[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]A[/dropcap]pakah bayi anda sudah menggosok gigi? Jangan-jangan anda lupa merawat gigi dan mulutnya. Tahukan anda bila kondisi gigi susu si kecil baik dan sehat, ia akan memiliki gigi tetap yang baik di kemudian hari. Jadi, jangan mengabaikan perawatan gigi dan mulut bayi, terutama bila gigi susu si kecil sudah mulai tumbuh.
Tumbuhnya gigi susu
Sejak lahir, bayi sudah mempunyai 20 gigi yang disebut sebagai gigi primer atau gigi susu. Gigi-gigi tersebut masih terkubur di dalam gusi dan akan muncul sampai waktu tertentu. Kemunculan gigi susu pada setiap bayi berbeda-beda. Ada yang cepat, bahkan sejak baru lahir (kasus ini sangat jarang). Ada pula yang lebih lambat, gigi susu pertama baru muncul di akhir usia enam bulan.
Umumnya gigi susu akan muncul pertama kali di usia 4-6 bulan. Gigi tersebut muncul secara bertahap dan biasanya dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari empat gigi. Dua gigi pertama biasanya muncul di gusi bawah bagian tengah. Sebulan kemudian muncul dua gigi di bagian tengah gusi atas. Kurang lebih setiap empat bulan, akan muncul kelompok gigi baru (yaitu dua gigi susu). Pola pertumbuhan gigi susu di mulai dari bagian tengah ke arah luar. Saat si kecil berusia 22 – 26 bulan, semua gigi susu sudah muncul yang terdiri dalam lima kelompok.
Bayi yang sedang menjalani proses kemunculan gigi susu kadang-kadang menunjukkan perilaku yang khas. Seperti: cepat marah, banyak mengeluarkan air liur, senang menggigit dan mengunyah. Ada pula yang mengalami demam atau diare.
Ketika si kecil sudah mendapatkan gigi susu pertamanya, saat itu ia sudah membutuhkan perawatan gigi dan mulut. Pada tahap awal perawatan gigi penting untuk mengurangi rasa sakit yang dialami bayi akibat tumbuhnya gigi. Sayang, hal ini jarang disadari orang tua. Sehingga, lebih banyak orang tua yang memberikan obat penurun panas atau pereda sakit daripada melakukan perawatan gigi anak saat gigi susu bayinya tumbuh. Padahal perawatan pada gigi susu yang baru muncul dapat mengurangi rasa sakit tersebut.
Perawatan gigi selanjutnya sangat penting untuk menjaga agar gigi susu sehat dan kuat. Sehingga, gigi susu tidak rusak atau tanggal sebelum waktunya. Merawat gigi susu juga meliputi perawatan gusi. Di dalam gusi terdapat ruang yang ditempati gigi susu, kelak ruangan tersebut akan ditempati oleh gigi tetap. Karena itu, merawat gigi susu sangat penting bagi pertumbuhan gigi tetap di kemudian hari.
Merawat gigi susu
Merawat gigi susu sangatlah mudah. Berikut langkah perawatan gigi susu yang dapat anda lakukan
- Untuk permulaan, cukup pakai kain kasa steril yang dibasahi lalu dililitkan ke jari.
- Gosokkan kain kasa ke gigi bayi. Lakukan dari atas ke bawah dan juga bagian belakang gigi bayi.
- Lakukan dengan hati-hati. Jangan terlalu lama karena akan membuat si kecil merasa tidak nyaman.
- Sebaiknya lakukan secara rutin agar bayi terbiasa.
- Bila bayi menolak, lakukan permainan terlebih dahulu.
- Jangan memaksanya karena dapat membuat bayi trauma dan semakin menolak kegiatan ini di kemudian hari.
- Jika bayi sudah terbiasa dibersihkan giginya, gunakan sikat gigi khusus bayi yang dapat ditempelkan pada jari anda. Sikat gigi ini cukup lembut untuk bayi.
- Jika bayi sudah bertambah besar dan sudah bisa memegang sikat gigi, ajarkan ia menggosok giginya sendiri.
- Berikan makanan atau mainan yang dapat digigit untuk merangsang pertumbuhan gigi bayi.
- Bila bayi sudah mendapatkan makanan tambahan, sehabis bayi makan atau minum jus beri ia minum putih untuk membilas mulut dan giginya.
- Jangan biarkan bayi tidur sambil menyusu atau ngedot karena dapat merusak giginya.
- Hindari makanan yang lengket di gigi agar giginya tidak rusak.
- Periksakan gigi anak untuk mengetahui perkembangan dan kesehatannya segera setelah gigi pertama tumbuh dan enam bulan kemudian.
Tips untuk menanggulangi rasa nyeri saat gigi awal bayi tumbuh:
- Gosok atau pijat gusinya de-ngan jari yang bersih atau gel khusus pereda nyeri gusi
- Berikan ia sesuatu untuk digigit
- Bersihkan air liur yang mengalir dari mulut bayi.
Referensi:
American Academy Of Pediatric Dentistry, 2002