Anak hanya suka makanan itu lagi itu lagi. Mungkinkah tergolong picky eater? Apakah dapat ditangani di rumah?
Ibu mana yang ingin melihat anaknya makan menu yang sama tiap hari? Pasti semua ibu ingin menghadirkan sesuatu yang berbeda dan lebih variatif. Menambahkan aneka sayuran, buah, menghias atau mencetak makanan dengan bentuk-bentuk unik menjadi trik ibu untuk membangkitkan selera makan anak. Tapi bilamana anak menolak makanan, benarkah itu pertanda picky eater?
Kenali gejalanya
Picky eater atau ganguan pola makan pada umumnya terjadi ketika anak hanya menyukai makanan yang itu itu saja. Pada kasus ini anak biasanya mengklasifikasikan antara makanan yang ia suka maupun tidak. Picky eater biasanya terjadi pada anak di bawah usia 3 tahun dengan gejala meliputi:
- Hanya berselera makan pada makanan yang ia sukai.
- Cenderung menolak dan menutup mulut bila diperkenalkan dengan makanan baru.
- Mengacak-acak makanan.
- Memukul ibunya atau orang lain bila tidak mau makan sama sekali.
Tindakan orangtua
Bilamana dari beberapa gejala di atas ditemukan pada anak, maka tindakan pertama yang bisa dilakukan di rumah adalah:
- Mencoba mengenalkan berbagai jenis makanan pada anak.
- Berusaha menyemangati agar anak berkenan mencoba makanan yang baru diperkenalkan. Biasanya proses pengenalan makanan baru bisa berlangsung hingga 10-15 kali. Dalam proses pengenalan makanan baru, anak butuh waktu untuk memasukan data tentang karakter/jenis, rasa, tekstur, dan bentuk makanan baru sebelum akhirnya mau makan.
- Mengikuti basic feeding room yang mencakup proses pengenalan makanan dalam porsi yang kecil, menyesuaikan dengan jadwal, jumlah makan yang sedikit, waktu makan sekitar 30 menit hingga anak tidak cepat bosan.
- Merangsang si anak makan sendiri dengan melakukan responsive feeding agar anak tidak mengalami traumatic pada saat makan.
- Pada saat makan jangan biarkan anak bermain, nonton TV atau main, karena hal ini dapat mengganggu proses makan mereka.
Kapan tindakan medis diperlukan?
Pada anak dengan kasus picky eater, bila berat badan anak naik secara normal maka tindakan medis tidak terlalu diperlukan. Tetapi bila berat badan turun, anak mengalami gagal tumbuh atau muncul gejala lain, seperti anemia, anak tampak lesu maka konsultasi medis sangat diperlukan guna melihat berbagai kemungkinan yang bisa terjadi.