[pullquote]Olahraga memang menguras energi, karenanya Anda harus mengonsumsi cukup nutrisi sebagai cadangan energi.[/pullquote]
Bagi olahragawan karbohidrat mutlak tetap diperlukan sebagai sumber utama pasokan energi. Meski pada dasarnya seseorang berolahraga demi alasan menjaga berat tubuh ideal, akan tetapi konsumsi karbohidrat tetap diperlukan. Pilih salah satu jenis karbohidrat kompleks semisal nasi, ubi ataupun jagung untuk menu sehat sehari-hari. Kombinasikan dengan protein, serat, dan lemak yang sehat.
Sayur dan buah segar pun perlu dikonsumsi oleh para penggemar olahraga. Untuk sayur bisa dipilih dari jenis wortel, kacang polong, sawi hijau, bit, tomat, bayam, dan sebagainya. Buah yang kaya antioksidan hendaknya dikonsumsi pada pagi hari sebelum olahraga guna menjaga kesegaran tubuh seperti jeruk, strawberry, apel, anggur dan lainnya. Untuk asupan protein, kreasikan bahan segar seperti daging, telur, ikan, ayam, tahu, atau tempe. Jangan lupa tambahkan susu rendah lemak dalam daftar menu Anda.
Awas dehidrasi
Sebelum lari hendaknya makan dulu. Beri jarak antara keduanya. Satu jam sebelum olahraga harus mulai berhenti makan supaya perut tidak terlalu penuh. Kebutuhan kalori olahragawan sesuai dengan jenis olahraganya. Misalnya lari marathon membutuhkan energi besar. Perlu ditambah dengan minuman yang mengandung energi dan elekrolit agar stamina tetap terjaga. Mengapa? Karena dikhawatirkan dehidrasi atau kekurangan cairan, yang juga akan menurunkan kadar natrium di dalam darah. Kalau kadar natrium dalam sel terutama sel otak menurun, tubuh rentan mengalami gangguan kesehatan seperti pusing, kejang dan pingsan karena kekurangan natrium pada sel-sel otak.
Sebelum berolahraga hendaknya dihitung berapa kebutuhan energi dan gizi seseorang. Kalau orang tersebut membatasi jumlah asupan makanan tertentu maka akan menimbulkan masalah gizi tersembunyi. Bisa saja masalah gizi itu membuat tubuh menjadi kekurangan zat gizi mikro atau kekurangan vitamin dan mineral.
Beberapa zat gizi mikro diantaranya adalah zat besi dan zat selenium. Kekurangan zat besi bisa membuat anemia dan kurang konsentrasi serta kekebalan tubuh menjadi lemah. Bila kekurangan zat besi tersebut berkepanjangan dapat membebani jantung. Sedang kekurangan zat selenium dapat berdampak stroke dan kerusakan pada jantung dan lainnya.
Konsultan : Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc. – Lecturer/Researcher Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM