[pullquote]Prihatin dengan banyaknya mukena yang tak terawat di area publik, Widya mencoba merintis aksi peduli mukena bersih yang pada akhirnya berhasil menghimpun 1000 mukena untuk disumbangkan ke mushola yang ada di mal dan area publik.[/pullquote]
Sembilan tahun lalu, seorang ibu baru saja hijrah dari Kalimantan ke ibukota, mengikuti suaminya yang pindah tugas. Suatu hari ia mampir ke kantor suaminya di bilangan Kebon Sirih. Ketika azan berkumandang, ia bergegas mencari tempat sholat, yang akhirnya ia temukan di belakang sebuah gedung teater.
Setelah mengambil air wudhu, ia terperanjat saat mendapati semua mukena yang berada di mushola dalam keadaan kotor, berjamur serta tak terawat. Tak ada pilihan, ia tetap mengenakan mukena tersebut meski kurang nyaman. Malamnya, ia diskusi dengan sang suami. Tercetuslah ide untuk menyisihkan uang belanja untuk membeli mukena untuk didistribusikan ke beberapa mushola di Jabodetabek.
Itulah awal mula munculnya “Aksi Mukena Bersih.” Perempuan bernama Widya Puteri lah penggagasnya, yang memiliki pengalaman di atas.
Tentang Mukena Kita
Sekitar tahun 2008, Widya terjun ke dunia bisnis kosmetik dari salah satu brand dan menjadi owner online cake shop. Dari sana, wanita kelahiran Martapura 4 September 1985 ini mulai membina jejaring dan mengajak teman-teman untuk ikut peduli dalam gerakan tukar rawat mukena. Aksi Widya disambut baik oleh teman-temannya. Ada yang menyumbang dana untuk membeli bahan mukena, ada yang menawari jasa laundry, dan ada pula yang menawari jasa menjahit mukena.
Atas dorongan beberapa teman, sekitar tahun 2011 Widya mulai menunjukkan aksi peduli tukar rawat mukena dengan meluncurkan website www.mukenakita.org Dengan tagline “Dipakai bersama, dijaga bersama.” Mukena Kita diharap bisa menjadi solusi bagi yang ingin menunaikan ibadah sholat secara nyaman dan tenang saat berada di mushola yang berada di area publik, seperti mal, SPBU, terminal, stasiun, bandara, pelabuhan, dan sebagainya.
“Saya namakan Mukena Kita, agar setiap orang yang memakainya merasa memiliki mukena tersebut sehingga mereka turut menjaganya. Mereka yang memakai mukena mau mengembalikan mukena ke tempat semula dengan rapi dan menggantungnya bila pada area wajah sedikit basah,” tutur Widya.
Bila awalnya mukena dibeli di pusat grosir, sejak tahun 2012, mukena kami jahit sendiri dengan tanda khusus bertuliskan “Mukena Kita“ di bagian depan bawah mukena. “Mukena berbahan katun terbaik, dijahit rangkap dua dan memakai ciri khas warna hijau. Warna hijau sengaja dipilih karena identik dengan warna surga, yang menyejukkan,” kata Widya.
1000 Mukena
Jumlah mukena yang sudah dihimpun oleh Mukena Kita dari tahun 2012 telah mencapai 1000 mukena. Satu mushola di mal bisa mendapat jatah lima Mukena Kita. Tapi sayangnya tiap mal memiliki jumlah musholla yang berbeda. Seperti halnya mal yang berada di Jakarta Selatan, satu mal bisa memiliki lima mushola di tiap lantainya sehingga perlu mukena lebih banyak. Musholla mal yang sudah sudah ditangani Mukena Kita se-Jabodetabek berkisar 20 mal.
Menurut Widya semua bergantung pada kesediaan relawan. Dimana ada relawan yang bersedia dan mengajukan diri untuk memegang suatu mushola di area publik tertentu. Maka tim managemen Mukena Kita akan segera mengirim mukena ke tempat tersebut. Kini Mukena Kita telah merambah mushola di Bandara Sukarno Hatta, terminal Bungurasih (Surabaya) dan stasiun Depok.
Merekrut relawan untuk Mukena Kita
Jemput antar mukena di mushola mal dan area publik lainnya langsung ditangani oleh Widya dan tim relawan. Sedangkan Widya sendiri memegang mushola di mal seputaran Serpong. Mekanisme perekutran relawan dilakukan secara online. Biasanya relawan akan diarahkan untuk masuk ke website Mukena Kita. Selanjutnya mereka diminta mengisi kolom pendaftaran. Setelah tanya jawab dari managemen dan sesuai kesepakatan, maka relawan akan dikirimi sejumlah mukena untuk ditukar secara bergiliran di mushola yang dituju.
Relawan akan mengantar Mukena Kita yang baru, seminggu berikutnya mereka akan mengecek dan menggantikan mukena yang kotor dengan yang baru. Sebagai tanda bukti, relawan akan menggambil gambar proses ini dan selanjutnya dikirimkan ke manajemen. Relawan juga bertugas mencuci mukena tersebut dan merawatnya. “Sampai saat ini jumalh relawan yang terdaftar sebanyak 30 orang,” kata Widya.
Pengalaman tak terlupakan
Dalam menjalankan Mukena Kita, pada awalnya Widya datang untuk mensurvei suatu mushola di mal atau area publik, dan melihat apakah mushola tersebut menyediakan mukena. Berdasarkan pantauan Widya ada beberapa mal hanya menyediakan tempat sholat namun tidak menyediakan mukenanya. “Kalaupun ada, saya akan bertanya siapa yang bertugas mencuci mukena tersebut. Jika memang sudah ada yang merawat biasanya kami memberikan tip untuk orang yang merawat mukena tersebut,” katanya.
Ada pengalaman tak terlupakan saat Widya menjalankan aktifitasnya. Suatu kali saat sedang membereskan mukena di sebuah mushola, ia didatangi satpam. “Sedang apa Bu? Tadi saya lihat mukenanya ada lima, kok sekarang jadi berkurang?”
Widya dibawa ke pos sekuriti dan diintrogasi. Dengan sabar Widya menjelaskan bahwa ia mengambil dan mengganti mukena yang kotor dengan Mukena Kita yang baru dan bertanda khusus. Widya menambahkan bahwa hal ini ia lakukan agar orang-orang yang sholat bisa beribadah dengan tenang. Setelah beberapa kali datang ke mushola mal tersebut akhirnya wajah Widya sudah amat dikenal oleh sekuriti.
Impian masa tua
Widya amat menikmati aksinya ini, sudah menjadi bagian dari aktivitasnya mengurus rumah dan bisnis online yang sudah digelutinya. Dalam menjalankan aktivitas ini Widya kerap melibatkan kedua buah hatinya, Aditya Rahman (8) dan Adelia Shafira (5). “Sepulang mereka sekolah, saya sering ajak mengambil mukena kotor. Mereka turut mengambil dari rak, dan memasukkan ke keranjang. Alhamdulillah mereka sangat antusias mengambil mukena kotor dan menggantinya dengan yang bersih.”
Aksi peduli Mukena Kita yang digagas Widya mendapat dukungan penuh dari sang suami, Arisandy. Bahkan Widya bersama suami bercita-cita suatu hari nanti ketika suami sudah pensiun mereka berencana mendirikan yayasan yang tidak hanya menyediakan mukena saja namun juga seluruh atribut untuk sholat. “Kami ingin aksi Mukena Kita naik tingkat menjadi Mushola Kita. Kami berencana berkeliling mushola dan membedahnya, mulai dari karpet, lemari, gantungan mukena dan yang lainnya,” ucap Widya menutup perbincangan.
Sebuah langkah besar selalu dimulai dengan langkah kecil. Semoga apa yang dicita-citakan Widya Puteri dapat terwujud.