[pullquote]Beda anak beda cara belajarnya. Kenali tipe belajar anak agar Anda bisa mendukung prestasinya di sekolah.[/pullquote]
Belajar merupakan sebuah proses dalam memaknai pengalaman. Sumber pengalaman bisa diperoleh dari membaca, mendapat penjelasan dari orangtua, guru, orang lain, maupun melalui pengalaman. Saat mendapat pengalaman baru, anak berusaha memaknai informasi tersebut. Begitupun ketika memperoleh informasi baru maka anak akan berusaha memahami dan menyimpan informasi tersebut dalam memorinya.
Secara umum ada 3 gaya belajar anak, yaitu auditori, visual, kinestetik.
Si kuping tajam
Anak yang memiliki gaya belajar auditori bisa lebih fokus memperhatikan informasi yang didengarnya. Cirinya, ia suka membaca keras (agar bisa didengarnya), suka menceritakan pengalamannya, memperhatikan suara tertentu misalnya efek suara di film, menikmati musik, cepat memahami instruksi verbal, mudah mengingat nama, serta senang belajar berkelompok.
Anak-anak ini bisa mendapat manfaat bila orangtua memberi informasi secara verbal. Musik dan video juga bisa menjadi alat bantu yang baik. Cobalah berkomunikasi dengan anak menggunakan musik, misalnya ajak anak menyanyi bergantian seperti dalam film-film musikal. Bila anak sudah sekolah, ajak anak untuk mendengarkan ucapan guru dan diskusikan materi yang ia sudah dapat. Selain itu rekaman suara guru menjelaskan materi atau suara membaca catatan juga bisa menjadi alat bantu belajar di rumah. Ia juga bisa belajar melalui diskusi kelompok dengan teman lain. Mengingat sensitivitas anak terhadap apa yang ia dengar, terkadang ia juga mudah terganggu oleh suara lain saat ia berusaha menyerap informasi. Maka, ada baiknya situasi tempat belajar anak diatur sedemikian rupa sehingga anak tidak terganggu oleh suara lain.
Si mata elang
Anak-anak dengan gaya belajar visual bisa menyerap banyak informasi dari apa yang ia lihat. Mereka biasanya cepat mengeja dan membaca, namun tidak terlalu mudah mengingat nama. Ciri-ciri lain ia biasanya suka melihat beragam warna dan memperhatikan materi visual seperti gaya baju, lukisan. Ia juga cepat memahami peta dan tabel serta mengingat bahasa isyarat dengan baik. Bahkan, terkadang anak-anak ini bisa menceritakan warna-warna dalam mimpinya.
Orangtua dan guru dapat memanfaatkan gaya belajar ini dengan memberi informasi melalui beragam materi visual seperti diagram, peta, tabel. Mengajak anak membuat flashcard dan mind map dengan aneka warna dan gambar juga bisa membantu. Ada baiknya bila ia sudah sekolah duduk dekat papan tulis atau layar presentasi agar dapat melihat lebih jelas.
Si petualang
Anak-anak dengan gaya belajar kinestetik belajar melalui kegiatan yang memungkinkan dirinya untuk menyentuh materi dan bergerak. Kebutuhannya akan bergerak membuat mereka lebih menyukai materi praktek seperti olahraga ataupun melakukan percobaan di laboratorium dan membuat sebuah karya. Mereka menyukai bacaan petualangan, juga film-film aksi. Karena kurangnya pemahaman akan gaya belajar ini, anak dengan gaya belajar kinestetik sering disalahpahami dan dianggap badung karena sulit duduk tenang dalam waktu lama.
Kegiatan yang membantu anak seperti bela diri dan tari, kegiatan seni tiga dimensi seperti membuat patung, atau karya wisata ke museum untuk belajar sejarah. Terkadang anak mengembangkan kebiasaan tersendiri yang memungkinkan bagian tubuhnya untuk bergerak dalam situasi yang mengharuskannya untuk duduk tenang. Misalnya menggoyangkan pensil, memainkan rambut, atau ada anak tertentu yang lebih fokus bila belajar sambil mengunyah permen. Orangtua sebaiknya mengomunikasikan kebutuhan ini pada guru di sekolah. Anak dengan gaya belajar kinestetik butuh waktu istirahat dalam belajar yang memungkinkan dirinya bergerak lebih leluasa.
Gaya kombinasi
Banyak anak yang memiliki gaya belajar lebih dari satu, gaya belajarnya kombinasi visual dan kinestetik sehingga ia belajar banyak dengan membaca dan menulis rangkuman. Bisa juga anak belajar optimal dengan menonton dan mendengarkan video (visual-auditori).
Orangtua bisa mencoba mengenali ciri anak berdasar karakter yang sudah disebutkan di atas. Kuis sederhana untuk melihat ciri anak juga dapat dengan mudah diakses di internet. Ada baiknya bila orangtua tidak langsung melabel anaknya sebagai gaya belajar tertentu, coba gunakan beraneka materi, baik visual, auditori, maupun kinestetik agar anak juga bisa melatih atensinya untuk menerima berbagai jenis pengalaman.
Oleh : Karina Adistiana, M.Psi. – Yayasan Praktisi Psikologi Indonesia
Referensi:
- http://homeworktips.about.com/od/homeworkhelp/a/learningstyle.htm
- http://www.learning-knowledge.com/Neuroscience.html
- http://brainrules.net/about-brain-rules