[pullquote]Buah hati Anda mengamuk di tengah keramaian, saat Anda membawanya ke mal? Sabar sabar… bagaimana ya agar kebiasaan tantrum tak berulang?[/pullquote]
Mengamuk umum terjadi saat anak berusia 3 hingga 12 tahun, dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Si kecil bisa menjerit, memukul, menendang, melempar barang, memukul kepala, bahkan menjatuhkan badannya ke lantai.
Apa penyebabnya?
- Meniru orangtua
- Kepribadian anak yang bossy, aktif, dan energik
- Ketakutan luar biasa
- Ketidakcocokan dengan orangtua saat anak sedang berkembang pribadinya
- Sikap orangtua yang terlalu membebaskan atau over protektif, tidak konsisten, faktor keturunan, kecemburuan pada saudara.
Tip buat orangtua
- Jangan penuhi keinginannya bila si kecil tantrum, biarkan saja.
- Begitu anak menyadari ia tak mendapatkan apa-apa, biasanya tantrum akan berhenti.
- Mungkin saja cara ini tidak berhasil, yang penting orangtua harus sabar.
- Jangan tergesa-gesa mengambil sikap, misalnya karena malu dilihat orang. Yang paling penting orangtua sebaiknya harus tetap konsisten.
- Ketika anak berteriak-teriak di dalam pusat perbelanjaan karena kita melarangnya memberi mainan yang diinginkannya atau menangis setengah menjerit ketika kita memintanya untuk menghabiskan makannnya.
- Sesungguhnya ini juga saat tepat melatih keterampilan mengatur emosi anak (juga emosi Anda, tentunya).
- Orangtua perlu menjadi pelatih (coach) yang handal dalam mengajari anak bagaimana mengatur emosinya.
Emosi di setiap usia anak berbeda dan perlu dilakukan pendekatan yang khusus. W. Douglas Tynan, PhD, ABPP, seorang profesor psikologi di Jefferson Medical College, Amerika Serikat.
1. Usia hingga 2 tahun
Anak-anak di rentang usia ini biasanya masih mengalami gap antara apa yang diinginkan dan kemampuannya. Ia masih sering memperlihatkan temper tantrum, kemarahan yang meledak-ledak. Alihkan perhatiannya pada mainan atau hal lain hingga mereda. Untuk anak yang mendekati 2 tahun, dapat dilakukan time-outs dengan memintanya duduk di kursi kecil di pojok ruangan untuk menenangkan diri.
2. Usia 3-5 tahun
Gunakan konsep time-outs agar ia dapat mengatasi perasaannya dan menenangkan diri tanpa bantuan Anda. Kemampuan mengatasi diri bagi anak usia ini akan membaik sehingga frekuensi time-outs pun dapat berkurang. Beri ia pujian kala ia mampu mengatasi perasaannya tanpa harustantrum.
3. Usia 6-9 tahun
Memasuki masa sekolah, anak sudah lebih mengerti konsekuensi dari tindakan sehingga mereka lebih memilih untuk bersikap baik. Saat sedang dalam keadaan marah, minta anak untuk beralih untuk melakukan hal yang menyenangkan, agar ia dapat menenangkan diri.
4. Usia 10-12 tahun
Anak yang lebih besar biasanya sudah lebih mampu memahami perasaan mereka sendiri. Bantu mereka untuk menganalisis penyebab dan apa yang harus dilakukan dengan emosinya itu. Jelaskan pada mereka bahwa terkadang hal-hal yang terlihat buruk di awal tidak selalu harus berakhir buruk pula. Minta mereka untuk selalu berpikir sebelum bertindak agar tidak menyesal di kemudian hari.