Serangan penyakit jantung memang mematikan, jika bisa melakukan pencegahan, mengapa tidak?
Survei kesehatan rumah tangga (SKRT) nasional tahun 2001 menunjukkan bahwa penyakit jantung telah menempati peringkat pertama sebagai penyebab kematian di Indonesia, yakni sebesar 26,3%. Biang keladinya adalah aterosklerosis.
Aterosklerosis adalah penyempitan dan penebalan pembuluh darah arteri karena penumpukan plak pada dinding arteri. Penumpukan plak tersebut terjadi saat lapisan sel pada dinding dalam arteri yang bertugas menjaga kelancaran aliran darah mengalami kerusakan.
Plak penyebab aterosklerosis terdiri dari kolesterol, zat lemak, kalsium, dan fibrin (zat dalam darah). Plak dapat terbawa aliran darah hingga menyebabkan penyumbatan, atau membentuk bekuan darah pada permukaan plak. Hal tersebut menyebabkan peredaran darah dan oksigen dari arteri ke organ tubuh terhambat.
Penumpukan terus menerus di dalam dinding pembuluh arteri koroner disebut sebagai plak aterosklerosis. Pecahnya plak akan menyebabkan trombosis yang menyumbat aliran darah ke organ penting seperti jantung dan otak. Peristiwa inilah yang disebut sebagai sebagai aterotrombosis, penyebab serangan jantung koroner atau stroke.
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah utama yang menyuplai darah ke jantung (pembuluh darah koroner) mengalami kerusakan. Tumpukan kolesterol pada pembuluh darah serta proses peradangan diduga menjadi penyebab penyakit ini.
Penumpukan kolesterol (plak) menyebabkan pembuluh darah koroner menyempit, sehingga aliran darah dan suplai oksigen menuju jantung pun akan terhambat. Kurangnya aliran darah menyebabkan rasa nyeri pada dada (angina) dan sesak napas. Sampai suatu saat terjadi hambatan total pada aliran darah menuju jantung, inilah yang disebut serangan jantung.
Seiring bertambahnya usia, terjadi proses alami aterosklerosis. Proses alamiah ini dipercepat dengan faktor risiko yang menyertai seperti merokok, diabetes, hipertensi, obesitas, kurang aktivitas, dan sebagainya. Dan semakin cepat bila terjadi peningkatan kolesterol jahat (LDL). Diet mengurangi makanan berkolesterol terbukti menurunkan risiko penyakit jantung koroner.
Kenali gejala PJK
- Sakit dada (angina pektoris), yang menjalar ke salah satu atau kedua lengan, di punggung kiri, leher, rahang. Saat treadmill test, biasanya rasa nyeri ini akan terasa dan hilang saat istirahat.
- Rasa panas didada kiri (seperti terbakar).
- Napas pendek (sering terasa sesak).
- Rasa sakit di ulu ati, kadang disertai rasa mual sampai muntah. Biasanya orang bilang ‘masuk angin’.
- Rasa kesemutan pada lengan, punggung, dan pergelangan tangan.
Apa yang dapat dilakukan?
Langkah terbaik adalah melakukan pencegahan. Apa saja? Kenali faktor risikonya: kolesterol tinggi, diabetes, rokok, obesitas, kurang olahraga/aktivitas fisik, dan riwayat keluarga. Pada usia 65 tahun, risiko penyakit jantung laki-laki dan perempuan sama besarnya.
- Olahraga teratur, pilihannya; jalan kaki atau jogging, bersepeda, berenang, dan sebagainya.
- Stop rokok. Ingat, merokok meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko PJK paling sedikit dua kali lipat.
- Pertahankan berat badan yang sehat.
- Batasi konsumsi garam.
- Konsumsi pola makan bergizi seimbang.
- Obat, jika perlu. Jika dokter memberikan obat sebagai pengendali penyakit pembuluh jantung. Minumlah secara teratur.
Referensi:
- The Heart, Hurst’s Manual of Cardiology. 2001
- www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-attack/basics/causes/con-20019520