Anak yang sehat jiwa raganya ditentukan oleh bagaimana orangtua menjalin kedekatan hubungan dengan buah hatinya. Caranya sederhana, dengan bermain.
Proses tumbuh kembang anak terjadi dalam semua aspek; fisik, sosial, moral, dan intelektual dan berlangsung dalam tahapan-tahapan atau fase secara berkesinambungan. Pada proses itu terjadi interaksi yang berantai antara anak dengan lingkungannya. Faktor yang terpenting adalah peran orangtua, yang merupakan tokoh kunci dalam tumbuh kembang anak.
Mendampingi anak adalah tugas orangtua. Termasuk memilih aktivitas buat anak. Bukan apa-apa, di era masa kini serbuan gadget sedemikian gencarnya, membuat anak-anak lebih suka duduk manis dengan gadget di tangan. Memang gadget tak selalu negatif, namun bila sampai anak kecanduan gadget, dapat menyebabkan kehidupan sosialnya ‘terputus.’
Kini, bahkan anak-anak pun sudah begitu akrab dengan barang modern ini. Meskipun pengaruh digital ini tidak dapat dihindari dan bukan sepenuhnya buruk–bahkan sangat berguna bagi kehidupan kita semua, tidak ada salahnya memperkenalkan anak-anak pada permainan konvensional.
Apa kelebihannya?
Board game merupakan salah satu jenis permainan konvensional (non-digital) yang memiliki beberapa keunggulannya tersendiri. Konon sejak 3.500 tahun sebelum masehi, board game sudah dimainkan di peradaban Mesir kuno, dan terus berkembang sampai sekarang. Saat ini ada beberapa board game yang sangat terkenal seperti ular tangga, monopoli, catur, dan otello.
Secara harfiah, board game adalah segala jenis permainan yang menggunakan papan atau alas untuk bermain, dan dimainkan oleh lebih dari 1 orang di 1 meja yang sama. Sebuah board game memiliki keunikan tersendiri dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkembangan mental para pemainnya.
Sebagian orang berpikir bahwa kartu (card game) itu identik dengan hal-hal yang berbau negatif, atau permainan iseng pengisi waktu. Tetapi sesungguhnya bermain kartu tidak selalu buruk. Di tengah merebaknya permainan elektronik nan canggih, permainan kartu tetap menarik bagi anak-anak.
Permainan ‘kompetitif’ ini umumnya tidak bakal membuat anak ketagihan mengingat biasanya hanya dimainkan sekitar 1-2 jam. Selanjutnya si kecil akan disibukan melakukan aktivitas lain. Main kartu bisa dilakukan di mana saja karena kartu dapat dikantungi kemana saja. Kartu remi sering juga digunakan untuk permainan sulap atau pembuatan rumah kartu. Jenis permainan yang menggunakan kartu antara lain cangkulan, 4-1, dan bridge.
Manfaat board game dan card game
1. Menjalin kedekatan
Bila melibatkan sekeluarga, board game dan card game dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan. Apalagi bila dibumbui peraturan yang lucu, misalnya pihak yang menang boleh menorehkan bedak atau arang ke wajah pihak yang kalah.
2. Belajar mengikuti aturan
Sebelum bermain biasanya dipaparkan aturan permainan yang harus dipatuhi, maka anak belajar disiplin dengan mengikutinya.
3. Belajar bersikap sportif
Melalui berbagai permainan ini, anak belajar untuk bersikap sportif, karena ada yang menang dan kalah. Dengan demikian anak belajar bagaimana menerima kekalahan.
4. Mengasah kemampuan kognitif
Permainan ini bersifat kompetitif sehingga membutuhkan strategi untuk mengalahkan ‘lawan.’ Ini berarti akan merangsang aspek kognitif anak dan memacu kemampuan berpikir anak.
Sehat jiwa, sehat raga
Permainan yang bersifat aktivitas fisik yang dilakukan bersama keluarga inti (ayah, ibu, anak-anak) banyak manfaatnya. Selain bermain kartu atau board game, sesekali ayah juga bisa bermain sulap. Sesekali lakukan juga permainan outdoor, misalnya bersepeda bersama, galasin, kasti, dan sebagainya. Kedekatan ini akan membuat hubungan orangtua dan anak semakin dekat, diharapkan anak menjadi bersikap terbuka kepada ayah ibunya. Dengan demikian selain sehat secara raga, jiwa anak-anak pun sehat.