[pullquote]Ada banyak manfaat dari ASI untuk bayi. Tak hanya sekadar menjadi asupan utama yang mendukung pertumbuhan fisiknya saja, pemberian ASI pun menjadi sarana menjalin ikatan secara psikologi antara bayi dan orangtuanya.[/pullquote]
Secara teoritis kelekatan atau attachment atau seringpula disebut dengan bonding adalah ikatan emosional yang menetap yang kuat, bertimbal balik antara bayi dan pengasuh (orangtua) dan berperan penting pada kualitas hubungan selanjutnya.
Mary Ainsworth (1969) menyebutkan beberapa bentuk kelekatan orangtua dan anak :
1. Kelekatan Aman (secure attachment) yang paling ideal. Pola ini terjadi ketika anak menangis saat Ibu meninggalkan dan menyambut gembira ketika ibu menghampirinya. Anak menganggap orangtua merupakan secure base dimana anak merasa nyaman. Hal ini juga bisa diilustrasikan saat proses kegiatan pemberian ASI, dimana bayi akan menangis ketika lapar dan merasa tenang setelah Ibu memberikan ASI. Bayi saat itu akan merasa aman dan nyaman
Selain itu, aktivitas seperti bermain antara orangtua dan bayi juga meningkatkan bonding. Hal itu terutama jika banyak sentuhan fisik, kontak mata antara bayi dan orangtua dan komunikasi. Bersenandung sambil mengendong bayi dan menari-nari juga dapat meningkatkan kelekatan bayi dan orangtuanya. Bayi akan merasa senang, tertawa dan bahagia.
2. Kelekatan menghindar (avoidance attachment), terjadi dimana anak memiliki sedikit interaksi dengan orangtuanya. Anak cenderung tidak menangis jika ditinggal oleh orangtuanya, dan tidak menghampiri ibunya ketika membutuhkan sesuatu. Rasa tidak aman ditunjukkan dengan menghindar.
3. Kelekatan Ambivalen-Resistan, terjadi jika anak gelisah sebelum ibu pergi dan menjadi sangat marah ketika ibu meninggalkannya.
4. Kelekatan tidak teratur-tidak terarah, bayi dengan pola ini tampak tidak teratur, bingung dan takut untuk mencari kedekatan dengan Ibu.
Proses terjalinnya bonding melalui ASI
Secara biologis, mekanisme pembentukan bonding antara ibu dan bayi saat menyusui, terjadi ketika hormon oksitosin (atau seringkali disebut sebagai hormon kasih sayang) aktif berproduksi saat Ibu menyusui bayi. Ketika hormon ini bekerja, produksi ASI juga meningkat dan menimbulkan perasaan tenang dan nyaman pada bayi. Saat itulah bayi dapat merasakan kedekatan dan cinta kasih dari Ibunya. Saat di mana hormon oksitosin tersebut bekerja, maka Ibu sangat diharapkan untuk tidak memiliki pikiran yang negatif saat menyusui bayi dan selalu mengusahakan adanya kontak mata saat menyusui bayi.
Secara psikologis, pada kegiatan menyusui bayi juga membentuk rasa percaya yang mendasar atau oleh Erikson disebut sebagai basic trust. Jika ibu mampu untuk memberikan respons yang sesuai saat bayi lapar dan membutuhkan ASI, lalu segera mendekat dan memberikan ASI maka pola kelekatan yang aman akan terbentuk . Bayi akan percaya bahwa Ibu dapat memenuhi kebutuhannya. Sebaliknya, jika ibu tidak memberikan respons yang sesuai misalnya bersikap acuh dan cuek terhadap kebutuhan bayi maka bayi akan terbentuk rasa tidak percaya pada Ibu.
Manfaat menyusui untuk psikologi bayi
Banyak sekali manfaat yang didapatkan dari pemberian ASI dan ikatan emosi yang terbentuk selama proses pemberian ASI. Berdasarkan penelitian, manfaat psikologis yang akan dirasakan oleh bayi adalah:
- Terhindarnya dari masalah kesehatan mental seperti psikosomatis, agresif, gangguan konsentrasi, depresi, gangguan menarik diri dan lain sebagainya.
- Bayi akan merasa sangat dicintai oleh Ibu, sehingga kelak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang bahagia.
- Hormon yang terbentuk selama pemberian ASI akan menimbulkan sensasi nyaman, sehingga bayi akan lebih mudah untuk tertidur lelap selepas menyusui.
- Akan terbentuk perasaan dekat, lekat dan kebersamaan antara ibu dan bayi sehingga bayi akan merasa aman.
Manfaat menyusui untuk psikologi ibu
Ikatan emosi atau bonding yang terjalin saat pemberian ASI memberikan manfaat psikologis pada Ibu, antara lain :
- Ibu akan merasa sangat berharga (harga diri yang meningkat) karena dapat memenuhi kebutuhan bayinya yang menyusui.
- Ibu lebih percaya diri untuk mengasuh bayi di masa yang akan datang.
- Pelepasan hormon oksitosin ketika memberikan ASI pada bayi meningkatkan perasaan tenang, nyaman dan cinta pada bayi.
- Bayi menjadi lebih sehat dan bahagia, sehingga Ibu secara psikologis akan merasa lebih secure atau merasa aman.
Jika bonding terjalin….
Apa sebetulnya keutamaan jalinan kelekatan ini ketika anak dewasa? Kelekatan aman (secure attachment) sejak bayi kelak akan sangat berpengaruh pada kompetensi emosi, sosial, dan kognitif ketika ia menginjak usia dewasa. Semakin anak lekat dengan orangtua sejak usia dini, maka akan semakin mudah anak berinteraksi dengan orang lain. Hal itu terjadi karena sejak bayi ia sudah merasa aman (secure). Anak yang memiliki kelekatan dengan orangtua juga tumbuh menjadi pribadi percaya diri, memiliki harga diri, berani, memiliki persahabatan yang erat yang dimulai sejak anak usia 3-5 tahun dan aktif dalam berkegiatan.