Mungkin Anda menyadari, si Upik yang dulu ketika sendiri akan merengek minta bermain dengan Anda, kini ia lebih senang bermain dengan temannya.
Ya betul! Usia 6-8 tahun merupakan saat ia berinteraksi dengan dunia yang lebih luas, yang lebih menarik hatinya. Saat ini, keterampilan mental, sosial, dan fisik berkembang begitu pesat. Dan saat inilah masa kritis baginya untuk membangun kepercayaan dalam berbagai hal, seperti berolahraga, pergi ke sekolah, dan tentu saja, dalam berteman.
Kenali perubahannya
Pada usia-usia ini, anak makin tak tergantung dengan orang tua, dan mulai bisa mengenal mana yang benar dan salah. Ia juga mulai menyadari tentang masa depan dan perhatian dengan teman-temannya, termasuk keinginan untuk diterima dan disukai oleh lingkungan sekitar. Dari segi kemampuan kognitif, anak usia 6-8 tahun mengalami perkembangan keterampilan mental yang amat pesat. Kemampuannya untuk menggambarkan perasaannya dan bagaimana teman-temannya bersikap atau berperilaku berkembang dengan pesat.
Mencari teman
Untuk anak usia sekolah dasar, mencari teman merupakan salah satu misi yang wajib dilakukannya. Mereka belajar banyak dari timbal balik yang didapat dari temannya, dan bagaimana reaksi teman terhadapnya akan berperan membentuk self image si anak. Misalnya, jika teman-teman menyukai hasil gambarnya, ia akan percaya diri dan menganggap dirinya artistik, atau jika teman-temannya tertawa karena celetukannya, anak akan menganggap dirinya lucu.
Pada usia ini juga, anak-anak cenderung memilih atau mengejek anak lain yang kurang mampu dibanding lainnya. Mereka cenderung memilih teman yang pola bermain, aktivitas, hobi, sifat nya sama. Sebagai orang tua, tak perlu paksa si kecil bermain dengan banyak teman, dan tak perlu terlalu khawatir bila ia tak punya banyak teman atau apakah ia termasuk “si popular” atau bukan. Ada anak yang bahagia hanya memiliki satu orang sahabat dekat, ada lagi yang memang senang memiliki banyak sahabat. Selama teman-temannya membawa dampak negatif, tak perlu terlalu dikhawatirkan.
Teman yang positif
Usia 6-8 tahun merupakan usia ketika anak belajar berbagi dan menyenangkan sahabatnya, juga mengatasi konflik. Mereka juga belajar saling mendukung atau bersaing baik dalam pelajaran, olahraga, atau apapun. Jika buah hati Anda memiliki sahabat yang hobi membaca, maka ia pun akan belajar menyukai buku. Begitu juga, jika sahabatnya seorang pemain bola hebat, ia akan belajar lebih keras agar dapat menyamainya. Yang repot, jika sahabat dekatnya tak membawa dampak positif untuknya, atau malah justru membawa hal negatif. Misalnya ia memiliki sahabat yang terlalu mendominasi dan cenderung menjadikan anak Anda “kaki tangannya” atau teman dekatnya adalah si trouble maker di kelas.
Bagaimana sikap orangtua?
- Usaha Anda melarang si kecil bermain dengan sahabatnya yang membawa dampak negatif tak akan banyak gunanya. Lebih baik tanyakan bagaimana ia menilai tindakan temannya dan bagaimana ia mengatasinya.
- Daripada mencoba menjauhkan teman “nakal” dari kehidupan anak, lebih baik sarankan ia untuk bermain dengan teman lain yang membawa dampak baik. Undanglah teman-temannya yang menurut Anda dapat membawa nilai positif dan ikut sertakan mereka dalam aktivitas. Biarkan si kecil melihatnya.
- Bila ada kesempatan ngobrol dengan anak, ceritakan alasan mengapa Anda khawatir dengan teman bermainnya itu. Lebih baik spesifik menyebutkan perilaku yang Anda tak sukai daripada mengkritik temannya, misalnya mengapa Anda tak suka sikap memaksa si A dan apa akibat dari sikap itu daripada mengkritik bahwa A bukan teman yang baik.
- Jangan paksa si kecil menjauhi teman bermainnya, lebih baik Anda menjelaskan konsekuensi jika anak mengikuti perilaku temannya itu dan jelaskan mengapa perilaku itu tidak baik. Biarkan anak merasa percaya diri dan memutuskan pilihannya sendiri.
Referensi:
- Green M, Palfrey JS: Bright Futures Family Tips Sheets. Middle Childhood. Arlington (VA). National Center Education in Maternal and Child Health, 2001.