Mengajak anak untuk mengerjakan tugas rumah saat ART sedang mudik Lebaran adalah salah satu cara membentuk kemandiriannya.
Asisten rumah tangga pulang kampung saat Lebaran, terbayang betapa berat menangani tugas di rumah. Menyapu, mengepel, mencuci pakaian, menyetrika, mencuci piring, dan sebagainya. Daripada merasa repot menanganinya sendiri mengapa tak melibatkan anak untuk membantu tugas Anda?
Memberi manfaat anak
Melibatkan anak dalam tugas rumah akan memberi dampak positif bagi anak dan masa depannya kelak. Dalam hal ini berarti orangtua telah menanamkan sikap mandiri pada anak dan pentingnya tanggung jawab, kompetensi diri, dan jati diri (self-worth).
Pentingnya peran orang tua dalam melibatkan anak pada tugas rumah juga turut diungkapkap oleh profesor emeritus bidang pendidikan keluarga, Marty Rossmann. Dalam penelitiannya beliau mengungkap bahwa pola pendidikan orangtua akan menentukan kesuksessan anak. Ketika di usia 3-4 tahun anak mulai dilibatkan dalam tugas rumah maka hasilnya dapat dilihat saat anak mencapai kesuksesan di usia 20 tahun-an. Apabila anak tidak mulai diajari bertanggung jawab hingga usia 15-16 tahun, maka kemungkinannya untuk sukses akan sangat rendah.
Pengaturan tugas anak
Melibatkan anak dalam pengerjaan tugas rumah perlu disesuaikan dengan tingkat usia dan kemampuannya. Dalam hal ini orangtua tak perlu membebankan tugas yang terlalu berlebihan. Orangtua bisa mulai mengajak anak berdiskusi mengenai tugas yang harus ia kerjakan. Jadwal tugas bisa ditulis lalu ditempel di ruang keluarga agar anak selalu ingat apa yang harus dikerjakannya.
Penyesuaian tugas dengan usia anak bisa dilihat pada contoh sebagai berikut :
- Anak usia 2-3 tahun bisa diminta untuk membereskan mainan, memasukkan pakaian kotor ke keranjang, atau menumpuk buku dan majalah.
- Anak usia 4-5 tahun sudah dapat diminta untuk merapikan tempat tidurnya, membuang sampah ke tempat sampah di luar rumah atau membersihkan meja makan.
- Anak usia 6-7 tahun sudah cukup terampil untuk menyapu dan mengepel lantai, membantu memasak atau mencuci piring. Semakin besar, semakin banyak pula hal yang bisa ia lakukan.
Hargai usahanya
Selain menyesuaikan tugas dengan usia anak, ada beberapa hal yang dihindari orangtua agar anak terus bersemangat dalam mengerjakan tugasnya.
- Hargai proses yang dilakukan anak dalam mengerjakan tugas dan jangan terlalu menuntut kesempurnaan dalam pekerjaan anak.
- Hindari istilah ia terlalu kecil. Anak mungkin memiliki kemampuan di luar perhitungan orang tua sehingga ia bisa saja melakukan banyak tugas rumah dalam sekali waktu.
- Berikan pujian pada anak tanpa perlu menunggu pekerjaannya selesai.
- Hindari bersikap tidak konsisten. Jika semua anggota keluarga sudah menyetujui tugasnya masing-masing, maka semua harus menjalankannya secara konsisten. Jangan biarkan tugas anak diambil alih orang lain, biarkan ia sendiri yang mengerjakannya.
Sikap mandiri tak datang dengan sendirinya. Orang tua perlu campur tangan dalam mengajarkan anak mengerjakan tugas rumah agar ia mandiri dan mampu meringankan beban orang tua. Mari mulai berbernah!