Melalui media sosial donor ASI sudah berjalan. Sebenarnya, ini fenomena yang baik mengingat pentingnya ASI sebagai makanan terbaik bayi. Namun, tetap perlu mengikuti koridor yang aman
Tak terbantahkan bahwa ASI adalah makanan terbaik bayi, pada beberapa kondisi, ibu tak dapat menyusui. Dengan demikian ada beberapa pilihan untuk nutrisi si kecil:
- ASI diperah dari payudara ibu, dan diberikan kepada bayi
- ASI dari ibu sapih yang sehat atau dari bank ASI yang dipasteurisasi
- Pengganti ASI, misalnya susu formula
Bank ASI belum ada di Indonesia, sehingga para ibu berinisiatif membentuk komunitas donor ASI di medsos atau mencari ibu susu (donor ASI) secara langsung. Namun yang perlu dicatat, ibu perlu hati-hati dengan kesehatan pendonor ASI serta pengelolaan ASI perahnya. Misalnya ASI terkontaminasi dengan obat-obatan, penyakit, ASI sudah tidak murni, atau ASI tidak higienis.
Hal lain yang juga perlu kehati-hatian, mengingat mayoritas kita beragama Muslim adalah kemungkinan terjadinya kondisi yang disebut saudara sepersusuan, yang tidak diperbolehkan menikah kelak.
Bank ASI belum ada di Indonesia, namun RSCM Jakarta mulai mengelola ASI donor, meskipun dengan cara yang sederhana. Ini didasari atas pedoman bahwa semakin banyak bayi memeproleh ASI, kualitas kesehatan akan semakin baik.
Saat ini RSCM menerapkan metode pasteurisasi yakni dengan metode Flash. Metode ini relatif cukup mudah dilakukan dan berdasarkan penelitian metode ini menyebabkan lebih sedikit kerusakan komponen ASI.
Donor ASI di RSCM
- Calon pendonor ASI datang ke rumah sakit dan mengikuti penyaringan donor yang dilakukan.
- Calon pendonor harus menyerahkan hasil uji laboratorium terhadap penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus), CMV (Cytomegalo Virus), Hepatitis B, Hepatitis C, dan sifilis.
- Pendonor dapat mendonorkan ASI setelah dinyatakan sehat.
- ASI donor disimpan di lemari pendingin dengan suhu -20oC selama minimal 24 jam.
- ASI donor dipasteurisasi dengan cara Flash.
- ASI donor dikultur.
- Bila hasil kultur negatif atau tidak didapatkan pertumbuhan bakteri, ASI donor dapat diberikan ke konsumen atau disimpan kembali di lemai pendingin dalam botol steril. ASI donor dapat dsimpan hingga enam bulan, asalkan suhu tetap terjaga <-20oC, atau bahkan <-80oC (di bank ASI).
Pasteurisasi Flash Heating
Metode ini paling umum dalam pencegahan HIV melalui ASI karena cukup mudah dilakukan. Caranya, ASI sebanyak 50-150mL diletakkan dalam wadah kaca tertutup berukuran 450mL. Lalu, buka tutup wadah dan letakkan wadah kaca dalam pemanas susu (Hart Pot) berukuran 1 liter. Tuangkan air 450mL atau hingga permukaan air mencapai 2cm dari bibir panci. Didihkan air. Sesaat aetelah muncul gelembung, matikan panci dan pindahkan wadah dari sumber panas. Diamkan ASI sampai suhunya siap untuk diminum bayi.
Referensi:
- Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. WHO (internet). 2003;Available from www.who.int/nutrition/publications/infantfeeding/en/index.html
- Donor ASI. (Internet) IDAI. (cited 2016 jan 13). Available from http://idai.or.id/artikel/klinik/asi/donor-asi