[pullquote]Data PERKENI (Perhimpunan Endokrinologi Indonesia) tahun 2015 mencatat penderita diabetes di Indonesia kini mencapai 9,1 juta orang, bergeser naik dari peringkat ke-tujuh menjadi peringkat ke-lima di antara negara-negara dengan penderita diabetes tertinggi di dunia. Jumlah penderita diabetes di Indonesia diperkirakan akan terus naik menjadi 21,3 juta di tahun 2030.[/pullquote]
Diabetes menjadi ancaman serius di dunia kesehatan, karena diabetes yang tidak terkontrol akan menyebabkan berbagai komplikasi, seperti penyakit ginjal, penyakit jantung, kebutaan, dan kecacatan.
Perubahan gaya hidup termasuk pola makan meningkatkan risiko diabetes, ditambah lagi dengan menurunnya aktivitas fisik, obesitas, dan faktor lain seperti stress yang berubah dari kehidupan pedesaan ke perkotaan. Usia terkena diabetes di negara berkembang juga sedikit lebih muda dibandingkan dengan negara maju, antara lain disebabkan malnutrisi di masa kecil atau dalam kandungan menjadi obesitas di masa.
Hal ini sejalan dengan teori Barker yang menyatakan bayi-bayi yang kekurangan nutrisi di masa kehamilan berisiko mengidap penyakit degeneratif (penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes) lebih dini. Itu sebabnya, Indonesia saat ini mendapat ancaman double burden yaitu menghadapi permasalahan malnutrisi di satu sisi dan obesitas di sisi lain.
Siapa berisiko diabetes?
Diabetes ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi akibat gangguan produksi dan/atau kerja hormon insulin. Insulin adalah hormon yang diperlukan tubuh agar gula darah dapat digunakan oleh sel. Tujuannya agar sel dapat menjalankan fungsinya.
Diabetes secara garis besar dibagi menjadi diabetes mellitus (DM) tipe1 dan DM tipe2. DM tipe1 diduga erat berhubungan dengan faktor autoimun dan DM tipe2 lebih dikaitkan dengan resistensi insulin. Pada DM tipe1, hormon insulin mutlak diperlukan, sedangkan DM tipe2 berhubungan dengan kegemukan dan degeneratif, yang akan meningkat pesat seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat di Indonesia.
Penyebab diabetes multifaktorial, mulai dari lingkungan hingga genetik. Makin banyak faktor risiko akan makin mudah pula seseorang mengidap penyakit ini. Berikut beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya diabetes:
- riwayat DM di keluarga
- kegemukan
- riwayat diabetes pada kehamilan
- terganggunya toleransi glukosa darah
- gaya hidup bermalas-malasan/kurang gerak.
Mungkinkah mencegah diabetes?
Gaya hidup aktif dan pola makan sehat masih menjadi cara ampuh pencegahan penyakit diabetes:
- Pola makan sehat dengan menghindari makanan tinggi gula dan tinggi lemak dan menjaga berat badan tetap ideal.
- Olahraga teratur dapat membuat hormon insulin bekerja lebih optimal dan mempertahankan berat badan berada pada rentang normal.
- Medical check up. . Secara garis besar, mereka yang telah lebih dari usia 35 tahun sebaiknya mulai melakukan medical check up yang terdiri dari gula darah puasa dan gula darah dua jam setelah makan. Konsultasikan hasilnya pada dokter.
Semakin banyak faktor risiko sebaiknya dilakukan penapisan lebih dini. Pada orang-orang dengan multirisiko, DM tipe2 dapat terjadi di bawah usia 30 tahun. Bahkan kini makin banyak ditemukan DM tipe2 pada usia anak dan remaja.
Nah, ayo ajak si kecil untuk berolahraga sejak dini. Menanamkan pola hidup sehat sebaiknya dilakukan sejak kanak-kanak, agar mereka terbiasa bergerak dan beraktivitas.
Referensi:
- Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Diabetes Melitus tipe II. Jakarta, Perkeni 2011.
- Lindblom R, Ververis K, Tortorella, SM, et al. The early life origin theory in the development of cardiovascular disease and type 2 diabetes. Mol Biol Rep. 2015 Apr;42(4):791-1