[pullquote]Curhat biasa dilakukan ketika seseorang menghadapi suatu masalah. Pilih-pilih siapa yang bisa diajak curhat dan adakah manfaatnya dari sisi psikologi?[/pullquote]
Curhat kerap dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu permasalahan. Dengan curhat, seseorang dapat menumpahkan semua uneg-unegnya serta mengurangi beban yang dirasakannya. Meski kebanyakan curhat dilakukan oleh kaum wanita, namun pria pun terkadang melakukan hal yang sama.
Curhat bisa menyangkut banyak hal, mulai dari seputar permasalahan keluarga (pasangan, anak atau orangtua), pekerjaan, pendidikan, lingkungan sosial ataupun masalah lainnya.
Siapa yang bisa diajak curhat?
Pada dasarnya, curhat bisa menjadi suatu kegiatan dalam menganalisis apa yang dialami dan dapat pula sebagai ajang instropeksi diri, untuk menakar kemampuan dalam menghadapi permasalahan. Dalam hal ini, curhat harusnya dilakukan dengan orang yang tepat dan tidak bisa dilakukan dengan sembarang orang.
Kepercayaan menjadi landasan utama ketika ingin curhat pada seseorang. Teman curhat bisa saja teman, sahabat, saudara, sepupu, atau bahkan orangtua. Tergantung pada apa yang hendak dicurhatkan. Jika yang ingin dicurhatkan bersifat pribadi tentu teman yang akan diajak curhat harus benar-benar dapat dipercaya.
Menyangkut tujuan curhat, bisa dibedakan menjadi curhat yang hanya perlu didengar dan curhat yang memerlukan tanggapan serta solusi. Terkadang orang-orang tertentu hanya ingin curhat untuk sekadar didengar namun tidak berharap dikomentari. Namun untuk orang yang sedang dalam permasalahan serius, sebaiknya curhat dilakukan pada orang yang kompeten (seperti psikolog) untuk mendapatkan tanggapan maupun solusi yang tepat.
Tak curhat bisa jadi masalah
Dalam beberapa hal, curhat memberi banyak manfaat ketika dilakukan dengan orang, waktu serta tempat yang tepat. Ketika seseorang sedang dalam keadaan emosional, curhat bisa menjadi sarana untuk menumpahkan emosi.
Dalam dunia digital seperti sekarang ini, curhat bisa dilakukan dengan mudah menggunakan berbagai fasilitas teknologi yang ada seperti gadget, misalnya. Namun curhat akan jauh lebih efektif apabila dilakukan secara langsung atau dengan bertatap muka.
Dengan bertatap muka, memungkinkan terjadinya kontak antara yang curhat dengan teman curhat. Teman yang diajak curhat akan dapat menangkap ekspresi wajah atau gerak tubuh teman yang sedang curhat sedangkan orang yang curhat bisa mendapat respon positif berupa perhatian dan dukungan.
Curhat diperlukan pada saat-saat tertentu ketika seorang sedang mengalami masalah dan membutuhkan orang lain untuk mendengarkan keluh kesahnya. Namun demikian, tak semua orang terbiasa mencurhatkan apa yang mereka alami. Ada orang-orang tertentu yang merasa riskan melakukan hal ini sehingga ia lebih memilih diam dan menyimpan permasalahannya sendiri.
Sebenarnya, sikap demikian kuranglah menguntungkan apabila dilihat dari sisi psikologis karena menimbulkan berbagai dampak. Salah satunya adalah tekanan (stres) yang dapat memicu timbulnya emosi negatif. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti susah tidur, sulit berkonsentrasi ataupun gangguan fisik yang lain.
Konsultan: Dessy Ilsanty, M.Psi., Psikolog – Psikolog Klinis Dewasa