[pullquote]Saat ini, punya anak pintar saja tidak cukup. Ia juga perlu memiliki prilaku cerdas yang menunjang kesuksesannya di masa yang akan datang. Pola asuh dari orangtualah yang menjadi penentunya.[/pullquote]
Seorang anak adalah wujud dari segala impian dan harapan dari ayah serta ibunya. Orangtua manapun menginginkan anak tersayangnya menjadi anak yang cerdas dan bahagia. Bagaimana cara orangtua membesarkan si Kecil akan sangat memengaruhi kecerdasan maupun kebahagiaannya di masa dewasa nanti.
Apakah pola asuh itu ?
Sebelumnya, perlu kita ingat kembali bahwa ada dua faktor terpenting yang memengaruhi perkembangan seorang anak, yaitu faktor nature dan nurture. Nature adalah apa yang telah diberikan oleh Tuhan pada anak, baik secara fisik maupun mental. Ini juga termasuk bentuk tubuh, usia, dan kecerdasan yang dimiliki anak sejak ia dilahirkan. Hal-hal yang tak dapat diubah dan harus diterima apa adanya.
Sedangkan nurture adalah bagaimana si Kecil diasuh dan dibesarkan. Hal ini tentu saja sangat memengaruhi tumbuh kembangnya. Yang termasuk ke dalam nurture adalah kecukupan nutrisi, stimulasi, pola asuh, dan lain sebagainya. Sedangkan pola asuh sendiri adalah sebuah gaya pengasuhan tertentu yang relatif konsisten diterapkan oleh orangtua pada anaknya.
Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam mengasuh anak termasuk ke dalam cakupan pola asuh ini. Tiga hal penting yang masuk ke dalam pola asuh adalah :
1. Merawat. Bukan hanya memastikan si Kecil selalu dalam keadaan bersih (memandikan dan membersihkan), juga menjaga agar ia mendapatkan segala yang dibutuhkan dalam masa tumbuh kembangnya. Misalnya memberikan si Kecil ASI sampai usia 2 tahun, membawanya ke dokter untuk imunisasi lengkap, dan lain sebagainya.
2. Sosialisasi. Ketika anak memasuki masa pengenalan lingkungan, ia mulai mengerti bahwa antara dirinya dan orang lain ada hubungan timbal balik. Orangtua perlu mengajarinya bersosialisasi, bagaimana bersikap dan membawa diri sesuai norma sosial yang berlaku. Entah itu di rumah, sekolah, termasuk juga di ruang publik.
3. Komunikasi. Yang lebih didahulukan adalah komunikasi ‘hati’, artinya, orangtua menyampaikan pada anak bahwa ia disayang, dan dipercaya. Selanjutnya baru beralih pada nilai-nilai, minat dan perilaku. Beri kesempatan pada si Kecil untuk memahami serta memberikan respons sesuai usianya.
Berbagai macam pola asuh
Jenis pola asuh terbagi menjadi empat dan disusun berdasarkan derajat kontrol orangtua versus derajat kehangatan pada anaknya. Keempat jenis pola asuh ini adalah :
1. Uninvolved (tidak terlibat)
Kontrol orangtua rendah, kehangatan pun kurang. Ini adalah pola asuh yang bisa dikatakan ‘cuek’ atau ‘tak acuh’. Mereka tetap memenuhi kebutuhan dasar anak, namun mengabaikan sisi emosinya. Contohnya saat meminta anak untuk belajar, namun orangtua tidak menemani maupun mengawasi anak saat ia belajar.
2. Indulgent (permisif)
Kontrol orangtua rendah, namun kehangatan tinggi. Saking tingginya, anak jadi diperbolehkan untuk mengikuti apa keinginannya, seakan dialah yang menjadi ‘bos’ dari orangtuanya. Orangtua tidak mengarahkan atau memberi aturan yang jelas. Contohnya saat meminta si Kecil untuk belajar, tapi anak lebih memilih untuk bermain, orangtua lalu membiarkannya saja.
3. Authoritative (demokratis)
Kontrol orangtua tinggi, kehangatan pun tinggi. Pola asuh ini sangat kondusif bagi anak untuk berkreasi sendiri namun tetap dalam pengawasan dan batas-batas yang diberikan oleh orangtua. Misalnya ketika anak diminta belajar, orangtua menemani dan membantunya saat dibutuhkan. Orangtua dengan pola asuh ini umumnya senang berdiskusi dengan anak-anaknya.
4. Authoritarian (otoriter)
Kontrol orangtua tinggi, namun derajat kehangatan dengan anak rendah. Kondisi seperti ini membuat anak jadi serba takut karena orangtua hanya memberikan instruksi yang harus dipatuhi, tanpa ada diskusi. Anak-anak diharapkan patuh sepenuhnya pada keinginan orangtua. Keseharian anak sudah ada jadwalnya dan mereka diminta mengikuti tanpa boleh protes.
Nah, manakah pola asuh yang paling sering ibu terapkan pada si Kecil ?
Pola asuh dan kepribadian anak
Faktanya, tidak ada yang salah atau benar dari keempat pola asuh ini. Karena sesungguhnya, keempat gaya pengasuhan ini dapat diterapkan secara bergantian sesuai dengan situasi maupun kondisi yang dihadapi. Namun biasanya ada salah satu pola asuh yang lebih konsisten dibandingkan yang lain dan sangat besar pengaruhnya dalam membentuk kepribadian anak.
Berikut adalah efek atau dampak dari keempat pola asuh jika dijalankan secara konsisten (jarang bergantian dengan pola asuh lain):
- Uninvolved: Kurang percaya diri, kurang dewasa, kurang perhatian, sulit menyesuaikan diri, spontanitas tinggi, dan selalu berani mencoba.
- Indulgent: Anak menjadi manja, kurang dewasa, kurang teratur, egois, gampang menyerah, sulit berdisiplin, namun kepercayaan dirinya tinggi, kreatif dan asertif.
- Authoritative: Selalu terlihat ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri tinggi, mampu terbuka pada orang lain, tidak mudah merasa ‘down’ atau ‘moody’, memiliki prestasi yang baik di sekolah.
- Authoritarian: Pencemas, kurang percaya diri, pendiam, sulit memutuskan sesuatu, pemberontak, mudah tertekan, namun memiliki disiplin tinggi, mandiri, bertanggung jawab dan idealis.
Oleh karena itu, adopsilah pola asuh efektif yang menerapkan keempat gaya pengasuhan tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya kala anak sedang dalam bahaya, tentunya penerapan pola asuh authoritarian lebih diutamakan, sedangkan ketika anak sedang berkreasi, pola asuh gaya indulgent lebih cocok untuk diterapkan.
Oleh karena itu, baik ayah maupun ibu perlu memerhatikan pola asuh yang diterapkan pada anak agar si Kecil dapat menjadi pribadi yang tidak hanya pintar, sehat dan bahagia, tapi juga cerdas dalam berprilaku.
Pertama usia anak (1000 hari pertama) dan hanya terjadi sekali seumur hidup. Dalam periode 1000 hari pertamanya inilah, orangtua perlu memerhatikan kecukupan asupan nutrisi anak, serta memberikannya stimulasi yang disesuaikan dengan tahapan usianya. Kedua hal ini sangat penting dalam menunjang perkembangan sirkuit di otak dan menjadi dasar bagi pembentukan anak yang berprilaku cerdas dan cerdas berprilaku.
No Comments
Yth Ibu Romi…bagaimana kalau pola asuh yang sudah berjalan salah, saat ini anaknya sudah kelas 1 dan 2 SD. Apakah bisa dirubah?bagaimana caranya?
Terima kasih Bu..mohon izin dishare.
Regards,Mama Ira.