[quote type=”center”]Anak yang sehat jiwa raganya ditentukan oleh bagaimana orangtua menjalin kedekatan hubungan dengan buah hatinya. Caranya sederhana, dengan bermain bersama-sama.[/quote]
[dropcap style=”font-size: 60px; color: #83D358;”]A[/dropcap]nda dapat bermain bersama anak dengan memainkan salah salah satu permainan konvensional seperti Board Game dan Card Game. Apakah itu?
Board Game merupakan salah satu jenis permainan konvensional yang memiliki beberapa keunggulan. Konon sejak 3500 tahun sebelum masehi, board game sudah dimainkan di peradaban Mesir kuno dan terus berkembang hingga kini.
Sampai saat ini ada beberapa board game yang sangat populer seperti ular tangga, monopoli, catur, othello.
Secara harafiah, board game adalah segala jenis permainan yang menggunakan papan atau alas untuk bermain dan biasanya dimainkan oleh lebih dari satu orang di satu meja yang sama. Berkumpulnya sekumpulan orang di satu meja untuk bermain merupakan sebuah fenomena yang hanya dapat diciptakan oleh board game. Melalui situasi ini, sebuah board game memiliki keunikan tersendiri dan berpengaruh kuat terhadap perkembangan mental para pemainnya.
Selain board game, permainan lain adalah Card Game (kartu). Sebagian orang berpikir bahwa permainan kartu itu identik dengan hal-hal yang berbau negatif atau permainan iseng pengisi waktu belaka. Tetapi sesungguhnya bermain kartu ini mengajarkan kompetisi dan bisa dimainkan di mana saja.
Manfaat board game dan card game
a. Menjalin kedekatan.
Bila melibatkan sekeluarga, board game dan card game dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan. Apalagi bila dibumbui peraturan yang lucu, misalnya pihak yang menang menorehkan bedak ke pihak yang kalah.
b. Belajar mengikuti aturan.
Sebelum bermain biasanya dipaparkan tentang aturan permainan. Dengan mematuhi dan memahami aturan yang berlaku pada permainan itu maka anak sekaligus belajar disiplin dengan aturan main yang berlaku.
c. Belajar bersikap sportif.
Melalui berbagai permainan ini, anak belajar untuk bersikap sportif. Sebuah permainan pasti akan ada yang menang maupun kalah. Dengan demikian anak akan belajar bagaimana menerima kekalahan.
d. Mengasah kemampuan kognitif.
Permainan ini bersifat kompetitif sehingga membutuhkan strategi untuk mengalahkan ‘lawan.’ Ini akan merangsang aspek kognitif anak dan memacu kemampuan berpikirnya. Selain itu, bila berlaku curang, berikan sanksi sosial kepada anak. Misalnya anak tidak diajak bermain.