[pullquote]Berawal dari kepedulian, Pinta mendedikasikan Anyo sebagai ruang singgah bagi anak-anak penderita kanker yang tengah menjalani pengobatan[/pullquote]
Mengunjungi sebuah rumah sederhana di daerah Slipi, Jakarta Barat, Anda akan melihat pemandangan dimana beberapa anak berkepala plontos asyik bermain di ruangan bernuansa anak-anak. Ada gambar sapi dan ayam yang tergantung di dinding. Aneka boneka tersandar di pojok samping pintu. Pada bagian lain ruangan, terpajang beberapa lukisan dan angklung.
Di tempat yang disebut sebagai rumah singgah atau Rumah Anyo inilah Pinta Manullang Panggabean (53) mencurahkan waktunya untuk berinteraksi dengan anak-anak penderita kanker.
“Rumah Anyo didirikan sebagai tempat persinggahan bagi anak-anak penderita kanker yang sedang menjalani pengobatan di rumah sakit. Disinilah kami setiap harinya berinteraksi dengan anak-anak penderita kanker. Kami yang mengawal pada saat mereka datang dan kami pula yang selalu merasa kehilangan ketika salah satu dari mereka pergi untuk selamanya,” tutur ibu tiga anak ini.
Beratnya melewati hari-hari pernah dilewati Pinta. Saat mendampingi putra sulungnya (Andrew Maruli David Manullang) yang menderita kanker darah menjalani pengobatan. Tak banyak informasi yang ia dapat saat itu terutama yang menyangkut masalah kanker pada anak. Ketika putranya meninggal, Pinta merasa sangat kehilangan.
Bangkit dari rasa kehilangan, Pinta berusaha menata hatinya kembali. Dari sini ia ingin berbuat sesuatu yang berarti khususnya bagi anak-anak yang mengalami nasib sama dengan putranya. Berbekal rumah peninggalan keluarganya, ia pun mendirikan yayasan Anyo (sapaan Andrew).
“Besarnya biaya pengobatan, transportasi pulang pergi dari rumah ke RS dan juga kebutuhan lain kerap menjadi beban tersendiri bagi keluarga pasien terutama yang datang dari tempat yang jauh. Dari sinilah tekad saya semakin kuat untuk sama-sama berjuang dalam membantu anak-anak penderita kanker dan keluarganya,” ungkap wanita yang pernah menjabat sebagai perwakilan media luar negeri, Euro Money ini.
Hari-hari Pinta
Dalam kegiatan keseharian Pinta di rumah Anyo selain menfasilitasi para penderita kanker anak dengan menyediakan ruang singgah. Pinta juga tak jarang memberi dukungan lain barupa obat-obatan kanker secara gratis kepada pasien ketika tidak mendapatinya di RS. Dukungan lain yang tak kalah penting diberikan Pinta kepada anak yang berasal dari keluarga tak mampu adalah biaya sekolah.
Di luar rumah Anyo, Pinta berperan aktif dalam menyebar-luaskan edukasi mengenai kanker pada anak. Pinta kerap diundang ke beberapa kota seperti Aceh, Palembang, Medan, Pontianak, Makasar, Surabaya bahkan hingga Sorong (Papua) untuk memberikan seminar dan penyuluhan. Hal lain yang Pinta lakukan adalah menjalin kerjasama dengan Kementerian Kesehatan, Divisi Penyakit Tidak Menular, yang membawahi bidang kanker. Pinta memperbanyak buku-buku tentang kanker anak dan menyebarkannya di wilayah Jakarta barat dan daerah lainnya.
Namun demikian meski aktif mengampayekan edukasi mengenai kanker anak. Pinta menyesalkan tentang sedikitnya jumlah dokter kanker anak di Indonesia. “Di Indonesia jumlah dokter kanker anak hanya sekitar 60 orang. Sama sekali tidak sebanding dengan jumlah pasien kanker anak yang ada di seluruh Indonesia,“ tambahnya.
Kegiatan di rumah singgah
Di rumah singgah Anyo yang dikelola Pinta bersama dua rekannya, pasien anak yang datang bersama pendamping silih berganti. Pasien anak yang datang ke rumah Anyo rata-rata berusia 0-18 tahun. Di rumah Anyo menyediakan ruang los yang luas tanpa sekat yang dilengkapi ranjang untuk beristirahat pasien berikut pendampingnya. Kapasitas ruangan ini mampu menampung hingga 16 orang pasien.
Disini di rumah Anyo menurut Pinta selain anak-anak disediakan tempat khusus untuk beristirahat selama menjalani pengobatan di RS. Mereka disediakan pula ruang untuk bermain dan belajar layaknya di rumahnya sendiri. Begitu pun dengan pendamping mereka berkesempatan untuk memasak dan mencuci sendiri. Bahan-bahan yang mereka perlukan semua sudah disediakan oleh Rumah Anyo. Selain melakukan kegiatan secara perorangan, para pendamping diberi kesempatan untuk bergotong royong bersama pendamping lain untuk bersama-sama membersihkan dan menjaga Rumah Anyo.
Di luar itu, Pinta menuturkan bahwa para relawan Anyo yang berjumlah hampir 500 orang di seluruh Jakarta juga kerap datang untuk menghibur anak-anak. Biasanya para relawan ini akan mengajari anak-anak berbagai ketrampilan seperti menggambar, bermain musik, berlatih yoga bahkan tak jarang mengajak anak-anak untuk nonton bareng.
Selain kegiatan dari para relawan, Anyo sendiri kerap mengadakan berbagai kegiatan, seperti Anyo Charity Run & Festival dan Concert Christmas Charity. “Dalam event ini kami ingin menampilkan berbagai keterampilan yang dimiliki anak-anak penyandang kanker seperti bermain alat gesek, performance musik klasik dan daerah,” tutupnya.