Dunia kesehatan Indonesia bermuram durja. Pasalnya, tahun ini terjadi lonjakan kasus alias kejadian luar biasa (KLB) pada Difteri. Penyakit yang sudah seharusnya sudah dapat dicegah ini muncul bak hantu di siang hari.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut kejadian luar biasa (KLB) difteri di Indonesia paling tinggi di dunia. KLB difteri terjadi di 28 provinsi serta 142 kabupaten/kota. Menurut Ketua PP IDAI Dr. dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), KLB difteri kali ini adalah KLB difteri paling tinggi di dunia.
Difteri disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae yang sangat mudah menular dan berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Pada kejadian luar biasa (KLB), selain difteri farings, tonsil, dan larings, telah pula dilaporkan terjadinya difteri hidung dan difteri kulit.
Proses penularan difteri
- Percikan ludah yang keluar saat batuk atau bersin.
- Kontak langsung dengan permukaan kulit atau luka yang terbuka
- Kontak dengan benda-benda yang terkena kuman difteri (mainan, pakaian, kasur, dsb).
Penularan dapat terjadi tidak hanya dari penderita saja, namun juga dari karier (pembawa) baik anak maupun dewasa yang tampak sehat kepada orang-orang di sekitarnya.
Gejala awal difteri
- Demam tidak tinggi
- Lesu, nafsu makan menurun
- Nyeri saat menelan, tenggorokan terasa sakit
- Sekret hidung kuning kehijauan dan bisa disertai darah
Segera bawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat bila ada anak mengeluh nyeri tenggorokan disertai suara berbunyi seperti mengorok, khususnya anak berumur < 15 tahun.
Imunisasi Segera!
Penyakit difteri dapat dicegah dengan melakukan imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan atau Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Lengkapi imunisasi DPT/DT/Td sesuai jadwal imunisasi anak Kementerian Kesehatan atau Ikatan Dokter Anak Indonesia. Imunisasi difteri lengkap adalah sebagai berikut:
- Usia kurang dari 1 tahun harus mendapatkan 3 kali imunisasi difteri (DPT).
- Anak usia 1 – 5 tahun harus imunisasi ulangan sebanyak 2 kali.
- Anak usia sekolah harus mendapatkan imunisasi difteri melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) siswa sekolah dasar (SD) kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 atau kelas 5.
- Setelah itu, imunisasi ulangan dilakukan setiap 10 tahun, termasuk orang dewasa. Apabila status imunisasi belum lengkap, segera lakukan imunisasi di fasilitas kesehatan terdekat.