Bila suatu kali Anda mengalami gangguan gatal ditengah deadline pekerjaan, jangan-jangan itu akibat stres.
Diana akhirnya berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit, karena sudah seminggu ini betis kakinya didera rasa gatal. “Makin terasa saat deadline di kantor,” tukas ibu satu anak yang bekerja sebagai marketing di sebuah perusahaan swasta ini.
Apa yang dikeluhkan Diana ternyata adalah eksim kulit, yang menurut dokter salah satu pencetusnya adalah stres.
Saat sedang dilanda stres, tubuh akan bereaksi. Stres merangsang reaksi kimia dalam tubuh yang membuat kulit kita jadi lebih peka. Selain itu, ada banyak ujung saraf yang terhubung dengan kulit sehingga jika sistem saraf pusat membaca adanya gangguan karena stres, kulit pun akan bereaksi. Kondisi ini juga bisa membuat kulit lebih sulit disembuhkan jika kita tengah mengalami masalah atau penyakit kulit tertentu. Terkadang kita sendiri bahkan tidak menyadari kondisi tersebut. Saat mengalami gatal-gatal, kita merasa bahwa penyebabnya tidak jelas.
Gangguan gatal yang sering muncul saat stres
- Biang keringat. Saat stres, biasanya kita panik dan diikuti dengan meningkatnya produksi keringat. Keringat yang berlebihan akan terperangkap di dalam lapisan kulit dan tidak dapat menguap. Kondisi ini menyebabkan munculnya biang keringat—yang dalam kondisi parah menyebabkan rasa gatal dan jika dibiarkan akan mengundang infeksi virus atau bakteri.
- Biduran. Kulit merupakan mekanisme pertahanan tubuh terluar, yang juga merupakan bagian sistem kekebalan tubuh. Saat ada gangguan, tubuh akan memproduksi sel darah putih yang akan melawan bakteri, virus atau benda yang dianggap asing. Reaksi ini bisa berupa biduran, apa lagi jika sebelumnya kita rentan mengalami biduran, stres akan semakin memicu kondisi tersebut
- Mengundang penyakit lama yang tengah ‘tertidur’. Beberapa penyakit kulit seperti psoriasis, herpes, dan eksim akan kambuh saat tubuh mengalami tekanan psikologis. Saat muncul stres, tubuh memproduksi hormon-hormon yang bisa memicu penyakit kulit tersebut.
- Gatal psikogenik. Jenis gatal ini dipicu oleh sugesti dari pikiran sendiri. Kondisi seperti depresi, gangguan cemas, atau gangguan obsesif kompulsif menyebabkan munculnya rasa gatal pada bagian tubuh tertentu. Biasanya gatal psikogenik ini muncul pada anggota tubuh yang mudah dijangkau, misalnya lengan, wajah, bahu, perut atau paha bagian belakang.
Bagaimana stres bisa menyebabkan gatal? Masih terus diteliti, namun menurut beberapa penelitian, ada jalur psiko-neuro-dermato, yaitu jalur kejiwaan melalui saraf pusat ke saraf tepi (kulit), yang memicu keluarnya zat-zat penyebab rasa gatal di kulit. Tapi, masih belum bisa dipastikan, kondisi kejiwaan seperti apa, gatalnya seberat apa, dan lain sebagainya.
Penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih rentan terhadap gangguan gatal akibat stress. Mereka yang rentan mengalami gangguan ini adalah perempuan berusia 30 – 50 tahun.
Hubungi dokter, bila:
- Anda mendapati diri Anda berulang kali menggaruk sepetak kulit yang sama.
- Kualitas tidur mulai terganggu.
- Rasa gatal mulai mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Kulit yang gatal mengalami iritasi dan terasa sakit.
Meskipun stres mungkin tak dapat sepenuhnya dihindari, tapi cobalah untuk bersahabat dengan stres itu sendiri. Sehingga tubuh bisa berdamai dan tidak menimbulkan gangguan disana sini.