Dulu hamil anak pertama cepat tapi giliran pingin punya anak lagi susah. Mengapa bisa begitu?
“Ibu kapan aku punya adik seperti Raka?” Tiba-tiba saja ketika pulang sekolah Dio (6thn) bertanya pada ibunya. Pertanyaan Dio menimbulkan kesedihan tersendiri bagi Amanda (30thn), yang sudah mendambakan kehadiran anak kedua.
Pasangan suami istri ingin menambah momongan lagi agar suasana rumah lebih semarak. Tapi seiring dengan berjalannya waktu sang calon anggota baru yang begitu dinantikan tak kunjung hadir?
Mengapa susah hamil?
Kondisi wanita yang mengalami kesulitan untuk hamil kembali setelah memiliki anak pertama disebut sebagai infertilitas sekunder. Kondisi ini juga mengarah kuat apabila ibu memiliki catatan bahwa anak pertama merupakan hasil kehamilan alami tanpa bantuan obat-obatan penyubur ataupun proses bayi tabung.
Infertilitas sekunder bisa dipengaruhi oleh pihak ayah atau pihak ibu atau bahkan keduanya. Infertilitas sekunder jarang mendapat perhatian karena biasanya pasien sudah memiliki anak pertama. Tertundanya pasangan dalam memperoleh anak lagi bisa disebabkan beberapa faktor yang bisa saja penyebab berbeda dengan infertilitas primer.
Faktor ibu
Kebanyakan pasangan awalnya tak serius ingin memiliki anak lagi sehingga cenderung lambat menangani bila ada masalah. Seiring waktu fungsi reproduksi wanita juga menurun baik kualitas ataupun kuantitas sehingga meningkatkan keguguran. Faktor lain juga bisa datang dari munculnya penyakit, malnutrisi atau infeksi kronis.
Faktor kelainan jalan lahir
Kelainan jalan lahir adalah gangguan organ reproduksi yang sebelumnya tidak terjadi pada anak pertama misalkan infeksi organ reproduksi, endometriosis, atau akibat komplikasi persalinan pertama seperti riwayat kuret, operasi jalan lahir, dan sebagainya. Hal ini merupakan faktor mekanis yang menyebabkan sel telur sulit bertemu dengan sperma.
Faktor ayah
Laki-laki dapat mengalami perubahan kualitas dan kuantitas sperma. Salah satunya disebabkan obat-obatan suplementasi hormon misalnya testosteron atau kemoterapi untuk pengobatan kanker. Beberapa bersifat sementara, misalnya penyetopan suplementasi hormon akan mengembalikan kesuburan. Penyakit bisa juga memengaruhi kehidupan seksual seperti hipertensi lama atau diabetes melitus yang bisa menyebabkan gangguan vaskular alat reproduksi menyebabkan disfungsi ereksi.
Faktor gaya hidup
Tubuh ibu mungkin saja tak lagi selangsing saat sebelum hamil anak pertama. Kegemukan menyumbang terjadinya infertilitas juga. Kelebihan berat badan menyebabkan peningkatan produksi hormon testosteron pada wanita yang akhirnya menekan pengeluaran sel telur. Sindrom metabolik (gangguan kolesterol, hipertensi, kegemukan, gula darah yang tinggi) juga berhubungan dengan sindrom polikistik ovarium yang salah satu gejalanya adalah infertilitas. Lagi-lagi perubahan gaya hidup yang lebih santai (sedentary lifestyle), pola makan berlebih, kebiasaan merokok bisa berhubungan dengan gangguan kesuburan.
Meningkatkan kemungkinan hamil
Meningkatkan potensi kemungkinan hamil bagi wanita yang menghendaki anak kedua bisa dilakukan melalui terapi obat dan inseminasi buatan. Terapi bisa dimulai dengan mengetahui faktor dari pihak ayah dan ibu untuk menentukan pengobatan masing-masing. Obat-obatan penyubur juga dapat digunakan untuk meningkatkan telur agar dapat dibuahi, sampai upaya inseminasi intrauterin (dalam rahim) atau fertilisasi in vitro (pembuahan di luar rahim).
Konsultan: dr. med. Damar Prasmusinto, Sp.OG(K) – Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri & Ginekologi FKUI-RSCM Jakarta