[pullquote]Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), ada beberapa penyakit yang mengintai anak selama liburan.[/pullquote]
Liburan memang menyenangkan, tapi orangtua perlu mewaspadai adanya penyakit yang mengintai saat liburan atau pascaliburan.
# Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Perjalanan jauh dan banyaknya interaksi dengan orang lain terkadang membuat anak rentan sehingga kerap mengalami infeksi saluran pernapasan akut alias batuk pilek. Berat ringannya batuk pilek tergantung usia, gizi dan daya tahan tubuh masing-masing anak.
Kebanyakan batuk pilek disebabkan oleh virus sehingga perlu antibiotika. Meskipun virusnya sama, dampaknya tidak sama tergantung usia. Misalnya ibu batuk pilek ringan pada anak akan disertai suara serak atau sesak sementara pada bayi infeksi bisa menyerang paru-paru.
Pada bayi gejalanya demam, bersin dengan cairan di hidung atau hidung tersumbat. Awasi pula tanda-tanda infeksi telinga karena batuk pilek pada bayi kecil sering berkomplikasi ke organ tersebut. Gejalanya adalah anak rewel, gelisah dan sakit pada telinganya.
Muntah dan diare dapat juga terjadi secara bersamaan. Waspadai tanda-tanda kekurangan cairan. Selain itu, bayi kecil lebih mudah terkena infeksi sekunder akibat bakteri, ditandai pilek tak sembuh-sembuh dan ingus yang berwarna hijau kental.
Untuk anak yang lebih besar, gejalanya lebih jelas seperti hidung mulai kering dan iritasi, diikuti bersin, ingus encer, batuk, sakit tenggorokan, menggigil dan sakit otot. Anak tak mau makan, lemas dan demam biasanya bersuhu rendah. Keluhan ini berakhir tak sampai satu minggu. Penyakit ini memiliki gejala awal yang hampir sama dengan campak, batuk seratus hari, hepatitis atau gondongan.
Banyak orang berpikir bahwa sumber penularan bersumber dari percikan ludah saat batuk ataupun bersin. Namun dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tangan yang berpotensi menjadi sumber penularan, karenanya mintalah anak untuk rajin-rajin mencuci tangan.
# Diare
Penyebab diare adalah bakteri, virus ataupun parasit. Penyebab diare paling umum selama dalam perjalanan adalah bakteri E-coli. Kebanyakan diare terjadi tanpa darah dan tanpa demam serta dapat berhenti sendiri dalam kurun waktu 3-5 hari. Jika diare berdarah disertai demam tinggi, anak akan rewel dan tak mau minum. Waspadai bahaya dehidrasi. Segera bawa anak ke dokter. Pencegahan dapat dilakukan dengan mencuci tangan, cermat memilih makanan serta membawa air minum sendiri.
# Cacingan
Memilih berlibur di alam terbuka? Risiko cacingan selalu ada. Cacing memang binatang yang alami yang ada di dalam tanah. Cacing sebagian dapat menginfeksi manusia misalnya cacing gelang atau cacing tambang. Memberikan obat cacing untuk pencegahan saat ini tidak direkomendasikan.
Gunting kuku sependek mungkin mencegah larva menyelinap, gunakan alas kaki selama bermain dan tak lupa rajin cuci tangan.
# Tipes
Tipes adalah penyakit yang menular lewat makanan yang tercemar. Gejalanya anak demam makin tinggi, gangguan kesadaran, dan gangguan pencernaan. Hindari dengan melakukan vaksinasi tipes dan menjaga kebersihan selama perjalanan.
# Malaria
Meskipun relatif jarang menyerang orang kota, malaria bisa menjadi oleh-oleh terutama bila tempat liburan yang dipilih adalah area endemis malaria misalnya Indonesia bagian timur. Malaria menular lewat gigitan nyamuk Anopheles yang tinggal di daerah rawa, pantai pelabuhan dan tepi hutan.
Anak merupakan usia rentan untuk terkena malaria. Selain di Indonesia Timur, endemis malaria juga terdapat di Indonesia bagian Tengah dan beberapa wilayah seperti Sumatra, Kepulauan Seribu, Cilacap, Purworejo, Pelabuhan Ratu, Sukabumi dan pantai Anyer yang kerap menjadi tujuan liburan. Cara menjaga diri dari nyamuk adalah dengan mengoleskan anti nyamuk yang mengandung DEET. Obat-obatan untuk pencegahan dapat diberikan pada beberapa kasus, namun konsultasikan dulu pada dokter.
# Hepatitis A
Penyakit hepatitis A kebanyakan diakibatkan pencemaran makanan. Bagian tubuh yang diserang biasanya adalah hati (liver). Hepatitis A memiliki masa inkubasi cukup panjang. Jadi meski penularan terjadi saat liburan. Gejalanya bisa muncul beberapa minggu kemudian. Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi dan menjaga kebersihan.
Referensi :
- Center for Disease Traveler’s disease. Http://wwwnc.cdc.gov/travel/page/disease.htm. Januari 2011
- British Columbia Ministry of Health. Travelling with infant and children. Januari 2004.