[pullquote]Dulu penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) identik dengan usia paruh baya, kini fenomena tersebut bergeser ke usia lebih muda.[/pullquote]
Jumlah penderita hipertensi kini meningkat jadi 35%, artinya dari 10 orang tiga di antaranya menderita hipertensi. Penyakit tekanan darah tinggi kini menyerang tanpa pandang bulu, siapapun bisa mengalami, termasuk yang muda usia. Diduga ini terjadi akibat perubahan gaya hidup.
Nyaris tanpa gejala
Penyakit hipertensi sering timbul tanpa gejala, sehingga orang yang mengalami sering tidak menyadari. Padahal komplikasi dari hipertensi amat berbahaya, bisa memicu penyakit jantung, stroke, gangguan ginjal, dan sebagainya.
Seseorang mengetahui dirinya hipertensi biasanya saat melakukan cek kesehatan. Namun sebaiknya cermati sinyal tubuh Anda, karena hipertensi memiliki gejala sakit kepala sebelah, rasa berat di tengkuk, pusing, mudah lelah, mimisan, dan sebagainya. Gejala lain muncul bila sudah terjadi komplikasi, misalnya gangguan penglihatan, kejang, kelumpuhan, gangguan kesadaran, gangguan jantung.
Kini, hipertensi tak hanya dialami usia paruh baya, namun juga menyasar usia muda. Hal ini diduga karena perubahan gaya hidup, terutama pola makan tak sehat dan stres. Ini terjadi pada mereka yang tinggal di kota besar. Berangkat pagi, pulang larut malam, jalanan macet, dan berbagai masalah di kantor yang memicu stres.
Dua jenis hipertensi
- Hipertensi primer: Biasanya muncul di usia 30 tahun lebih. Mereka yang tergolong hipertensi primer biasanya memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi. Ditambah lagi dengan adanya faktor risiko seperti stres, obesitas, peminum alkohol, merokok, bertambahnya usia, jenis kelamin, konsumsi tinggi garam, dan kurang olahraga.
- Hipertensi sekunder: lebih banyak menyerang anak-anak, akibat pola makan tinggi lemak, gula, dan garam. Penyebab lebih spesifik antara lain penyakit ginjal, penyakit kelenjar hormon, gangguan ginjal, serta penyakit jantung.
Diet bagi penderita hipertensi
Mengatur pola makan merupakan kata kunci dalam penanganan hipertensi:
- hindari makanan berkolesterol tinggi
- hindari makanan yang tinggi lemak jenuh (jeroan, minyak)
- kurangi makanan tinggi garam (biskuit, keripik)
- hindari makanan tinggi natrium (makanan kaleng)
Rutin cek kesehatan
Jika sudah mengalami hipertensi, lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, meliputi:
- Pemeriksaan kolesterol total, trigliserida, HDL (high density lipoprotein) dan LDL (low density lipoprotein). Jika LDL dan trigliserida tinggi, maka Anda perlu obat penurun tekanan darah.
- Jalankan pola hidup sehat: konsumsi makanan rendah garam, rendah lemak, banyak konsumsi buah dan sayur, banyak olahraga, dan yang tak kalah penting hindari stres.
- Rutin cek tekanan darah: jika perlu miliki alat pengukur tensi darah, agar Anda dapat melakukan pemeriksaan sendiri di rumah.
Kesibukan memang menyita waktu, tenaga dan pikiran Anda, namun sempatkan untuk refreshing, kembali ke pola makan sehat, olahraga cukup, dan jauhi stres.
Konsultan: Dr.dr. Parlindungan Siregar, Sp.PD-KGH – Divisi Ginjal dan Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM