[quote type=”center”]Bruxism atau gigi gemeretuk adalah suatu kondisi yang tidak normal di dalam rongga mulut yaitu clinching (mengatupkan gigi pada rahang atas dan bawah dengan tekanan yang berlebihan, grinding (menggesek gigi-gigi antara rahang atas dan bawah) atau bracing (mengggemeretek gigi), biasanya berlangsung dalam keadaan tidur. Pada anak-anak kasus bruxism terjadi sekitar 14%.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]E[/dropcap]fek samping dari bruxism adala gigi aus (abrasi), sehingga menjadi gigi sensitif dan menimbulkan nyeri otot pengunyahan. Pada gigi susu dampaknya sering mengenai cups atau tonjolan mahkota gigi caninus (gigi taring) dan cups gigi premolar susu. Pada anak-anak dengan kendala mental retardasi dan cerebral palsy, kasus bruxism sering terjadi, sehingga mengakibatkan gigi aus dan abrasi.
Penyebab pasti bruxism sulit diketahui, beberapa ahli menyatakan penyebabnya antara lain :
- Faktor lokal karena adanya ketidaksesuaian gigitan akibat tambalan gigi yg terlalu tinggi
- Faktor sistemik adanya penyakit epilepsi, meningitis dan gangguan pada lambung.
- Faktor psikologis, pada anak-anak kondisi psikisnya masih sangat labil sehingga mudah mengalami perubahan karena pengaruh lingkungan. Saat keinginan anak tidak terpuaskan muncul rasa frustrasi dan marah. Dalam keadaan marah anak akan melampiaskan dengan menggigit sesuatu, sehingga terjadilah bruxism.
- Bruxism juga dapat diturunkan dari orangtua. Bila orangtua mempunyai kebiasaan tidur dalam keadaan mengerat , anaknya pun demikian.
Akibat yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan bruxism
- Gigi akan aus atau abrasi sehingga akan mengakibatkan gigi ngilu
- Gusi dapat retak akibat tekanan yg kuat pada bruxism.
- Nyeri pada kepala dan nyeri pada otot-otot pipi.
- Pada anak-anak karena masih tumbuh kembang, pertumbuhan rahang dapat terganggu.
Orangtua terkadang tidak menyadari bahwa bruxism merupakan kebiasaan buruk yang membutuhkan perawatan, orangtua dapat membawa buah hatinya ke dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Perawatan yang dapat dilakukan
- Psikoterapi yang bertujuan untuk menghilangkan emosi anak yang tidak stabil. Memberitahu orangtua anak bahwa salah satu penyebab dasar bruxism adalah faktor psikologis dan bersama mereka menganalisa hal-hal yang menjadi penyebab faktor psikis.
- Menghilangkan tonjolan-tonjolan gigi yang menyebabkan bruxism, sehingga dapat menyesuaikan dengan gigitan.
- Dibuatkan alat untuk mengatasi keausan atau abrasi, alat tersebut dapat menutupi permukaan gigi pada rahang atas. Alat ini disebut mouth guard.
- Pada gigi yang sudah telanjur aus, dapat dilakukan penambalan, pembuatan jacket, atau mahkota logam.
Karena kebiasaan buruk ini disebabkan oleh multifaktor, maka dalam perawatan dan penanggulangan dibutuhkan kerjasama multidisiplin ilmu yaitu spesialis kedokteran gigi anak dan psikolog. Yang paling penting dalam perawatan ini, anak harus merasa nyaman dan aman.