[pullquote]Membenturkan kepala, menggigit tangan, memukul kepala, mencubit, atau menggaruk secara berlebihan seringkali kita temui pada anak berkebutuhan khusus. Mengapa perilaku ini sering muncul?[/pullquote]
Beberapa perilaku menyakiti diri seringkali muncul terutama pada anak berkebutuhan khusus (ABK) dan terkadang kita tidak menyadari mengapa mereka berperilaku demikian. Apakah mereka tidak merasa kesakitan? Apakah mereka tengah dalam kondisi tidak nyaman akan sesuatu? Ataukah ada hal lain yang menyebabkan mereka menunjukkan perilaku-perilaku tersebut.
Berikut ini beberapa faktor yang bisa menyebabkan perilaku menyakiti diri sendiri:
1. Arousal
Level of arousal seseorang sangat berhubungan dengan perilaku menyakiti diri sendiri. Dengan menyakiti dirinya sendiri, anak dengan low level of arousal akan mendapatkan sensasi lebih untuk menaikkan level of arousal mereka. Sebaliknya, anak-anak dengan high level of arousal berperilaku demikian bisa untuk menurunkan arousal mereka seperti menurunkan emosi, ketegangan maupun kecemasan yang dirasakannya.
2. Sensori
Kemampuan seseorang untuk memroses informasi sensori yang diterima tubuhnya berbeda-beda. Ada anak-anak yang membutuhkan masukan sensori yang besar untuk ia bisa meresponnya. Ketika mereka menyakiti dirinya sendiri, sensasi dalam jumlah besar baru bisa diartikan dan direspon oleh tubuh. Sebagai contoh, ketika mereka membenturkan kepala dengan kencang ia baru merasakan sakit.
3. Frustasi
Anak-anak dengan kemampuan komunikasi yang kurang baik seringkali merasa frustasi. Hal ini dikarenakan ia kesulitan untuk memahami apa yang dikatakan caregiver kepadanya, sebaliknya caregiver kesulitan untuk memahami apa yang ia inginkan, atau tidak segera mendapatkan apa yang ia inginkan. Hal-hal tersebut mampu meningkatkan perilaku menyakiti diri sendiri pada anak berkebutuhan khusus.
4. Mencari perhatian sosial
Ketika anak menyakiti dirinya sendiri, caregiver menjadi memberi perhatian lebih terhadap anak sehingga ia akan berperilaku tersebut untuk menarik perhatian caregivernya.
Tip bagi caregiver
- Langkah pertama yang kita lakukan adalah mencari penyebabnya, sehingga kita bisa memahami dan mengetahui langkah apa yang akan kita lakukan untuk mengatasinya.
- Memberikan strategi atau alternatif lain yang bisa digunakan untuk membantunya mengungkapkan apa yang ia inginkan atau memahami apa yang caregiver inginkan.
- Caregiver (orangtua, pengasuh, guru) sebaiknya memahami apa yang dibutuhkan anak. Ini sangat penting dalam upaya mengurangi munculnya perilaku menyakiti diri sendiri.