[quote type=”center”]Jaman sekarang, membangun rumah sehat mungkin tidak semudah dulu.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]B[/dropcap]andingkan kediaman orangtua atau kakek-nenek kita; halaman luas, semua kamar dilengkapi jendela besar menghadap ke halaman yang rindang, serta langit-langit rumah yang relatif tinggi.
Kini agaknya menciptakan rumah sehat bagi anak menjadi pekerjaan rumah bersama. Bukan salah anak jika ia menjadi kegemukan atau malas beraktivitas. Kadang lingkunganlah yang “menciptakan” mereka menjadi demikian. Aktivitas fisik tak hanya membuat anak sehat, tapi juga meningkatkan keterampilan sosial, meningkatkan rasa percaya diri, dan prestasi terutama pada remaja. Lingkungan yang mendukung akan memberi kesempatan anak untuk berekreasi, membentuk gaya hidup aktif yang bisa dimulai sejak dini. Sebenarnya hal ini seharusnya sudah terpikirkan ketika kita memilih lokasi rumah, dan juga menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyediakannya.
Selain mendukung anak aktif, lingkungan juga harus menjamin keamanan dan kesehatan anak. Keamanan tentu dimulai dari rumah, sudahkah anak mendapatkan udara dan juga air yang aman.
Apa yang bisa kita lakukan?
- Pastikan ruangann bebas dari debu. Debu merupakan sarang tungau yang dapat memicu alergi pada anak. Karenanya, ganti tirai jendela dan sprei secara rutin, lap debu dengan kain basah, hindari penggunaan kemoceng karena hanya memindahkan debu. Bila si kecil memiliki bakat alergi, hindari penggunaan karpet di dalam rumah.
- Cukup ventilasi. Rumah sehat memiliki sirkulasi udara yang baik. Jadi, pastikan setiap ruangan memiliki jendela yang dilengkapi dengan kassa. Bersihkan kassa dengan rutin agar debu tak menumpuk dan justru menjadi sumber penyakit.
- Keamanan piranti rumah. Kecelakaan pada anak bisa terjadi di dalam rumah. Pastikan benda-benda seperti furnitur di rumah aman bagi anak, misalnya memiliki sudut tumpul, bebas kaca, dan kokoh (tidak mudah patah atau terguling). Ini penting karena anak-anak (terutama batita) tengah banyak beraktivitas.
- Kondisi lantai. Usahakan lantai tidak licin, jika memungkinkan gunakan lantai dari kayu (paket), karena lebih aman.
Lingkungan aktif
Demi keamanan anak di dalam rumah, American Academy of Pediatrics menyarankan pada orangtua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas anak.
- Beri kesempatan anak sesekali melakukan aktivitas fisik atau rekreasi bersama di lingkungan sekitar, seperti bersepeda, bermain bulutangkis, atau bola. Saat mencari rumah, pastikan terdapat lapangan olahraga, tempat bermain, atau ruang terbuka di kompleks perumahan tersebut.
- Cari sekolah yang memiliki program yang mendukung kegiatan fisik anak.
- Ajukan berbagai saran pada pengembang setempat untuk memprioritaskan lapangan terbuka dan area bermain anak-anak, juga rute aman untuk kegiatan bersepeda atau berjalan kaki ke sekolah.
Zat berbahaya di sekitar anak
Anak membutuhkan lingkungan aman karena mereka belum sadar akan bahaya di sekitarnya. Kecelakaan merupakan salah satu penyebab kematian paling banyak terjadi pada anak, dan ini disebabkan lingkungan yang tidak aman.
- Pastikan zat zat kimia tersimpan aman di tempat yang tidak terjangkau anak, terutama di area dapur, garasi, dan kamar mandi. Jangan ganti kemasannya, karena bisa mengecohkan.
- Gunakan pengaman listrik dan cabutlah peralatan listrik yang sedang digunakan yang ada di sekitar anak.
- Jangan pernah tinggalkan anak sendirian di kamar mandi, terutama dengan bak mandi berukuran rendah karena anak bisa tergelincir atau masuk ke dalamnya. Lantai kamar mandi sebaiknya dilapisi bahan anti-licin.
- Pertimbangkan selalu keamanan anak di manapun ia berada, termasuk menggunakan car seat untuk anak yang masih kecil, hingga mengajarkan cara bersepeda dengan benar ketika ia sudah masuk sekolah.
Masih banyak agenda yang perlu dilakukan untuk memenuhi hak anak untuk hidup sehat. Memanjakan anak dengan berbagai fasilitas dan permainan tanpa aktivitas fisik bukan langkah bijak untuk kesehatan anak di masa depan.