Empat dari lima anak pernah terkena infeksi di telinga. Bagaimana cara mengatasinya?
Dewi merasa gundah. Bukan karena setumpuk pekerjaan di kantor yang mengganggunya. Juga bukan karena pembantunya yang baru saja memecahkan koleksi keramik Cinanya. Tapi, gara-garanya adalah, Nafla. Anaknya yang berumur 1 tahun itu mendadak jadi rewel, demam, dan menghindar bila telinganya disentuh. Waah, ke dokter lagi deh…
Infeksi telinga yang disebut sebagai Otitis Media Akut memang tak jarang terjadi, terutama musim hujan. Ada beberapa hal yang menyebabkan infeksi ini dapat terjadi misalnya umur kurang dari 2 tahun, adanya kuman yang berbiak di tenggorok, bertemu dengan banyak anak misalnya di tempat penitipan anak. Bayi yang tidak mendapat ASI, tetapi minum botol sambil terlentang, dan menggunakan empeng juga relatif lebih mudah terserang. Lho kok bakteri di tenggorok dapat menyerang telinga? Antara tenggorok dan telinga terdapat suatu saluran yang disebut sebagai Tuba Eustachius. Fungsinya adalah mengontrol tekanan di telinga tengah. Kita semua tentu pernah merasakan sakitnyaa telinga bila saluran ini tersumbat, saat naik pesawat terbang. Pada bayi, saluran ini pendek, dan lebih mudah tersumbat karena kalibernya kecil. Itu sebabnya bayi yang pilek sering merasa sakit di telinga.
Bayi atau anak yang terserang Otitis Media Akut akan menangis, rewel dan kesakitan bila telinganya disentuh. Demam dan muntah dapat terjadi. Saat ini anda harus membawanya ke dokter. Dokter akan memeriksa menggunakan otoskop, untuk mengintip ke dalam liang telinga anak.
Akhirnya, setelah menunggu antrian yang cukup panjang, Nafla dapat diperiksa oleh dokter. Dewi melihat dokter menggunakan otoskop, kemudian ia diperbolehkan mengintip ke dalam otoskop. “Kok sulit sekali ya dok, saya tidak mengerti apa yang saya lihat,” kata Dewi. Dengan otoskop akan terlihat gendang telinga yang merah meradang, agak membonjol dan tidak bergerak. “Ibu Dewi, anak anda mengalami Otitis Media Akut atau radang di telinga tengah. Tapi ia hanya memerlukan obat penghilang sakit, belum perlu antibiotika. Ibu bawa dia kembali setelah 2 hari ya. Bila masih sakit baru saya beri antibiotika” “Wah ini dokter bagaimana sih, sudah bayar mahal tidak dapat obat lagi. Kan infeksi harus mendapat antibiotik?” batin Dewi. “Barangkali karena telinganya kemasukan air waktu mandi ya dok?” “He..he.. itu hanya mitos saja. Infeksinya bukan datang dari luar telinga tetapi dari tenggorok.” Kata dokter sambil senyum maniiis.
Salah satu pilihan pada otitis media akut adalah tidak memberi antibiotika dulu dalam 48-72 jam pertama, karena dapat sembuh sendiri. Tapi tentu saja ada syaratnya. Ibu harus bersedia membawa anak kontrol kembali, gejala tidak berat, dan gambaran infeksi gendang telinga tidak begitu jelas. Kalau bayi berumur kurang dari 6 bulan harus mendapat antibiotika. Demikian pula, bila anak berumur kurang dari 2 tahun disertai gejala yang berat sering tidak bisa sembuh tanpa antibiotika, apalagi bila ibu mengalami kesulitan membawa anak kontrol kembali.
Bila diberi antibiotika, gejala harus hilang dalam 2-3 hari. Bila masih menetap mungkin ada komplikasi lain, misalnya ada banyak cairan di dalam telinga. Waaah, terpaksa harus membawa anak ke dokter kembali. Bila tidak, kadang gendang telinga dapat pecah sendiri dan ke luar air.
Bila sudah sembuh, kita tetap harus waspada. Otitis Media dapat datang kembali. Kadang dapat terjadi gangguan pendengaran, sehingga otomatis kepandaiannya juga berkurang. Bicara juga dapat terlambat. Kabar baiknya, makin besar anak akan makin jarang ia terserang Otitis Media.
Referensi
American Academy of Pediatrics and American Academy of Family Physicians. Diagnosis and management of Acute Otitis Media. Pediatrics 2004;13(5):1451-65.
Weber SM, Grudfast KM. Modern management of acute otitis media. Pediatr Clins N Amer 2003(50):399-411.
No Comments
kebetulan anakku sering banget flu dan batuk…so harus mempersiapkan juga ya..jangan2 telinga nya juga sakit..mungkin sakit karna rewel terus tapi blm bisa bilang..karena masih 10 bulan..