Ketahui apa yang bisa orangtua lakukan untuk mengembangkan kecerdasan anak.
Setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak, faktor hereditas (keturunan) dan lingkungan. Jika faktor hereditas sulit dikendalikan, maka satu-satunya yang dapat dioptimalkan adalah faktor lingkungan, yang meliputi gizi dan stimulasi.
Tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan antara lain;
- Kebutuhan fisik-biologis; menyangkut pertumbuhan otak, sistem sensorik dan motorik. Dimulai dengan gizi yang baik selama janin dalam kandungan, pencegahan dan pengobatan penyakit.
- Emosi-kasih sayang; mempengaruhi kecerdasan emosi, inter dan intra-personal. Memberi rasa aman dan nyaman, serta mengajarkan empati dan simpati kepada anak.
- Stimulasi dini untuk merangsang kecerdasan sensorik dan motorik.
Ketiganya diberikan secara bersamaan, sejak janin berada dalam kandungan, sampai anak dilahirkan.
Manfaat stimulasi dini
Sel-sel otak janin dibentuk sejak 3-4 bulan di dalam kandungan, setelah lahir jumlah sel akan terus bertambah hingga milyaran sel sampai si kecil mencapai usia 3 tahun. Namun sel tersebut tidak akan berfungsi jika berdiri sendiri, agar berfungsi dengan baik sel-sel saraf harus berhubungan satu sama lain (yang disebut sinaps). Terbentuknya hubungan antar sel saraf ini baru dimulai sejak usia janin 6 bulan, sehingga terbentuk rangkaian fungsi-fungsi.
Kualitas rangkaian hubungan antar sinaps ditentukan oleh stimulasi atau rangsangan dari luar. Semakin baik stimulasi, semakin banyak pula hubungan antara sel saraf terbentuk.
Bermain dan bermain
Seringkali orangtua bingung bagaimana memberi stimulasi yang baik untuk anak. Padahal cara termudah adalah dengan mengajaknya bermain, bicara serta membacakan cerita. Baik saat memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi, menggendong, mengajaknya berjalan-jalan, bermain, menjelang tidur, dan sebagainya.
Stimulasi selain bermanfaat untuk merangsang semua panca indera si kecil, juga merangsang motorik kasar dan halus, kaki, tangan, dan jemarinya. Anda bisa mulai melakukannya sedini mungkin.
Berikan stimulasi sesuai usia anak
Usia 0-6 bulan:
- Berikan rasa aman dan nyaman dengan memeluknya, memberi ASI sambil membelai wajah mungilnya, menatap matanya.
- Gantungkan mainan warna-warni, benda-benda berbunyi, merangsangnya untuk tengkurap-telentang secara bolak-balik.
- Bermain cilukba.
Usia 6-12 bulan:
- Panggil namanya, ajak si kecil bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng.
- Merangsang si kecil duduk sendiri, atau berlatih berdiri sambil berpegangan tangan.
- Mengajarkan anak memanggil “Mama”, “Papa”, “Kakak”.
- Memasukkan mainan ke dalam wadah.
- Minum dari cangkir.
- Menggelindingkan bola.
- Belajar berjalan dengan dititah (berpegangan)
Usia 12-18 bulan:
- Menyusun kubus, mencoret-coret kertas dengan krayon, bermain puzzle.
- Memasukkan dan mengeluarkan benda dari wadahnya.
- Mulai belajar berjalan sendiri tanpa berpegangan.
- Menendang bola, memanjat tangga.
- Melakukan perintah-perintah sederhana, menyebutkan nama, menunjuk benda-benda di sekitarnya.
Usia 18-24 bulan:
- Belajar menyebutkan bagian-bagian tubuh sambil menunjukkannya, misalnya “Mana hidung Adek?”
- Menyebutkan nama binatang yang pernah dilihatnya di Kebun Binatang atau di gambar.
- Belajar mengenakan pakaian sendiri, mencuci tangan, bermain melempar bola, melompat.
Sikap orangtua
- Agar anak bisa mengembangkan kreativitas secara optimal, sebaiknya orangtua bersikap demokratis.
- Mau mendengarkan dan menghargai pikiran anak.
- Mendorong anak untuk berani mengemukakan pendapatnya.
- Tidak memotong pembicaraan anak sebelum ia menyelesaikannya.
- Tidak otoriter, menganggap bahwa pendapat orangtua selalu benar.
- Tidak mendikte anak.
- Memilih hukuman yang sifatnya mendidik.
- Beri anak kebebasan dalam bersikap, dengan catatan tetap bertanggung jawab.