[quote type=”center”]Bayi baru lahir rentan terhadap berbagai infeksi. Oleh sebab itu bayi baru harus diberikan beberapa jenis vaksin. [/quote]
Berikut adalah berbagai jenis vaksin yang harus diberikan di tiga bulan pertama usia si kecil :
Vaksin polio
Vaksin polio diberikan setelah anak dilahirkan sebelum pulang, selanjutnya pada usia dua bulan biasanya bersamaan dengan vaksinasi DTP hingga total sebanyak empat kali.
Polio merupakan penyakit lumpuh layuh yang disebabkan virus, menular lewat saluran cerna, menyerang otak dan susunan saraf belakang menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini tidak ada obatnya tetapi untungnya bisa dicegah lewat vaksinasi.
DTP
DTP merupakan singkatan dari Difteri Tetanus dan Pertusis. Vaksinasi ketiganya digabung menjadi satu untuk memudahkan pemberian. Difteri adalah penyakit saluran napas dengan gejala khas selaput warnah keabuan di area tenggorokan menyebabkan anak sulit bernapas. Sedangkan Tetanus adalah penyakit disebabkan kuman clostridium tetani yang bisa menyebabkan anak menjadi kejang dan kaku.
Pertusis atau batuk seratus hari sering menyerang bayi dan sangat mudah menular. Vaksinasi DTP diberikan pada umur setelah atau sama dengan enam minggu. DTP bisa dikombinasikan dengan vaksin hepatitis B atau HiB (combo). Vaksin ini memerlukan booster (pengulangan untuk memperkuat efek perlindungan) pada usia 18 bulan dan lima tahun. Untuk tetanus dilanjutkan pada usia sekolah dasar.
BCG
BCG adalah vaksin untuk mencegah kuman tuberkulosis (TBC). Penyakit ini masih umum terjadi di Indonesia dan ditularkan lewat saluran napas orang dewasa ke anak-anak. Keberhasilan vaksin BCG bervariasi tetapi dapat mencegah tuberkulosis yang berat (misalnya tuberkulosis yang menyerang otak atau tuberkulosis luas). Vaksinasi BCG optimal diberikan pada umur 2-3 bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan sesudah umur 3 bulan perlu dilakukan uji tuberkulin dulu (yaitu tes untuk menguji infeksi TBC). Bila tidak memungkinkan vaksin tetap dapat diberikan dan diobservasi 7 hari. Bila ada reaksi di lokasi suntikan, perlu pikirkan kemungkinan anak sudah terpapar kuman TB.
Hepatitis B
Virus hepatitis B dapat menular dari ibu ke bayi saat persalinan juga menyusui. Bila terkena pada usia anak anak sebagian besar akan menjadi kronik. Vaksin dari penyebab penyakit liver terbanyak di Indonesia ini dapat didiberikan dosis pertama pada 12 jam setelah lahir dan pada usia 1 bulan, selanjutnya pada usia 6 bulan.
Hib
Haemophilus influenzae type b adalah kuman penyebab meningitis (radang selaput otak), pneumonia (radang paru paru), epiglottitis (infeksi saluran napas), dan saluran telinga. vaksinasi terhadap kuman ini diberikan setelah usia dua bulan bersama dengan DPT, sering diberikan secara kombo.
PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)
Vaksin konjugat pneumokokus dapat diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 7-12 bulan, diberikan dua kali dengan interval 2 bulan. Pada umur >1 tahun diberikan satu kali, namun perlu dosis ulangan setelah usia >12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Bila anak sudah di atas usia 2 tahun, pneumokokus hanya diberikan satu kali saja. Kuman pneumokokus masih menjadi salah satu penyebab utama radang paru paru pada bayi, bisa pula menyerang susunan saraf pusat dan telinga bagian tengah.
Rotavirus
Pencegahan lewat vaksin rotavirus sudah diperkenalkan sejak tahun 2006, namun baru beberapa tahun belakangan ada di Indonesia. Vaksin ini tidak disuntikkan melainkan ditelan seperti halnya vaksin polio. Dosisnya bisa dua atau tiga dosis tergantung darI jenis vaksin apakah monovalen atau pentavalen. Dosis pertama pada usia dua bulan, kemudian empat bulan, dan enam bulan. Tetapi tidak terlambat bila vaksin diberikan pada anak lebih besar. Rotavirus menyebabkan diare pada bayi tetapi jarang pada bayi yang diberi ASI.
Vaksinasi bayi prematur
Beberapa vaksin perlu ditunda pada bayi yang prematur, misalnya saja vaksin polio oral sebaiknya diberikan sesudah bayi prematur berumur 2 bulan, demikian pula DTP, hepatitis B dan Hib. Agar lebih jelas, konsultasikan dengan dokter anak Anda.