artiawati, Psikolog – Dosen Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.