[pullquote]Banyak informasi seputaran perawatan organ intim perempuan, ketahui mana yang fakta yang benar atau hanya mitos yang menyesatkan.[/pullquote]
Organ intim atau vagina dikatakan sehat apabila berada dalam kondisi bersih, dengan pH normal, dan keberadaan bakteri baik (bakteri Lactobacillus) seimbang, serta fungsi sekresi kelenjar lendir vagina berjalan normal. Kondisi tersebut sangat berguna khususnya dalam menjaga kelembaban dan kebersihan area intim sehingga tidak mengeluarkan cairan berupa lendir atau pendarahan yang abnormal.
Bagaimana merawat organ intim?
Sehat/tidaknya organ intim memengaruh kualitas hidup seorang wanita. Semakin terawat maka semakin menurunkan risiko terhadap berbagai kemungkinan penyakit yang timbul yang dapat menggangu produktivitas sehari-hari. Disarankan agar para perempuan lebih memperhatikan perawatan sehari-hari, saat menstruasi maupun produk perawatan yang diperlukan.
# Perawatan sehari-hari
- Untuk kebersihan bagian luar vagina: Pada saat mandi, cukup bilas dengan sabun, jangan sampai masuk ke dalam. Sabun pada umumnya bersifat basa. Bila sabun masuk ke dalam vagina, akan mengganggu kondisi keasaman vagina dan membunuh populasi bakteri baik Lactobacillus yang bertugas menjaga kelembaban vagina. Jika terjadi penurunan populasi bakteri Lactobacillus di dalam liang vagina, maka kuman-kuman dan jamur dapat masuk dan berkembang biak di dalam vagina dan menyebabkan penyakit.
- Rambut di sekitar vagina memiliki fungsi menjaga kelembaban serta melindungi dari berbagai kuman dan kotoran. Perawatan kebersihan rambut di sekitar vagina penting. Bilas dengan sedikit air setiap selesai buang air. Pada saat mandi, gunakan cairan pembersih rambut / shampoo untuk mencucinya. Untuk rambut vagina jangan pernah mencukurnya sampai habis karena akan menghilangkan fungsinya sebagai lapisan pelindung. Selain itu luka kecil akibat pencukuran dapat menjadi tempat bersarang kotoran maupun kuman penyakit.
- Vagina terletak sangat dekat saluran kencing. Pada saat buang air kecil, urin mudah turun dan membasahi vagina. Saat di toilet umum disarankan untuk selalu menyediakan sedikit air mineral dan kertas pembersih/tisu, untuk membilas vagina sesudah buang air kecil. Shower, ember maupun gayung yang terdapat di toilet umum terkadang kurang terpantau kebersihannya sehingga rentan terdapat kuman-kuman penyakit. Hindari kulit kontak langsung dengan tempat duduk di toilet umum dan kalaupun terpaksa bersihkan tempat duduk dengan cairan antiseptik. Untuk tisu, idealnya gunakan bahan yang netral dan lembut yang tidak mengandung zat pewarna maupun pewangi.
Perawatan saat menstruasi
Menstruasi menimbulkan rasa kurang nyaman, basah dan lembab. Dianjurkan pada saat itu untuk menggunakan tampon yang lembut dan lebar serta berdaya serap baik. Sediakan selalu cadangan pembalut yang cukup pada saat beraktifitas. Ganti pembalut secara teratur. Jika terdapat darah kering di sekitar vagina, sebaiknya bersihkan dengan air tiap kali mandi atau selesai buang air. Sebaiknya pilih pembalut yang tidak mengandung zat pewarna atau pewangi.
Pemakaian produk perawatan
- Penggunaan cairan antiseptik atau cairan pembersih vagina, atau bahan-bahan alami seperti rebusan sirih atau tindakan ratus vagina terkadang menuntut kehati-hatian karena adanya risiko yang dapat menyebabkan perubahan keseimbangan bakteri baik Lactobacillus pada vagina.
- Penggunaan pembalut atau panty liner sebaiknya digunakan hanya saat menstruasi. Jika digunakan saat tidak menstruasi, justru dapat menyebabkan suasana vagina menjadi lembab dan menyebabkan gangguan keseimbangan bakteri normal Lactobacillus di dalam vagina.
- Gunakan pakaian dalam satu lapis dengan bahan katun yang lembut dan dapat menyerap keringat. Bahan sintetik seperti nylon atau lycra sulit menyerap keringat, dan dapat menyebabkan kelembaban serta panas yang berlebihan pada area vagina. Model pakaian dalam yang bervariasi yang memiliki banyak lipatan, renda ataupun hiasan lainnnya, apabila dipakai dalam waktu lama dan kondisi kebersihan yang kurang baik, dapat menjadi tempat bersarang kuman dan kotoran. Untuk pakaian luar sebaiknya juga gunakanlah bahan yang sejuk, menyerap keringat, dan tidak menyebabkan panas dan lembab yang berlebihan.
Berbagai risiko
Pada organ intim atau vagina, bila keseimbangan bakteri Lactobacillus vagina terganggu, infeksi virus, kuman-kuman dan jamur dapat menyerang dan menimbulkan penyakit. Salah satunya keputihan, yang disebabkan oleh bakterial vaginosis atau yeast infection, yaitu infeksi ringan bakteri atau jamur karena kurang terjaganya kebersihan. Penyakit lainnya dapat timbul dari infeksi kuman atau virus yang sangat berbahaya yang dapat menular melalui hubungan seksual adalah penyakit kelamin seperti herpes, condyloma, chlamydia, sifilis, gonorhea, HIV/AIDS, bahkan kanker.
Kapan perlu periksa ?
Keluhan semacam rasa gatal, nyeri, panas, bau yang kurang enak pada vagina, atau pengeluaran cairan yang tidak normal, bisa menjadi indikasi gejala adanya suatu penyakit yang memerlukan penanganan dokter untuk mengetahui penyebab, dan mengobatinya.
Bagi para wanita yang sudah menikah dan atau aktif secara seksual, dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin penapisan / skrining risiko penyakit menular seksual dan kanker organ kandungan. Skrining risiko penyakit menular seksual dapat dilakukan melalui pemeriksaan sampel cairan lendir vagina dan pemeriksaan darah. Skrining risiko kanker organ kandungan dapat dilakukan melalui pemeriksaan Pap smear, yaitu pemeriksaan sampel sel-sel dari daerah mulut/leher rahim, untuk mendeteksi risiko perubahan ke arah kanker leher rahim (kanker cervix). Pemeriksaan ultrasonografi (USG), bermanfaat untuk memeriksa kondisi organ kandungan bagian dalam yaitu rahim dan indung telur/ovarium. Pemeriksaan ini dianjurkan untuk dilakukan rutin minimal setiap 1-2 tahun sekali, atau sesuai anjuran dokter.
Konsultan: dr. A. Budi Marjono, Sp.OG, PhD. – Bagian Kebidanan dan Kandungan, Rumah Sakit Medistra, Jakarta