Kehamilan mempunyai dampak yang luar biasa terhadap kondisi fisik dan psikis pada seorang wanita. Perubahan yang mencolok yang dapat kita lihat adalah kenaikan berat badan yang rata-rata berkisar 12 kg selama kehamilan, cepat lelah, mudah pingsan, sementara perubahan psikis bervariasi mulai dari hiperemesis ( mual-muntah ) hingga dapat menimbulkan depresi.
Namun ada juga seorang wanita yang begitu mendambakan seorang anak, sehingga kehamilan menimbulkan perasaan senang dan bahagia. Perubahan-perubahan ini tentu saja berdampak pada aktivitas sehari-hari wanita tersebut termasuk aktivitas seksual. Hubungan seksual merupakan kebutuhan bilogis dasar baik bagi pria dan wanita yang jika tidak terpenuhi dapat menimbulkan ketidak stabilan emosi dan mengganggu keharmonisan rumah tangga pada yang telah menikah. Frekuensi sanggama, posisi dan orgasme harus dapat dikomunikasikan diantara kedua belah fihak sehingga suatu hubungan seksual dapat memuaskan keduanya.
Perubahan selama kehamilan
Akibat pengaruh hormon –hormon yang terbentuk selama kehamilan maka terjadi perubahan anatomi ( fisik ) dan fisiologis ( fungsi ) pada ibu hamil. Rahim ( uterus ) yang besarnya hanya setelur ayam ( 30 gram ) pada wanita tidak hamil membesar menjadi 1000 gram pada kehamilan 9 bulan. Vagina ( liang sanggama ) menjadi lebih merah dan kebiruan karena pembuluh darahnya melebar dan membesar karena pengaruh hormone dan biasanya diikuti dengan cairan vagina ( fluor ) yang banyak sehingga sering dikeluhkan sebagai keputihan.
Hal ini harus diperhatikan karena jika terjadi perlukaan baik karena kecelakaan maupun karena hubungan seksual dapat menimbulkan perdarahan yang hebat. Payudara akan membesar dan tegang selama kehamilan untuk persiapan menyusui saat kelahiran, terkadang dirasakan sakit jika dimanipulasi berlebihan saat hubungan seksual. Saluran pencernaan ( usus ) mengalami perubahan menjadi lebih lambat gerakannya sehingga dapat menimbulkan mual, kembung dan kesulitan buang air besar. Akibat tekanan pada rongga perut , juga sering menimbulkan wasir ( ambeien ) karena aliran darah terganggu. Buang air kecil menjadi lebih sering pada awal kehamilan dan akhir kehamilan karena pengaruh rahim yang membesar akan menekan kandung kencing. Nafas menjadi lebih berat dan pendek terkadang sesak jika ibu tidur karena penekanan otot pernafasan oleh rahim yang membesar. Tangan, kaki , dan wajahmembengkak karena terjadi penimbunan air dan sering dirasakan kesemutan pada jari-jari tangan karena penekanan pada jaringan saraf.
Siklus Seksualis
Sebelummembahas pengaruh hubungan seksual selama kehamilan, ada baiknya diketahui siklus seksual dan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat berhubungan seksual.
MenurutMasters dan Johnson terdapat 4 rentetan reaksi yang terjadi pada saat hubungan seksual yang dialami oleh seorang pria dan wanita, yaitu :
- masa rangsangan ( excitement phase ]
- masa dataran tinggi ( plateau phase )
- masa orgasme ( orgasmic phase )
- masa peredaan ( resolution phase )
Sedangkan pada saat terjadinya orgasme terjadi 2 phenomena yaitu vasokongesti ( pengumpulan darah ) dan kontraksi otot.
Perubahan-perubahan yang terjadi selama siklus seksualis
Bibir besar, karena rangsangan membesar dan lembek karena terjadi pengumpulan darah . Bibir kecil juga membesar hingga 3 kali ukuran normal sehingga akan mendorong bibir besar kesamping dan berwarna kemerahan ( seks skin ). Biasanya jika sudah terjadi seks skin beberapa saat kemudian akaan diikuti oleh orgasme apabila rangsangan seksual diteruskan. Liang sanggama ( vagina ) pada keadaan normal berukuran 7-8 cm, namun akibat rangsangan memanjang dan melebar serta mengeluarkan lendir yang akan melicinkan liang sanggama saat penetrasi penis. Rahim ( uterus ) membesar akibat rangsangan dan saat orgasme mulut rahim terbuka, rahim terdorong ke atas disertai kontraksi ( kejang ) yang kadang dirasakan nyeri oleh wanita. Payudara menegang dan membesar, perut, dada, punggung, bahu serta payudara dapt timbul bintik –bintik kemerahan akibat pelebaran pembuluh darah yang menghilang setelah orgasme.
Kandung kencing berkontraksi saat terjadi orgasme yang dirasakan oleh seorang wanita seperti ingin kencing atau kencing yang sakit ( anyang-anyangan ) jika terlalu banyak dirangsang. Rektum , otot tungkai, paha dan lengan juuga berkontraksi saat terjadi orgasme. Pernafasan menjadi cepat, jantung berdenyut lebih cepat untuk memompa darah lebih banyak.
Pengaruh Kehamilan terhadap aktivitas seksual
Kehamilan mempunyai pengaruh yang beragam terhadap aktivitas seksual. Pada seorang wanita mengeluh mengalami penurunan gairah seksual ( libido seksualis ) , namun pada wanita yang lain justru terjadi peningkatan . Memang disadari seperti telah dikemukakan diatas wanita hamil pada umumnya merasa malas untukmelakukan hubungan seksual dengan makin membesarnya perut ibu dan juga nyeri yang dirasakanibu saat melakukan hubungan seks baik karena terjadinya orgasme, posisi hubungan seksual yang tidak nyaman ataupun suami yang tergesa-gesa untuk penetrasi alat kelaminnya. Pada pria walaupun tidak merasakan secara langsung, tetapi karena rasa takut terjadi sesuatu terhadap kehamilan istrinya, rasa iba melihat istri yang sedang hamil libido seksualis menjadi turun seiring dengan turunnya gairah seks sang istri.
Pengaruh Hubungan seks terhadap kehamilan
Jika proses kehamilan berlangsung secara normal, maka tidak ada halangan untuk melakukan hubungan seks berapapun usia kehamilan ibu. Pameo yang mengatakan hubungan akan menyebabkan keguguran pada usia kehamilan muda tidakdapat dibuktikan secara ilmiah. Walaupun disadari sperma mengandung prostaglandin yang dapat membuat kontraksi rahim, oleh karenanya sangat dianjurkan untuk melakukan hubungan seks pada kehamilan trimester akhir untuk merangsang kontraksi rahim.
Keluhan yang sering diutarakan oleh wanita hamil saat berhubungan seksual adalah timbulnya rasa nyeri. Banyak factor yang dapat menyebabkan rasa nyeri ini, diantaranya kurangnya lubrikasi, posisi hubungan seksual, dan iritasi vagina. Penyebab dari kurangnya lubrikasi ( lendir vagina ) adalah wanita hamil tersebut belum terangsang sehingga produksi lendir vagina tidak maksimal. Kecemasan, rasa takutakan terjadi keguguran, penolakan seksual dan keletihan akan membuat seorang ibu hamil menjadi frigid sehingga akan sulit untuk terangsang. Dibutuhkan komunikasi yang baik dan keterbukaandiantara suami istri untuk mengatasi masalah ini serta tak kalah pentingnya adalah penjelasan dari dokter kandungan untuk memastikan kehamilannya berjalan normal sehingga tak ada halangan untuk melakukan hubungan seksual kapanpun.
Wanita hamil dapat merasakan ketidak nyamanan dan merasa kurang nikmat saat berhubungan seksual jika perutnya tertekan. Keadaan ini sering disalahartikan sebagai rasa sakit saat berhubungan seksual. Untuk menghindarinya dapat dilakukan perubahan posisi misalnya dengan posisi berbaring miring berhadap-hadapan atau pria menopang berat badannya dengan tangan. Posisi lainnya misalnya ibu duduk sementara pria berdiri atau setengah berdiri. Berbagai variasi lainnya dapat dicoba dan disesuaikan dengan kondisi suami istri.
Sering ditemui seorang ibu hamil memakai douching ( pembilas vagina ) untuk membersihkan lendir ( keputihan ) yang memang berlebihan pada saat hamil. Namun sering dijumpai karena tidak berkonsultasi dengan dokter kandungan, bahanyang dipakai untuk membilas terlalu keras sehingga menimbulkan iritasi vagina. Akibatnya saat melakukan hubungan seksualakan dirasakan nyeri karena perlukaannya tersebut. Padahal keputihan yang terjadi saat hamil adalah hal yang normal dan cukup dibilas dengan air dan sering mengganti celana dalam serta menjaga hygiene daerah kelamin.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dan diwaspadai saat melakukan hubungan seksual selama kehamilan adalah penularan infeksi dari pria kepada ibu hamil yang berdampak pada bayi yang kita kenal dengan penyakit menular seksual yaitu sifilis, gonorea, chlammydia, herpes, AIDS, bacterial vaginosis, hepatitis, kondiloma akuminata, kandidiasis, sitomegalovirus dan trikomonas vaginalis.
Infeksi sifilis dapat menyebabkan sifilis congenital pada bayi , keguguran dan kematian bayi. Infeksi gonorea dapat menimbulkan keguguran dan gonorea pada mata bayi akibat persalinan . Herpes dapat menimbulkan kematian bayi, hepatitis dapat menular ke bayi, bacterial vaginosis dapat menyebakan ketuban pecah dan persalinan premature, kondiloma dapat menyebabkan infeksi pada tenggorokan bayi yang menimbulkan perlengketan dan kematian, dan sitomegalovirus menimbulkan hidrosefalus, retardasi mental.
Kondisi kehamilan yang sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual
- Riwayat keguguran berulang
- Kelemahan mulut rahim yang gampang terbuka
- Hamil dengan ari-ari ( plasenta ) dibawah
- Hamil dengan varises vagina yang luas
- Suami menderita penyakit yang dapat menularmelalui hubungan seksual