[quote type=”center”]Meski tidak ada kata sembuh bagi asma, namun dengan manajemen yang baik, kita bisa bersahabat dengan asma.[/quote]
Global initiative for Athma (GINA) tahun 2012 mengungkapkan hal terpenting pada anak dengan asma adalah pencegahan. Mereka yang berisiko tinggi asma perlu dijaga untuk tidak menjadi asma. Mereka yang telah terkena asma perlu terapi agar asma tak menjadi lebih berat hingga berlanjut dewasa. Melalui pendekatan stepwise dengan menggunakan obat pelega dan obat pengontrol, kebanyakan asma bisa dikendalikan.
Kenali gejala asma
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]P[/dropcap]ada waktu kecil, anak-anak seringkali batuk dan kadang napasnya berbunyi padahal mereka tak memiliki asma. Ini terutama terjadi pada anak sebelum usia 3 tahun, menyebabkan diagnosis asma pada usia di bawah 5 tahun menjadi lebih sulit.
Gejala asma yang paling sering adalah batuk berulang, napas berbunyi, rasa terikat di dada atau napas pendek. Gejala ini bersifat hilang timbul dan dicetuskan oleh sesuatu, misalnya cuaca dingin, debu, makanan tertentu. Seringkali keluhan kambuh dini hari atau di waktu subuh membuat anak mengantuk di siang hari. Dampaknya anak menjadi tak bersekolah, rewel, dan kelamaan akan mengganggu tumbuh kembangnya bila asma tidak dapat terkontrol.
Empat kunci hadapi asma
Ada empat komponen pengobatan asma menurut GINA yang menunjang keberhasilan pengobatan:
Hubungan orangtua dan dokter : Pengobatan anak justru sebagian besar berada di tangan orang tua, karena merekalah yang setiap hari berinteraksi dengan anak. Hubungan yang baik antara dokter dan orang tua perlu sekali untuk pengendalian asma anak.
Cari tahu dan cegah faktor pecetus: Beberapa langkah yang dianjurkan GINA untuk mencegah faktor risiko:
- Hindari asap rokok. Beberapa anak kambuh asmanya bila dekat-dekat dengan orang merokok. Hindari sebisa mungkin kontak anak dengan asap rokok di manapun ia berada.
- Waspada makanan, obat, ataupun zat aditif yang bisa mencetuskan asma. asma dapat kambuh bila anak makan makanan tertentu (susu, telur, kacang-kacangan, seafood, dan sebagainya).
- Bersihkan rumah dari tungau debu rumah. Seprei atau selimut anak asma sebaiknya `dibersihkan tiap minggu dengan air panas dan keringkan di bawah sinar matahari. Bantal atau kasur sebaiknya tidak terbuat dari kapuk, hindari karpet berbulu terutama di kamar tidur.
- Hindari bulu binatang, kecoa, serbuk tanaman, atau rumah yang lembab jika itu dapat mencetuskan asma pada anak.
Nilai, atasi, dan pantau asma: Berdasarkan kekerapan kambuh, asma dikategorikan menjadi asma terkontrol, asma sebagian terkontrol, dan asma tidak terkontrol. Asma disebut terkontrol bila jarang kambuh, hanya dua kali atau kurang seminggu. Bila asma kambuh setiap hari disebut asma tidak terkontrol. Kategori ini perlu untuk menentukan pengobatan asma.
Pengobatan dengan metode Stepwise menggunakan dua macam obat yaitu obat pelega dan obat pengontrol.
- Obat pelega hanya digunakan bila anak mendapat serangan asma.
- Obat pengontrol dipakai setiap hari, terlepas anak serangan atau tidak dan dosisnya disesuaikan dengan kategori asmanya, apakah terkontrol atau tidak terkontrol.
Menaikkan dan menurunkan dosis merupakan kunci terkontrolnya asma. Jadi, obat pengontrol asma tak bisa dihentikan begitu saja bila orang tua merasa anaknya sudah tak serangan lagi. Inilah yang disebut metode stepwise