Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, dapat dialami siapa saja. Biasanya, cidera dan pemakaian berlebihan dalam jangka waktu lama, menjadi penyebab utama nyeri sendi.
Demi mengedukasi kepada awam tentang nyeri sendi, Voltaren GlaxoSmithKline (GSK) menyelenggarakan seminar Cepat Redakan Nyeri pada Sumbernya di RS Hermina Kemayoran, 13 Oktober 2018 lalu. Acara diawali lomba foto selfie dan konsultasi fisioterapi gratis. Acara dibuka oleh dr. Lies Nugrohowati, MARS., direktur RS. Hermina Kemayoran, yang diikuti penyerahan tanda kenangan dari pihak GSK kepada RS. Hermina Kemayoran.
Sebagai pembicara utama dr. Ferius Soewito, Sp.KFR., menjelaskan tentang klasifikasi nyeri, yang berdasarkan waktu terjadinya dibagi menjadi nyeri akut yang terjadi segera setelah tubuh terkena cidera atau intervensi bedah hingga tujuh hari setelahnya. “Sedangkan nyeri kronik bersifat konstan atau hilang timbul yang menetap sepanjang periode tertentu dan terjadi proses peradangan,” jelasnya.
Berdasarkan penyebab, ada nyeri nosiseptif yang disebabkan oleh kerusakan jaringan seperti stimulus yang mengenai kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat, disebut juga nyeri muskuloskeletal. Ada pula nyeri neuropatik, yang berkaitan dengan kerusakan saraf atau disfungsi saraf seperti pada diabetes mellitus, herpes zoster atau HNP, sering disebut juga dengan nyeri saraf. “Selain itu ada pula nyeri psikogenik, yang disebabkan oleh pengaruh psikologis,” tukas Ferius.
Penanganan nyeri umumnya dengan mengistirahatkan area tubuh yang nyeri, menggunakan obat penghilang nyeri, menggunakan krim oles untuk meredakan ketegangan otot, melakukan peregangan ringan, atau dikompres dingin. Menurut Ferius, pada kasus ringan hal ini cukup membantu, namun pada kasus berat yang lebih parah tentu perlu penanganan medis.
Waspadai nyeri sendi
Nyeri sendi yang biasanya terjadi, diantaranya adalah bursitis yang umumnya mengenai bahu, siku, pinggul, panggul, lutut, jari kaki dan tumit. Ada lagi epicondylitis lateralis, nyeri pada area siku bagian lateral yang lebih sering terjadi pada usia > 35 tahun, paling banyak ditemukan pada usia 40-50 tahun akibat olahraga dengan gerakan berulang.
Nyeri yang paling umum terjadi pada lansia adalah osteoartritis (OA) yaitu nyeri sendi yang bersifat progresif yang sering terjadi pada lutut. Pada sendi normal yang sehat, ujung-ujung tulang terbungkus tulang rawan yang licin, dilindungi kapsul sendi dan dilapisi pelumas sendi untuk melindungi tulang rawan, otot, dan jaringan ikat. Sedangkan pada kasus osteoartritis, tulang rawan menjadi aus. Taji tumbuh dari tepi tulang pelumas sendi meningkat, pecahan tulang rawan atau tulang mungkin terdapat di dalam cairan pelumas sendi dan kapsul sendi menebal hingga sendi terasa kaku dan sakit.
Kondisi ini bila makin parah, membutuhkan biaya penyembuhan cukup besar, bahkan bisa menyebabkan cacat, kehilangan mata pencaharian, dan berkurangnya kualitas hidup.
Di penghujung acara, diumumkan pemenang lomba foto dan pengundian doorprize sekaligus penyerahan hadiah dan pembagian lunch box menjadi penutup acara yang manis. Selamat bagi yang beruntung menjadi pemenang!