[pullquote]Bayi menangis dan berhenti bila disusui itu wajar. Lantas bagaimana dengan bayi yang ingin terus menyusu dan tak pernah merasa puas?[/pullquote]
Bayi Raka menangis kencang di tengah malam ketika Anda berhenti menyusuinya. Merasa sulit untuk menenangkan dan tak ingin membangunkan anggota keluarga lainnya. Anda pun kembali menyusui Raka yang masih ingin terus menerus menyusu.
Sebenarnya sebagai ibu Anda tak berkeberatan untuk menyusuinya sekalipun berkali-kali. Tetapi yang Anda rasakan bahwa akhir-akhir ini Raka sedikit berlebihan dalam hal menyusu. Dan sudah pasti hal ini bukan hanya membuat Anda tak bisa beranjak jauh darinya, namun juga tugas-tugas rumah tangga menjadi ikut terbengkalai.
Mengapa terus menyusu?
Bayi menyusu pada ibunya merupakan proses yang alami dan normal. Dalam proses ini akan terbingkai suatu pengalaman unik dan menyenangkan antara ibu dan bayinya. Lantas bagaimana dengan bayi yang memiliki aktivitas berlebihan dalam hal menyusu adakah hal-hal yang melatar-belakanginya?
Aktivitas menyusu yang berlebihan pada bayi biasanya ditandai dengan kondisi bayi yang tidak tenang dan sebentar-bentar ingin menyusu. Sebenarnya hal tersebut dipengaruhi beragam faktor baik itu yang berasal dari bayi, ibu, maupun proses menyusui yang berlangsung.
Faktor menyusu yang berlebihan bisa disebabkan karena bayi tengah mengalami percepatan pertumbuhan (growth spurt), bayi sedang sakit atau sedang dalam masa pemulihan dari sakit. Penyebab lainnya adalah karena adanya kelainan anatomis di dalam mulut bayi yang menyebabkan bayi kesulitan menetek, tidak nyaman, atau tidak pernah merasa puas menyusu.
Sementara proses menyusu berlebihan pada bayi yang dilatar-belakangi oleh faktor yang berasal dari ibu bisa disebabkan karena ibu stress dan kurangnya asupan gizi. Kedua hal tersebut bila dibiarkan berlarut-larut akan membuat ibu mengalami anemia dan menyumbat saluran ASI yang pada akhirnya akan menurunkan kadar produksi ASI.
Menyusu berlebihan yang dipengaruhi oleh proses menyusui itu sendiri bisa disebabkan posisi dan pelekatan yang kurang tepat dan proses menyusui yang kurang efektif. Dalam hal ini sangat disarankan untuk menyusui secara bergantian pada kedua sisi payudara dalam sekali sesi menyusui.
Dari semua kemungkinan penyebab sangatlah penting untuk dinilai secara keseluruhan pada saat yang bersamaan dengan memeriksa ibu sekaligus bayi, untuk mengevaluasi proses menyusui dengan memperhatikan tanda-tanda kecukupan ASI. Dengan memperhatikan beberapa hal di atas akan lebih mudah ditemukan penyebab yang sesungguhnya dan dapat dikonseling serta diterapi sesuai penyebab yang ditemukan.
Normalnya bayi menyusu
Menyusui memang bisa dilakukan kapanpun bayi mau (nursing on demand), tanpa terjadwal dan ada batasan waktu. Namun hal yang perlu sekali diperhatikan adalah tanda lapar bayi (feeding cues), tanda kenyang setiap selesai satu sesi menyusui serta tanda kecukupan ASI. Bila tanda kenyang dan kecukupan ASI tidak terpenuhi, maka ibu perlu berkonsultasi mengapa bayi tidak kenyang-kenyang dan terus ingin menetek.
Pada bayi secara normal ketika ia lapar dan segera disusui maka setelah kenyang ia akan langsung tertidur pulas. Bayi akan tertidur setidak 2-3jam dan saat tidur posisi
tangan bayi akan terbuka rileks dan pelan-pelan akan melepas payudara sang ibu.
Bila bayi terus menyusu
Memberikan ASI kapanpun bayi menginginkan merupakan hal yang disarankan tapi apabila frekuensi menyusui membuat Anda tak bisa beranjak dari tempat duduk. Anda perlu mengkonsultasikannya dengan ahli laktasi. Karena proses menyusui yang berlangsung terus menerus dapat menimbulkan beberapa hal pada ibu dan anak.
Pada ibu proses menyusui yang terus menerus dapat menimbulkan kelelahan dan stress karena ia tak dapat beristirahat, mengurus diri maupun melakukan tugas rumah tangga lainnya belum timbulnya keluhan lain seperti puting lecet, payudara bengkak, dan lainnya.
Pada bayi juga bisa terjadi stress dan ketidak-nyamanan karena ia merasa tidak puas karena kebutuhan mendasarnya tidak terpenuhi. Ketidakcukupan ASI yang membuat bayi ingin terus menyusu juga membawa dampak pada tumbuh kembang di golden period dan status kesehatannya di masa depan.
Cara menghentikan bayi yang terus menyusu
Cara menghentikan bayi yang tak henti-hentinya ingin menyusu adalah dengan mencari tahu apa penyebabnya. Ibu dapat mendatangi klinik laktasi dan meminta bantuan konselor laktasi untuk dilakukan konseling dan diberikan terapi agar ditemukan penyebabnya sehingga proses menyusui dapat kembali berjalan dengan normal. Susui bayi setidaknya hingga ia berusia 2 tahun.
Konsultan : dr. Asti Praborini, Sp.A IBCLC – Rumah Sakit Permata Depok